*Vanesha pov.
Disinilah vanesha menginjakkan kakinya, dengan perasaan sedih dan isakan. Pemakaman. Tempat yg sangat vanesha takuti. Tapi ada hal yg lebih menakutkan dari pada itu.
Sudah beberapa kali Laura dan teman-temen lainnya menenangkan vanesha. Tetapi vanesha tak henti-hentinya menangis. Bagas pun sudah dibuat kelimpungan.
Vanesha terduduk lesu ditanah yg didepannya terdapat taburan bunga. Ia mengelus papan kayu nisan yg terdapat nama ibunya disana, lengkap dengan tanggal lahir dan wafat. Ya, mayat yg kemarin vanesha lihat adalah mayat ibunya.
Nyawa ibunya tak lagi dapat ditolong saat dokter mengatakan bahwa nyawanya telah hilang. Mungkin ini sudah waktunya mama dipanggil kepada tuhan sang pencipta. Mungkin ini saatnya mama tinggal disurga dengan damai. Tanpa merasakan kesakitan lagi dari penyakitnya.
"Mama harus tenang disana... hiks!".
"Mama jangan khawatirin vanesha lagi... hiks!".
"Vanesha akan menjadi anak baik, pintar, sopan... hiks!".
"Dan vanesha akan menjadi orang yg berhasil nanti... seperti yg mama pernah katakan dulu... hiks!".
Ucap vanesha dengan susah payah dengan isakannya. Laura yg disampingnya mengusap pundak vanesha dan menepuk-nepuk pelan, mencoba memberikan kekuatan.
"Iya sha... nyokap lo pasti bahagia disana. Tapi lo harus mencoba ikhlaskan, supaya nyokap lo tenang. Nyokap lo pasti bangga sama lo. Lo juga harus tetap tegar yah?". Ucap Laura lirih. Ia masih mengenakan seragam sekolah. Karena sebelumnya laura dan temen-teman lainnya izin sebentar untuk pergi ke pemakaman.
Keluarga dan yg lainnya pergi meninggalkan kerumunan. Teman-teman vanesha juga sudah ada yg kembali kesekolah. Tersisalah vanesha dan laura berdua disana. Disamping makam ibunya. Bagas hanya menunggunya dimobil. Membiarkan laura sahabatnya vanesha, menenangkan adiknya.
"Ra, gue mau nanya sama lo". Ucap vanesha membuka suara. Pandangannya lurus kedepan, Tanpa ekspresi.
"Nanya apa?". Ucap Laura memutar kepalanya menghadap vanesha.
"Farrel kemana? Kenapa dia jarang keliatan?".
"Soal itu...
☆☆☆☆
Sudah satu minggu vanesha tidak masuk sekolah. Hari ini juga ia tidak berniat sekolah, kalau saja Laura dan teman-teman lainnya menjemput vanesha untuk sekolah. Ada sekitar lima orang yg vanesha sangat kenal. Vanesha jadi tidak tega menolaknya. Masa iya sudah pagi-pagi datang kerumahnya ia tolak? Ia tidak sekejam itu.
Dan disinilah vanesha menghirup udara pagi yg segar. Memegang erat kedua sisi tasnya, sambil tersenyum bahagia. Sudah lama ia tak menginjakan kakinya disekolah. Ia rindu dengan somay pa'deh, dan es teh bu'deh. dan masih banyak lagi yg vanesha rindukan, termasuk para readers yg setia baca:)
Vanesha melangkahkan kakinya memasuki gerbang, bersama laura yg mengekorinya. Vanesha melempar banyak senyum kepada siapa pun.
Mungkin siswa/siswi yg lain heran dengan perubahan vanesha. Vanesha berubah drastis. Yg awalnya cuek, dingin, ketus. Menjadi murah senyum, ceria, ramah. Vanesha menjadi vanesha yg dulu. Tetapi biarpun begitu, vanesha tetaplah vanesha.
Langkahnya terhenti didepan koridor kelas sepuluh ips. Matanya menangkap sosok farrel yg berjalan berlawanan dengannya. Sambil kedua tangannya yg dimasukkan kesaku celana. Dengan earphone yang menyumbat telinganya. Tatapannya begitu datar. Mata vanesha tak lepas dari objek yg mulai melangkah mendekat, tapi vanesha masih tak bergeming.
Sampai pada akhirnya matanya bertemu dengan mata teduh milik farrel. Terasa dingin. Tetapi pandangan itu hanya bertahan selama tiga detik. Setelahnya, cowok itu membuang muka dan tetap melangkah melewatinya. Menganggapnya seperti orang asing.
Vanesha merasa matanya memanas. Dadanya begitu sesak. Sedetik kemudian ia tersenyum. Menurutnya, ditatap tiga detik oleh cowok itu lebih dari cukup. Cukup untuk melepas rasa rindunya.
"Ra, lo benar. Dia berubah yah?". Ucap vanesha lirih pada laura. Laura yg melihat raut wajah vanesha nampak tidak tega.
"Are you okay?".
"Ya".
"Semua akan baik-baik aja, sha. Lo hanya butuh kesabaran". Ucap laura menenangkan. Mereka pun melanjutkan langkahnya menuju kelas.
☆☆☆☆
"Vanesha! Kamu kenapa?? Jangan melamun terus!". Ucap guru perempuan yg sedang mengajarkan pelajaran sejarah.
"Eng-engga bu".
"Kamu dengar apa yg saya jelaskan tadi??". Vanesha hanya menunduk tak menjawab. "Cepat basuh wajah kamu, biar fress. Dari tadi ibu sudah jelaskan panjang lebar, kamu malah melamun terus!". Lanjutnya yg tak ada ramahnya.
"Baik bu". Vanesha hanya pasrah. Dan izin pergi ke toilet.
Karena toilet lantai bawah penuh dengan siswi yg sedang mengganti baju olahraga, akhirnya dengan lesu, vanesha melangkah menaiki tangga, menuju toilet lantai dua.
Ia memasuki toilet, dan berdiri didepan cermin. Vanesha membuka keran wastafel, dan membasuhkan air diwajahnya. Setelah selesain, ia melihat wajahnya dibayangan cermin.
"Gue sayang sama lo. Please, come back with me. I miss you".
Entah untuk siapa kata itu terucap dari bibir vanesha. Kata sederhana itu berasal dari lubuk hatinya, dan tercelos begitu saja lewat bibirnya. Vanesha benar-benar merasa terpuruk. Kehilangan orang yg ia sayangi lagi dan lagi. Mau sampai kapan?
☆☆☆☆
Jangan lupa VOMENTnya manteman...
Maap up nya lama pake begete
Nasib ga punya kuota begini nih😂
Intinya mah VOTE & COMENT nya selalu ditunggu...Sekarang udah terbuktikan siapa mayat itu?
Coba tebak, siapa yg nyelamatin vanesha waktu dikolam renang?
Dan kenapa farrel berubah?
Komen aja yaw💬💬💬See you💕
Lusi wulandari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy vs Cewek Galak
Teen Fiction☆first publish 1juni2018☆ Highest rank: #51 in teen fiction [2/08/2018]. _________________________________ 'Vanesha adriyani puspita'. Gadis yg terkenal dingin, cuek, dan berkata ketus. Dulu gadis itu adalah gadis yg periang dan ceria. Namun ia beru...