BAB 22.3

4.1K 515 42
                                    

VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
.
.

👑👑👑

Perjalanan yang sangat jauh membutuhkan waktu berjam-jam membuat Seungwan nenggeleng takjub dengan kuatnya sang nenek.Hal ini juga membuat mereka sampai di rumah sang nenek sudah malam hari. Perjalanan melalui hutan dan tinggal di tenggah kesepian membuat Seungwan dan juga Yoongi memutuskan untuk tidak pulang ke penginapan.

Mereka lebih memilih untuk bermalam di rumah sang nenek untuk menjaga keselamatan mereka di jalan.

Karena mereka pergi tanpa persiapan dan tidak tahu jika akan ke tengah hutan, baik Seungwan maupun Yoongi meminjam maju nenek waktu masih muda. Mereka hanya menggenakan hanbok yang terlihat sangat kuno.

 Mereka hanya menggenakan hanbok yang terlihat sangat kuno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah si nenek terbilang sangat kecil. Untuk itu, terpaksa Yoongi dan Seungwan berbagi kamar yang sama. Walaupun di pavilion mereka juga melakukan hal yang sama, tetapi di rumah nenek kamarnya jauh lebih sempit dan lebih hangat.

Keduanya terlihat canggung bersama-sama di ruang yang sempit itu dengan mengenakan hanbok tradisional. Akhirnya pun Seungwan memutuskan untuk pergi ke dapur untuk membantu sang nenek menyiapkan makan malam.

"Halmeoni, tidak takut sendirian di tempat seperti ini?" tanga Seungwan khawatir.

"Sudah biasa Agassi. Tidak ada pilihan lain untuk tempat tinggal. Di pusat desa saya tidak punya tanah," balas si nenek sambil mengaduk sayur di atas tunggu.

"Halmeoni hebat bisa hidup seperti ini," kagum Seungwan.

"Agassi juga hebat mau bermalam di gubuk yang kumuh ini," balas si nenek. "Saya hanya tidak enak dengan jeonha. Hanya ini yang bisa saya suguhkan."

"Ah, tidak usah repot-repot Halmeoni. Masalah Jeonha, biar Seungwan yang urus," balas Seungwan dengan bangganya.

"Terimakasih Agassi," seru si nenek sangat sopan dengan menunduk hampir 90 derajat jika tidak dihentikan oleh Seungwan

"Halmeoni, tidak perlu se sopan ini. Seungwan hanyalah wanita muda biasa," selah Seungwan sambil menahan bahu sang nenek.

"Dan halmeoni hanyalah wanita tua yang kuno," balas si nenek. "Ratu negeri ini adalah rembulan yang di turunkan oleh tuhan untuk menyinari hati sang raja sebagai pelengkap cahaya matahari di malam hari. Dialah yang akan melahirkan raja-raja masa depan sebagai matahari negara ini," jelas sang nenek panjang lebar dengan melihat manik mata Seungwan begitu serius.

"Terimakasih penjelasannya, Halmeoni," balas Seungwan. "Katakan itu pada saya jika saya sudah menjadi ratu negeri ini. Sekarang ini saya hanyalah wanita biasa yang hanya melayani rajanya."

"Agassi, anda sangat diliputi bercahaya rembulan," selah sang nenek sambil melihat sekeliling tubuh Seungwan. "Sedangkan jeonha sangat diliputi cahaya sang mentari."

[#MY1] My Queen || WENGA (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang