*Author pov.
Hal pertama yang dikunjungi vanesha dan farrel adalah Dufan. Karena disana banyak wahana-wahana seru dan menarik. Vanesha-lah yg berinisiatif untuk pergi kesana. Ia sudah lama sekali tidak kesana. Terakhir kali, ia pergi bersama keluarganya yg utuh. Mama, papa, bagas, dan dirinya. Itu juga sudah lama sekali, sekitar lima tahun yg lalu.
Vanesha dan farrel berjalan beriringan disebuah tempat penuh wahana-wahana dan teriakan histeris pengunjung yg mencoba salah satu permainan. Vanesha menatap sekeliling dengan mata berbinar. Sedangkan farrel hanya memasang wajah flat nya, sambil kedua tangannya dimasukkan ke-hoodie yg berwarna pink. Membuat cowok itu terlihat manis.
"Far, coba yg itu yuk!" Ucap vanesha antusias, sambil menunjuk permainan yg berbentuk seperti perahu.
"Lo mau naik odong-odong itu?" Ucap farrel meremehkan disertai kekehannya.
"Itu bukan odong-odong far."
"Sama aja." Ucap farrel acuh.
"Yaudah, ayo. Gue tantang lo naik itu." Pancing vanesha.
"Jah! Kecil itu sha." Sahutnya nampak berbangga. "Ayo! siapa takut. Yg abis naik itu langsung payah, teraktir makan ya?" Lanjutnya tersenyum penuh kemenangan.
"Sipp."
Mereka pun berjalan menuju tujuan mereka. Vanesha merasakan bulu kuduknya menegang, wahana itu terlihat menyeramkan. Sedangkan farrel sedaritadi hanya tersenyum angkuh. Ia sudah sangat percaya diri. Kesempatan mana lagi, untuk ditraktir makan gratis.
Mereka sudah mendudukkan tubuh mereka disebuah permainan berbentuk perahu. Dan memasang pengaman supaya tak terjadi kendala. Vanesha menarik nafasnya panjang, ia gugup setengah mati. Takut ketika dijalankan, nyawanya tertinggal dibelakang. Sedangkan farrel nampak tenang. Ia sangat sangat sangat percaya diri.
Tidak hanya mereka berdua dipermainan itu, banyak juga yg lainnya memenuhi perahu diterbang-terbangkan itu.
"Hai." Sapa seorang gadis disamping vanesha, yg mungkin umurnya tak jauh darinya. "Tegang yah?" Lanjutnya dengan ramah.Tebakannya tepat sasaran. Vanesha hanya mengangguk pelan.
"Sedikit. Kalau lo?"
"Sama. Tapi, emang begini. Awalnya merasa takut, tapi setelah melewatinya pasti menyenangkan."
"Maksudnya?"
"Nanti juga lo ngerasain. Cukup teriak kenceng-kenceng, luapin rasa takut lo. Dan lo bakalan ngerasain semenyenangkan itu."
"Ohh... thank's ya."
"Sipp."
Vanesha sudah mengerti. Wahana itu pun bergerak perlahan, dan semakin lama semakin kencang. Vanesha mengeluarkan teriakannya, sekenceng-kencengnya. Bersamaan dengan penumpang lainnya. Ia luapkan semuanya, sebuah rasa sakit selama ini dan penderitaan. Setelah cukup legah, vanesha merasakan kebahagiaannya. Ini cukup membuatnya tersenyum bahagia, ini sangat menyenangkan.
Ia mengerti, bahwa tidak semua hidup yg ia lalui sangat menyedihkan. Ia hanya tidak melihat sisi lainnya, pandangan yg selama ini membuatnya bahagia. Memang awalnya merasa takut, akan tetapi lama kelamaan ketakutan itu sirna bersamaan dengan tawa bahagia.
Dilain sisi, farrel merasakan kepalanya pusing. Perutnya terasa mual. Ia ingin cepat mengakhiri wahana ini. Ini diluar prediksinya. Farrel sangat menyesal bahwa menantang vanesha menaiki wahana ini. Justru gadis itu sedang ketawa bahagia, melepaskan teriakannya. Sedangkan dirinya? Rasanya ingin pingsan.
Wahana permainan pun berhenti. Vanesha turun dengan senyum ceria. Sedangkan farrel buru-buru izin ke toilet, dengan alasan kebelet pipis. Terpaksa, Vanesha harus menunggu cowok itu dikursi panjang bercat putih. Karena cowok itu yg memintanya menunggu disana.
☆☆☆☆
Farrel mengeluarkan isi perutnya ditoilet laki-laki. Muntah. Ia dengan susah payah berjongkok didepan wc. Untung saja keadaan toilet cukup sepi.
Ia berjalan menuju wastafel. Membersihkan bagian mulutnya dan seluruh wajahnya supaya lebih fress. farrel menatap bayangan wajahnya sendiri dicermin. Menampilkan senyum gelinya.
"Lucu ya, gue kalah sama dia."
Setelah itu farrel keluar dari toilet dengan agak melega. Setidaknya ia tak sepusing tadi. Pasti kalau gadis itu tau kalau dia muntah, ia akan dipergokin mati-matian.
"DORRR!!"
Farrel terlonjak kaget. Tepat setelah keluar dari toilet, ia dikejutkan oleh Vanesha. Yg ia dengar setelahnya adalah gelak tawa dari gadis itu. Vanesha tertawa sambil terpingkal-pingkal. Farrel semakin dibuat kesal, ia menatap datar gadis itu yg masih saja tertawa dengan kencang.
"Jangan tawa lo. Jadi gila baru tau rasa."
"Lo... lo ngapain tadi?" Ucap vanesha dengan tawanya yg mereda.
"Kepo."
Farrel membuang muka lain arah. Itu membuat wajah vanesha mendekatinya dengan mata menyipit. Penuh selidik. Farrel yg merasa vanesha menatapnya, menatap balik dengan wajah bingung sekaligus panik. Takut vanesha menyadarinya.
"Kok ada bau yg aneh ya?" Ucap vanesha yg membuat farrel gelagapan.
"Lo- lo kentut kali?"
"Enggak ah. Kayak bau... " ucap vanesha nampak mengingat-ingat. Farrel memotongnya dengan cepat.
"Yaudah pergi aja ayo, naik yg lain."
"Oke juga."
Mereka pun pergi kembali ke tempat yg sekarang membuat farrek wanti-wanti. Sedangkan vanesha berjalan riang sambil melompat-lompat bagai anak kecil. Gadis itu nampak ceria.
"Gapapa deh gue tersiksa. Asal dia bahagia aja." Ucap farrel pelan pada dirinya sendiri. Ia tersenyum sambil menatap punggung vanesha yg jalan duluan didepannya.
☆☆☆☆
Hayooo... gimana part ini?
Jujur, aku sih merasa aneh tentang karakter farrel dan vanesha yg sekarang. Beda dengan yg dulu.
Jadi, sebenarnya disini itu sifat vanesha berubah menjadi vanesha yg dulu, gak dingin lagi ya.
Dan farrel menjadi sosok yg berbeda dari yg dulu.
Aku merasa sifat mereka berdua ketuker. Tapi gapapa. Ikuti saja alurnya. Maap-maap aja kalau agak absurd ya:))INITINYA, JANGAN LUPA VOMENT NYA YA:))...
See you💕
Lusi wulandari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy vs Cewek Galak
Teen Fiction☆first publish 1juni2018☆ Highest rank: #51 in teen fiction [2/08/2018]. _________________________________ 'Vanesha adriyani puspita'. Gadis yg terkenal dingin, cuek, dan berkata ketus. Dulu gadis itu adalah gadis yg periang dan ceria. Namun ia beru...