Chapter 11

691 26 4
                                    

Kenapa harus datang di saat aku sudah tidak ingin lagi memandang?

🌿

Pagi-pagi kelas XII-IPA-1 sudah ramai oleh suara Justin Bieber yang sedang menyanyikan lagu. Lagu Despacito mengalir di seluruh penjuru kelas dari laptop Ardian menyebabkan suara riuh yang seiring dengan jogetan heboh Ardian, Step, Tama, dan Revan. Devian yang melihat kelakuan mereka hanya geleng-geleng kepala seperti biasanya.

"Dev, ikutan sini, asik banget nih lho," kata Step yang asik menggoyang-goyangkan pinggangnya, hal ini membuat Devian menatap jijik ke arah Step dan memilih fokus kembali dengan buku ensiklopedi di hadapannya.

"Come on over in my direction, so thankful for that, it's such a blessin' yeah," Revan mulai menyanyi. "Lanjut, Tam."

Tama melanjutkan, "Turn every situation into heaven, yeah. Oh, you are my sunrise on the darkest day, got me feelin' some kind of day, make me wanna savor every moment, slowly, slowly," Tama menghentikan nyanyiannya. "Lanjut, Ste."

"You fit me, tailor-made love how you put it on, got the only key, know how to turn it on. The way you nibble on ear, the only words i wanna hear. Baby take it slow so we can last long," Step bernyanyi dengan lebay. "Lanjut, Yan."

"Ya allah kenapa gue dapet bagian yang spanyolnya," Ardian memprotes membuat Devian melirik teman-temannya. Up to date sih lagunya, tapi kenapa harus despacito coba?

Suara justin beiber menggantikan Ardian yang tak kunjung bernyanyi.

Oh, tu, tu eres el iman y yo soy el metal, me voy acercando y voy armando el plan.

Solo con pensarlose se acerela el

"Pulso," nyanyi Ardian membuat teman-temannya menatap Ardian dengan aneh.

"Oh yeah, ya," lanjutnya.

Ya me esta gustando mas de lo

"Normal," lagi-lagi suara Ardian.

Tama mendengus kesal, "Yan, ini bukan sambung lirik," protesnya.

"Abisnya susah," balas Ardian nyengir lebar.

Sedangkan yang lain mulai berjoget heboh lagi, tatapan Ardian tak sengaja melihat Arsy yang baru masuk kelas dengan lesu.

Ia menghampiri Arsy, "Arsy, lo tadi malem kenapa sih marah-marah sama gue?" tanya Ardian langsung.

Arsy menoleh ke arah Ardian dengan malas, "Gak pa-pa," sentak Arsy.

Kemudian dia melengos dari hadapan Ardian membuat Ardian menahan tangan Arsy dan membuat Arsy menghadapnya, "Arsy, lo kenapa sih?" alisnya saling tertaut saat bertanya hal itu.

Arsy melepas tangan Ardian dengan menyentaknya sedikit kasar, "Lagi kena tamu bulanan, Ardian, bisa diem gak lo!" gertak Arsy membuat Ardian terdiam.

"Jauh-jauh lo dari gue," lanjutnya dengan gimik mengusir, karena tangannya ia lambai-lambaikan.

Emang cewek kalo lagi PMS gitu ya? Seremnya ngelebihin petir yang nyambar, batin Ardian.

Melihat Arsy yang dengan kesal sudah duduk di kursinya, Ardian memutuskan untuk bergabung dengan teman-temannya lagi yang masih asik berjoget dan bernyanyi.

Mereka semakin berisik dan menimbulkan suara riuh di dalam kelas, di tambah anak-anak lain yang ikut bernyanyi. Kini mereka sudah berjoget dengan benda di masing-masing tangan mereka sampai secara tidak sengaja penghapus papan tulis yang ada di tangan Tama terlempar ke arah Arsy dan mengenai kepalanya. Membuat Arsy mengaduh kesakitan.

[HRL-2] Girlboss & TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang