Keyla Valeriana Prayoga
Seorang model majalah remaja yang sedang naik daun. Tak sedikit para kaum adam yang terang-terangan mendekatinya. Tetapi tak ada satupun yang mampu mengambil hati Keyla. Gadis berumur 16 tahun ini bersekolah di SMA Putra Bangsa dengan pemilik saham terbesarnya adalah keluarganya sendiri.
"Pagi bun, pagi kak" sapa Keyla saat menuruni tangga dan melihat bunda dan kakaknya berada di meja makan.
"Pagi juga Keyla" jawab Tiffany dan Laila.
Keyla menarik kursi disamping Tiffany -kakaknya- untuk sarapan bersama.
Keyla melihat ke sekeliling rumahnya "Ayah ada meeting dadakan di Surabaya jadi berangkatnya tadi subuh" ucap Laila seakan tahu yang Keyla cari.
Keyla menghembuskan nafas kecewa "padahal Ayah udah janji sama Keyla kalau nanti sore mau nemenin Keyla pemotretan"
Tiffany tersenyum lalu mengelus rambut Keyla dengan sayang "nanti kakak aja ya yang nemenin Keyla pemotretan"
"Bunda nanti juga ikut"
Keyla tersenyum kecil "kalau Kenzo ada disini pasti dia juga ikut, Kenzo selalu nemenin Keyla pemotretan" ucap Keyla dengan mata berkaca-kaca.
Melihat adiknya sedih membuat Tiffany tak tega "Doakan yang terbaik untuk Kenzo" Keyla mengangguk.
"Ayo sekarang kita sarapan dulu nanti kamu telat loh sayang sekolahnya" ucap Laila mengalihkan pembicaraan.
Setelah sarapan Keyla mengambil tasnya lalu memakainya "Bunda, Kak Fany Keyla berangkat dulu ya" pamit Keyla lalu mencium punggung tangan Laila dan Tiffany.
Keyla membuka pintu utama dan menemukan kotak merah dan sebuket bunga lili putih, seperti biasa tidak tercantum nama pengirimnya hanya ada note
Good morning, princess
Keyla sangat penasaran siapa pengirim paket-paket yang selalu ada di depan pintu rumahnya setiap hari Senin.
Kebanyakan para pria memberikan Keyla hadiah secara langsung atau menaruhnya di loker atau laci mejanya dan tambahan surat-surat yang sangat alay menurut Keyla.
Setelah menaruh paket itu didalam rumahnya, Keyla berjalan ke tempat dimana mobilnya terparkir.
Baru beberapa langkah Keyla berjalan sudah ada suara yang membuat moodnya benar-benar hancur "Pagi cewek krempeng"
Devano Alfarizan Bramasta
Laki-laki yang sangat dibenci oleh Keyla. Karena tiap hari, tiap jam, tiap menit, bahkan tiap detik selalu mengganggu kehidupan Keyla. Devano adalah ketua Osis sekaligus kapten basket di SMA Putra Bangsa.
Keyla mendengus kesal "eh kutu kupret lo merusak pagi cerah gue tau gak?"
Devano mendongak ke arah langit membuat Keyla heran "Mana cerah liat tuh mendung" jawab Davian santai.
"Lo jadi orang bego banget sih, maksud gue suasana hati gue yang cerah"
"Lah tadi lo bilang pagi yang cerah, lo yang bego"
"Enak aja lo bilang gue bego, kalau gue bego kenapa lo gak bisa ngalahin gue di akademik?" Tanya Keyla dengan senyum burungnya.
SKAKMAT
"Gue kan cowok wajar lah kalau gue kalah" elak Devano.
Keyla berdecih "alasan aja lo"
"Kalian kenapa sih setiap hari ribut terus, kalian itu tetanggaan apalagi rumahnya sebelahan jadi harus rukun-rukun" nasihat Alvian -kakak Devano- yang baru keluar dari rumahnya.
"Rizan duluan bang yang mulai bukan Keyla" adu Keyla. Fyi, Keyla memang memanggil Devano dengan sebutan Rizan.
"Apaan lo ngadu-ngadu ke abang gue?" Sengit Davian "Jangan percaya bang sama nih bocah" ucap Devano kepada Alvian.
"Udah kalian ini astaghfirullah" Alvian mengusap-ngusap dadanya. Memang kalau harus berhadapan dengan Devano dan Keyla harus ekstra sabar.
Alvian melirik ke dalam rumah Keyla "Keyla Kak Fany nya ada?"
Keyla membuang muka "Keyla gak bakalan bolehin Kak Fany deket-deket sama Bang Vian lagi kalau Rizan gak berhenti gangguin Keyla lagi"
Alvian dan Devano membulatkan matanya "apa-apaan lo ngancem Abang gue kaya gitu?" Tanya Devano tak terima.
"Bodo"
"Dasar cewek krem- aduh-aduh bang sakit kuping gue" ringis Davian karena Alvian menjewer kupingnya.
"Keyla kamu tenang aja serahin semuanya sama Bang Vian, kalau dia macem-macem bilang aja sama Abang biar nanti dihukum" ucap Alvian.
Keyla tertawa "siap bang, kalau gitu Keyla berangkat dulu ya, dadahhh" Alvian mengangguk dengan tangan tetap menjewer telinga adiknya.
"Awas lo cewek krempeng"
