*Author pov.
"Sha, lo pulang bareng siapa? atau mau bareng gue?". Ucap Laura sambil menggendong tasnya. Karena memang jam sekolah sudah selesai, dan para murid diperbolehkan untuk pulang kerumah masing-masing.
"Entahlah". Jawabnya seadanya. Karena memang kalau meminta bagas menjemputnya, pasti tidak bisa, abangnya itu pasti sangat sibuk menyiapkan ketinggalannya dihari yg lalu ketika izin ngampus.
Ekor mata vanesha mengikuti pergerakan cowok yg berjalan diparkiran. Tidak lain cowok itu adalah farrel. Laura yg memperhatikan vanesha sejak tadi, mengikuti arah pandangannya. Senyum sumringai tercetak dibibir laura. Sebuah ide muncul dikepalanya.
"Kayaknya lo harus coba ngedeketin dia lagi deh". Ucap Laura yg mendapat tatapan bingung dari vanesha.
"Maksudnya?".
"Ck! Lo berusaha balikin ingatan farrel. Perjuangin, lo kan masih pacarnya".
"Iya kalau dia ingat, kalau enggak?".
"Menurut film drakor yg gue tonton, ingatan seseorang akan kembali saat kejadian masa lampaunya terbayang. Ngerti?". Vanesha menggelengkan kepalanya dengan polos.
"Yaudah gini deh sha. Lo kesana, minta farrel pulang bareng. Dulu lo kan sering pulang bareng tuh, nah sapa tau aja ingatan itu cowok kembali lagi. Gitu".
Vanesha hanya ber-oh ria. Senyum senang tercetak diparas cantik vanesha.
"Tapi kalau dia gak mau gimana ra?". Seketika senyum vanesha memudar.
"Ya coba dulu neng... oneng. Jangan takut gagal dulu sebelum mencoba". Ucap laura sok iye. "Udah sana, sebelum ketikung". Lanjutnya sambil mendorong tubuh vanesha.
Vanesha melangkah dengan ragu-ragu. Panas dingin mulai menerjang suhu tubuhnya. Keringat mengucur diwajahnya. Ia sudah berulang kali mengucapkan basmalah.
Ia menengok kebelakang mencari sosok laura yg tiba-tiba menghilang dari posisi awalnya. Enyahlah besok kau sahabat laknat:')
Langkah vanesha semakin dekat, menyisakan selangkah dengan farrel. Cowok itu sibuk mengecek tasnya yg diletakkan dijok motor milik farrel. Seperti sedang mencari sesuatu disana, vanesha tak ingin mempermasalahkan.
"Hai". Sapa vanesha disertai senyum manisnya. Yg membuat paras gadis itu semakin cantik.
"Lo yg waktu itu jatuh ditangga tadi kan?". Ucap farrel sambil menghentikan aktivitasnya. Dan tatapannya teralih pada vanesha.
'Aduh... kenapa masih inget sih sama yg tadi. Kesannya jadi malu-maluin'. Batin vanesha sambil merutuki dirinya sendiri.
"Hehehe... i-iya". Ucap vanesha sambil tersenyum canggung.
"Mau ngapain?". Ucap farrel tak ada ramahnya. Nadanya menjadi dingin. Vanesha jadi takut sendiri.
"Bo-boleh pu-pulang ba-bareng gak?". Sial, kenapa jadi susah banget ngomongnya sih. Vanesha merasakan tangannya gemetar, dan jantungnya sedikit lagi ingin copot.
"Gak!".
Jleb, kata singkat itu mampu menusuk hati vanesha yg rapuh saat itu.
"Boleh ya... please".
"Pergi lo sana!".
"Gue ga ada yg jemput far".
"Gue bilang enggak ya enggak! Ngerti gak sih! Lagian lo tuh siapa? Sok akrab lo".
Kejadian ini mampu mengundang pusat perhatian. Tak banyak dari mereka ada yg penasaran melihatnya. Sejujurnya, vanesha malu dengan pusat perhatian. Apalagi saat ini harga dirinya tengah dijatuhkan.
Ia juga tak menyangka farrel akan membentaknya. Dengan kata kasar dan menyakitkan. Rasanya, mata vanesha tak lagi dapat membendung air mata yg sedari tadi ingin tumpah. Ia harus menahannya lebih lama lagi, harus. Ia tak boleh bersikap cengeng didepannya.
"Sekali... aja. Please...". Ucap vanesha memohon sambil matanya berkaca-kaca.
"Lo budek ya! Gue bilang eng-".
"Gue bisa bantu kembaliin ingatan lo". Vanesha memotong ucapan farrel dengan cepat. Tatapannya meyakinkan cowok itu, agar ia bisa membantu ingatan farrel yg hilang.
Vanesha tak menyangka farrel melangkah mendekatinya. Menepis jarak diantara keduanya. Kepala cowok itu mendekat hingga tepat didepan wajahnya. Dan ia membisikkan sesuatu, yg hanya dapat didengar oleh keduanya saja.
"Gue udah ga peduli lagi dengan ingatan gue. Jadi, lo jangan berharap banyak sama gue. Apapun status atau hubungan diantara kita, gue anggep itu sudah berakhir. Dan satu lagi, lo gak lebih dari cewek ganjen yg deketin gue. Emangnya gue bodoh, mau sama lo". Ucap farrel dengan menusuk. Lalu ia tersenyum sinis sambil melangkah mundur, dan menaiki motornya.
Farrel pergi begitu saja dari hadapan vanesha. Menyisakan ia sendiri ditatap banyak orang dengan tatapan benci dan ada juga yg kasihan. Serta ada juga yg tak tanggung-tanggung menyorakinya.
Vanesha masih tak bergeming ditempatnya. Kata-kata farrel barusan berputar-putar diotaknya. Menyisakan bekas luka yg teramat dalam. Luka yg sudah pasti akan lama sembuhnya. Harapan vanesha akan kembali dengan farrel pupus saat itu juga. Tak ada yg lebih menyakitkan saat ditinggal saat lagi sayang-sayangnya.
Vanesha melangkah keluar sekolah. Kepalanya tertunduk. Dengan air mata yg terus mengalir tanpa henti. Dengan cepat, ia mengelap dengan punggung tangannya.
Berjalan sendiri dengan perasaan sakit. Ia menendang-nendang asal bebatuan kecil. Melangkah dengan gontai dan isakkan.
☆☆☆☆
Yeayy... up nya sekali banyak kan??
Aku mau tanya dung...
*cerita ini absurd ya?
*gimana sih perasaan kalian saat baca cerita ini?
*kenapa kalian suka cerita ini?
*tokoh mana yg kalian suka dan yg kalian ga suka?
DIKOMEN SAJA YA KAWAN:))Jangan lupa voment nya
Selalu aku tunggu kok...
Dan jangan lupa follow author. Okay?See you💕
Lusi wulandari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy vs Cewek Galak
Teen Fiction☆first publish 1juni2018☆ Highest rank: #51 in teen fiction [2/08/2018]. _________________________________ 'Vanesha adriyani puspita'. Gadis yg terkenal dingin, cuek, dan berkata ketus. Dulu gadis itu adalah gadis yg periang dan ceria. Namun ia beru...