BAB 10.2

5.1K 621 59
                                    

VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
.
.

👑👑👑


Hari sudah gelap, tapi sang tuan nya masih belum juga pulang. Waktu sudah nenunjukkan waktu jam 8 malam.

Seungwan terlalu bosan tidak melakukan apapun hari ini. Ia mulai rindu kedua orang tuanya. Walaupun katanya, ayahnya menyebalkan, tapi Seungwan tetap merasa tidak ingin lepas dari orang tuanya.

Seungwan duduk diruang keluarga. Mengganti-ganti chanel TV. Tidak ada drama yang bagus menurutnya. Seperti hidup di goa, ia terus berdecak kesal merasa frustasi.

Seungwan pun merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Merasa bosan, ia pun mengencakkan kakinya di atas udara. Serasa mulai gila hingga kepalanya disengaja menggantung di lengan sofa.

Walaupun pandangannya terbalik, ia menemukan sebuah gitar di salah satu sudut ruangan. Wajahnya berbinar menemukan apa yang ia rindukan, gitar.

Seungwan pun bergegas bangun dan mengambil gitar tersebut. Ia membawa gitar itu dan kembali ke sofa nya. Mematikann chanel tv, dan berganti fokus pada gitarnya.

Seungwan pun memangku gitarnya dan memulai untuk memetik satu per satu sinar gitarnya. Setiap bunyi yang di hasilkan gitar itu membuatnya tersenyum merkah, serasa menemukan apa yang ia inginkan.

Seungwan yang terlihat sudah menemukan nada yang pas untuknya, ia mulia besenandung pelan. Tak di sangka suara gitarnya terdengar hingga ke penjuru ruangan. Seluruh dayang dan para pengawal pun menikmati alunan musik gitar Seungwan sebagai nyanyian di malam hari.

Sosok pria berdiri tegak di belakang sofa Seungwan. Pakaiannya kemejanya sudah berantakan. Jas nya hanya menyampir di lengannya. Dengan wajahnya sudah terlihat lelah, pria itu memandang Seungwan dari belakang. Ingin mendengar lagu nyanyian Seungwan sampai habis, ia tak kunjung beranjak dari tempatnya.

Setiap cengkokan yang di buat hasil suara Seungwan membuatnya menganggukan kepala menikmati setiap syair yang dinyanyikan wanita itu.

Setelah petikkan terakhir Seungwan pada gitarnya, pria itu menyungingkan senyum kecil di bibirnya. Walauapun wajah lelahnya sangat dominan, tapi terlihat secercah kebahagiaan kecil di sudut bibirnya. Tidak ingin Seungwan melihat dirinya, pria itu pun melangkahkan kakinya menuju ruangannya.

Pria itu pergi ke kamarnya. Melempar asal jas nya ke sofa di kamarnya. Tubuhnya ia rebahkan ke kasur empuknya. Menatap langit-langit kamarnya mengingat kejadian apa saya yang terjadi padanya. Termasuk kejadian sore tadi.

Flashback

Pintu lift lantai tiga di istana kerajaan terbuka. Munculan Yoongi dengan dua orang pria penting di belakangnya. Dengan wajah yang sangat lelah, ia tetap berjalan tegap.

Salah satu pria meninggalkan Yoongi dan berjalan ke arah front desk, sedangkan pria yang lain mengikuti Yoongi hingga kedalam ruangannya. Yoongi pun bergegas duduk di kursi kebesarannya. Pria yang mengikutinya pun duduk di hadapannya.

"Aku heran kenapa masih ada orang yang ingin menjatuhkan negaranya sendiri," ucap Yoongi kesal.

"Mungkin ia ingin main-main," jawab pria di hadapannya.

"Jim, perketat keamanan! Jangan biarkan dia masuk ke negara ini," titah Yoongi pada Jimin yang di hadapannya.

"Pasti," balas Jimin mantap.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu ruangan Yoongi. Sosok pria yang di baliknya tadi selain Jimin, muncul di hadapannya. Melangkahkan kakinya mendekati meja kebesaran Yoongi dengan membawa kotakan makanan di tangannya.

[#MY1] My Queen || WENGA (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang