Kisah lalu itu udah buat disimpen aja, gak usah dibawa kemana-mana.
🌿
Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 3 menit yang lalu, pasti saja murid-murid sudah berbondong-bondong melarisi kantin. Arsy bersama dua temannya, Rista dan Jingga, juga sudah nimbrung duduk di meja kantin yang biasanya mereka pakai saat jam istirahat berlangsung. Rista si cewek keturunan padang, dan Jingga si cewek blasteran dengan rambut yang sebagian pirang, sampai-sampai banyak yang mengira dia memakai cat rambut padahal kenyataannya tidak sama sekali.
"Ar, lo tadi ke mana sih pergi lama banget, sampe hampir bel masuk lo baru balik? Kita stay di kelas lo sampe ngantuk-ngantuk," tanya Jingga membuka pembicaraan. Dia masih bingung dengan ketidak-adaannya Arsy di kelasnya waktu habis upacara.
"Ngurusin si narapidana," jawab Arsy singkat, tangan kanannya memegang sedotan yang diputar-putar di dalam gelas berisi es jeruknya, tampak tak berminat untuk meminumnya.
Rista kelihatan penasaran dengan ucapan Arsy barusan "Narapidana? Siapa?" tanyanya.
"Ardian," jawab Arsy lagi-lagi singkat.
Jingga dan Rista membulatkan mulutnya, membentuk huruf 'O'
"Hidup lo kebanyakan ngurusin Ardian," timpal Rista tak lama kemudian.
Arsy melepaskan tangannya dari sedotan, mengalihkan pandangannya dari segelas es jeruk di hadapannya, kemudian menatap Rista. "Gue sih aslinya gak sudi, males banget ngurusin anak yang lebih mirip narapidana itu. Kerjaannya bikin masalah."
Sesaat setelah Arsy menyelesaikan kalimatnya, Rista senyum-senyum gak jelas. "Ati-ati suka, Ar," goda Rista.
"Najis."
"Ati-ati cinta, Ar," Jingga ikut-ikutan.
"Amit-amit."
Rista dan Jingga tertawa geli melihat Arsy yang mulai sebal karena diserang dua lawan satu.
"Tapi Ardian itu ganteng lho, Ar," tutur Rista.
Arsy memasang muka tidak terima.
"Gantengan juga Tito," sahut Arsy sembari melengos ke arah lain.
Sahutannya itu membuat Rista dan Jingga semakin gencar menggodanya. Tito adalah mantan Arsy yang belum lama ini putus dari Arsy karena alasan yang bisa dibilang gak jelas, kata Tito sih karena mereka beda sekolah, jadi sulit menjalani hubungan. Arsy sebenarnya tidak terima dengan keputusan yang alasannya gak mungkin punya logika sampai-sampai harus ada kata 'putus' di hubungan mereka berdua.
"Tito itu gak baik, Ar, buat lo. Lo cewek baik-baik gak cocok sama dia. Malah menurut gue nih ya, lebih parah Tito dibanding Ardian," kata Jingga, nada bicaranya sudah biasa, tak lagi seperti bermaksud bercanda maupun menggoda Arsy.
Rista ikut berkomentar. "Bener banget tuh, Ar, gue setuju sama Jingga sebanyak molekul air yang ada di lautan. Harusnya lo ikhlas-ikhlas aja diputusin sama Tito. Harusnya lo merasa sejahtera karena bebas dari cowok kayak dia."
"Kalian apa-apaan sih? Gue udah ngikhlasin Tito, gue udah ikhlas banget. Tapi apa gue salah kalau bilang Tito lebih ganteng dibanding Ardian?" ucap Arsy menatap dua sahabatnya bergantian.
Rista mencoba memberikan pengertian. "Enggak ada salahnya, Ar. Tapi harusnya lo tahu kalau tampang itu gak bisa menjadi jaminan."
"Terus kenapa lo bilang Ardian ganteng? Berarti itu juga gak bisa jadi jaminan kan?" tanya Arsy dengan penuh tekanan, heran juga mengapa teman-temannya mengungkit hal sepele seperti ini. Hanya Tito dan Tito hanya sepenggal kisah lalu. Hanya Tito, dan kenapa harus bersangkut kepada Ardian?
Rista dan Jingga melongo, bingung tak bisa menjawab sampai akhirnya Arsy memutuskan untuk undur diri dari sana. Arsy bangkit dari duduknya dan hendak beranjak. Namun, baru selangkah ia menjauh dari meja, dari belakang terdengar suara khas milik Jingga.
"Kalau lo berpikiran kayak gitu artinya lo udah mempertimbangkan Ardian, seenggaknya di pikiran lo ada orang lain selain Tito dan gue harap lo gak lagi mempertahankan perasaan lo sama Tito terus-terusan."
Ucapan itu membuat Arsy berhenti dari langkahnya, kali ini dia yang tidak bisa menjawab, bingung harus membalas dengan apa. Memilih tidak menanggapi perkataan Jingga, Arsy meninggalkan kantin.
Tanpa Arsy atau bahkan siapapun sadari, hal itu juga meninggalkan tanda tanya di kepala Ardian yang sedang berada di sana.
***
Helloooo, welcome back. Setelah sekian lama tidak menyentuh cerita ini, akhirnya ada waktu buat nglanjutin. Maaf jika terlalu pendek, chapter selanjutnya insyaAllah bisa lebih panjang.
Semoga kalian suka, anddd dont forget to give vote :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[HRL-2] Girlboss & Troublemaker
Ficção Adolescente[ON GOING!] Ardian Rizki Mahendra adalah makhluk bumi paling menyebalkan bagi seorang Arsy Sirina Kaldera. Tapi, tanpa Arsy ketahui, dibalik sifatnya yang menyebalkan, Ardian punya sejuta rahasia yang mungkin jika Arsy tahu, bisa saja pandangann...