8. Menolak untuk melupakan

1K 135 12
                                    

Jangan lupa sentuh tombol bintang di ujung kiri bawah ya!

Dan jangan lupa untuk berikan komen!!

Dan berkat kalian, ff ini bisa dapat 3k readers. Terima kasih banyak atas setiap dukungan yang kalian berikan, pokoknya makasih banyak 🙏😻.

Dukung terus ff ini ya, sekali lagi makasih!

------------------------------------------------

"Ck, apa yang harus kulakukan dengan anak ini?" Ucap Lisa sambil memandangi Kun yang sedang terbaring tak sadarkan diri disofanya.

Kun sepertinya benar benar mabuk!
Yang ia lakukan dari tadi hanya meracau tidak jelas dan berbaring seenaknya di sofa nyaman milik Lisa. Jika Kun bukanlah temannya, ia pasti sudah menendang keluar lelaki itu dari apartementnya, batin Lisa.

"Haus," Gumam Kun dengan mata yang masih terpejam.

"Apa? Katakan lebih keras, aku tidak bisa mendengarnya." Ucap Lisa sambil berjalan lebih dekat ke arah Kun.

"Aku haus, bisa ambilkan minum?" Pinta Kun sambil perlahan membuka matanya, ia lalu menatap ke arah Lisa.

Lisa menghela nafas,
"Menyusahkan sekali. Tapi baiklah, akan kuambilkan."

Lisa lalu membalikkan badan dan segera berjalan ke arah meja makan, diatas meja tersebut sudah ada satu botol mineral yang rencananya ingin ia minum tadi tetapi rencananya harus gagal karena makhluk astral yang dititipkan diapartementnya ini.

Setelah mengambil air mineral itu, lisa kembali menghampiri Kun.

Ia lalu menyodorkan botol mineral tersebut pada Kun, dan disambut dengan cepat oleh Kun. Kun lalu mengubah posisinya, dari berbaring hingga duduk tegak, ia lalu membuka botol itu dan meminum isinya dengan cepat.

"Wah, Gila juga. Minum air sebanyak itu dengan sangat cepat, ckckck aku jadi penasaran seberapa hausnya anak ini." Lisa lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali sambil berdecak.

Setelah isi satu botol mineral itu telah habis, Kun lalu menaruh botolnya di sembarang tempat. Ia lalu menatap Lisa sambil menyipitkan mata.

"Eh, kenapa kau disini? Kau datang karena khawatir aku akan mabuk ya?" Tanya Kun sambil menaikkan kedua alisnya beberapa kali.

"Ini apartementku, jelas aku pasti berada disini. Anak ini benar benar mabuk separah ini ternyata." Lisa melipat kedua tanggannya didepan dada sambil menghela nafas.

"Siapa yang kau sebut anak?" Tanya Kun menatap Lisa bingung.

"Kau!" Lisa lalu menunjuk wajah kun dengan jari telunjuknya lalu mendengus kecil.

"Ck, apa maksudmu?! Aku sudah dewasa." Kun bangkit berdiri dan menatap Lisa sebal.

"Lisa jangan emosi," Batin Lisa, entah kenapa ia jadi ikut kesal.

"Ck, umurmu lebih muda dariku jadi kau belum dewasa." Lisa tersenyum meledek.

"Memangnya kedewasaan dipengaruhi lewat umur? Akan kutunjukkan kalau aku sudah dewasa!" Tantang Kun sebal, ia lalu tersenyum miring.

Lisa menelan ludah, kenapa malah jadi kacau seperti ini? Kenapa malah jadi berdebat tentang kedewasaan? Hm, Sepertinya Lisa jadi ikut ikutan mabuk sekarang.

"Sudahlah! Tidak ada gunanya juga berdebat dengan orang mabuk," Ucap Lisa berusaha mengakhiri perdebatan itu.

"Lagipula ini sudah malam, aku akan kembali ke kamar. Dan kau akan tidur di sofa ini!" Lisa menatap tajam Kun sebelum ia berbalik badan.

Setelah mengatakan itu, Lisa lalu segera melangkahkan kakinya ke arah kamarnya. Tetapi, tangannya ditarik sehingga ia harus terpaksa berbalik badan.

"Kenapa menarikku, Sih?!" Lisa berusaha menghempaskan tangan yang sedang menggenggam pergelangan tangannya itu.

"Kan aku sudah bilang kalau aku akan menunjukkan bahwa aku sudah dewasa," Ucap Kun sambil menatap mata Lisa dengan tatapan yang Lisa sulit mengerti.

"Dan sekarang, akan kutunjukkan padamu." Lanjutnya.

Kun lalu berjalan mendekat ke arah Lisa dengan senyuman aneh.

"Ya Tuhan, Tolong aku." Batin Lisa.

Setelah berada dekat dengan lisa, ia segera menarik pinggang Lisa agar lebih dekat dengannya. Kun masih tersenyum, sementara Lisa menelan ludah gugup. Keringatnya mulai turun.

Aku harus berfikir bagaimana cara melepaskan diri dari orang mabuk ini, Batin Lisa.

Ah, Lisa dapat ide.

Lisa lalu tersenyum manis, ia lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Kun. Kun hanya menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum miring. Lisa lalu mendekatkan wajahnya dan menatap mata Kun.

"Bagaimana kalau aku saja yang menunjukkan cara agar kau menjadi dewasa?" Tawar Lisa.

Kun lalu berpura pura berfikir,
"Hm, haruskah kuterima tawaranmu ini?"

"Tentu harus kau terima. Kau tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kan?" Ucap Lisa berusaha meyakinkan.

"Baiklah kalau begitu. Bisa kau ajari aku sekarang, Nona Lalisa?"

Akhirnya dia masuk perangkapku! Ya Tuhan maafkan aku, aku tidak bermaksud menggoda laki laki, Batin Lisa.

Lisa lalu mengangguk kecil, ia kemudian sedikit berjingkit agar tinggu badannya hampir sejajar dengan Kun. Ia menatap kun sebentar, dan segera menempelkan bibirnya pada bibir lelaki itu.

Hanya menempel.

Kemudian Lisa segera menjauhkan wajahnya. Kun yang sedikit terkejut itu hanya diam. Melihat reaksi Kun, Lisa lalu tersenyum puas. Akhirnya rencananya berhasil, Batin Lisa.

Ia teringat ucapan Rose---teman satu grupnya---bahwa cara menang dari perdebatan dengan lelaki adalah harus melewati ciuman. Lisa sebenarnya tidak percaya tapi setelah melihat reaksi Kun, sepertinya ucapan Rose bukanlah omong kosong belaka.

"Nah, kalau begitu. Aku ke kamar dulu ya. Kau bisa lupakan kejadian ini. Ah, kau kan memang tidak akan mengingatnya! Soalnya kau mabuk berat saat ini." Ucap Lisa yang diakhiri dengan tertawa kecil.

Lisa lalu menjauhkan diri dari Kun, berbalik badan dan segera pergi ke kamarnya. Tetapi kali ini ia kembali dihentikkan, bukan dengan ditarik seperti tadi. Tetapi dengan sebuah ucapan yang keluar dari mulut lelaki itu.

"Bagaimana jika aku tidak ingin melupakan kejadian hari ini?"

Lisa diam, dan berhenti. Sial, situasi macam apa lagi ini?!

...................

Part 8 Selesai!!!!

Yeay!!!!!

Oh iya, maaf agak pendek!

Part selanjutnya bakal lebih panjang kok, wkwk.

Semoga ga ngebosenin ya! Makasih.

Agoraphobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang