Chapter 3a.

1.3K 43 0
                                    

Siapa bilang perasaan suka di pandangan pertama itu selalu indah? Buktinya Ardian menyesal pernah mengalami itu.


🌿


Hari itu adalah hari di mana dilaksanakannya upacara penyerahan jabatan oleh Ketua OSIS lama kepada Ketua OSIS baru. Semuanya riuh grasak-grusuk, ingin segera mengetahui siapa yang lolos menjadi Ketua OSIS, penyerahan jabatan Ketua OSIS Harapan Raya sudah mirip ajang-ajang bergengsi kalau segini ramenya.

Jadi, di SMA Harapan Raya, ketua OSIS ditunjuk dari pengurus OSIS yang kira-kira cocok menjadi kandidat. Kemudian 3 kandidat akan diseleksi dan nantinya akan dipilih siapa yang paling cocok menjadi Ketua OSIS.

"Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa..." terdengar suara pembawa acara yang mulai menjalankan tugasnya.

Giliran pada Kepala Sekolah yang mempersilahkan calon-calon Ketua OSIS untuk menempati tempat yang sudah ditentukan. Ketiga kandidat sudah dilatih untuk tetap berada di tempat jika nantinya mereka terpilih menjadi penerus jabatan ketua lama, maupun dia nantinya tidak terpilih, biar surprise gitu. Tapi ya sebenarnya lebih mirip dipermalukan di depan umun jika tidak terpilih.

"Saya panggil 3 kandidat Ketua OSIS SMA Harapan Raya. Revan Ganendra Aditya, Raka Surya Tambilon, dan Farza Guntur Alam."

Terdengar riuh tepuk tangan dan heboh jerit-jeritan yang ada di sana. Ketiga anak yang dipanggil itu segera menuju tempat yang telah ditunjuk, di samping Ketua OSIS lama yang nantinya akan menyerahkan selempang bertuliskan 'Ketua OSIS Harapan Raya'.

"Saya umumkan yang berhasil menjadi Ketua OSIS baru adalah..." Kepala Sekolah sengaja menggantungkan kalimatnya membuat siswa-siswa makin dag-dig-dug-der.

"Selamat kepada siswa kelas XI-IPA-1..." lagi-lagi kalimatnya digantungkan, tapi dari kalimat itu sudah pasti bahwa Guntur kalah, karena dia bukan siswa XI-IPA-1.

"Selamat kepada Revan Ganendra Aditya," ucapan itu membuat beberapa orang kecewa, tapi nyatanya saja, banyak orang yang merasa lega. Tampak dari riuh-riau anak-anak di lapangan yang bertepuk tangan dengan heboh.

"Dan jabatan wakil jatuh kepada Raka Surya Tambilon," lagi-lagi terdengar riuh tepuk tangan.

Dito, ketua lama, segera melepas kemudian menyerahkan selempang yang dipakainya dan memasangkannya pada tubuh Revan. Selesai dari itu, dia menjabat tangan adik kelasnya tersebut, "Selamat, Re."

Revan tersenyum tulus, "Terimakasih banyak, Kak."

Selesai acara penyerahan jabatan ada beberapa pengumunan dan setelah itu upacara dibubarkan. Revan sedang berjalan menuju ruang BK untuk mengembalikan selempang dan yang lain-lainnya saat teman-temannya seperti buldoser menabrak Revan dari belakang tanpa dosa. Sampai-sampai Revan hampir terjengkang.

"Kalian ngapain sih? Niat bikin gue jantungan?" gerutu Revan saat tau teman-temannnya-lah yang hampir membuatnya jungkir-balik di koridor gara-gara tenaga tabrakan yang sangat amat tenaga hercules.

"Kita mau ngucapin selamat dong, Re," kata Ardian nyengir setan.

"Emang ngucapin selamat harus ya pake ngejengkang gue sampe gue hampir jatuh," protes Revan lagi.

"Lahh ya kan kita bersemangat, Re," bela Step.

"Jangan marah dong, Re," bujuk Tama saat melihat kening Revan berkerut tanda dia sedang naik tensi.

[HRL-2] Girlboss & TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang