10. Panik

1K 122 7
                                    

"Mau minum?" Ucap Lisa menawarkan, Jungkook hanya menggeleng kecil sambil tersenyum.

"Yasudah." Lisa lalu ikut duduk di sebelah managernya.

Sementara lelaki itu duduk di sofa yang berada didepannya. Lisa lalu membisik kecil ke telinga managernya.

"Kak, kenapa dia juga ikut kesini?" Bisik Lisa.

Managernya hanya tersenyum pasrah, lalu ikut berbisik,
"Begini, harusnya perpanjangan kontrak kerja iklanmu dengan perusahaan mereka sudah habis,"

"Tetapi dia bilang akan memperpanjang kontrak itu, saat aku bilang kita akan pulang ke korea 2 hari lagi. Aku setuju, dan dia juga meminta agar pembahasan perpanjangan kontrak ini dibahas di apartementmu." Lanjut managernya sambil tetap berbisik.

Lisa membulatkan matanya, tampak kaget, menyadari tingkahnya yang dapat menarik perhatian, Lisa pun segera menetralkan ekspresi diwajahnya.

"Kakak gila? Kenapa kakak menyetujuinya? Kita kan sudah harus pulang dalam 2 hari lagi!" Ucap Lisa sesantai mungkin, tetapi ekspresi diwajahnya cukup sulit untuk ditahan.

"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Jungkook heran.

Lisa dengan cepat menggeleng,
"Tidak ada."

"Ah, anda ingin membicarakan pekerjaan kan dengan manager saya?" Tanya Lisa, ia berusaha sedikit untuk mengalihkan pembicaraan.

Jungkook tersenyum lalu mengangguk,
"Eoh, kupikir akan bagus jika membicarakannya disini."

Lisa berdecak kecil,
"Ck, bagus apanya."

Mendengar itu, Managernya lalu menyikut lengan lisa dengan pelan. Kemudian tersenyum ramah.

"Kita mulai sekarang saja ya, Pak?" Usul Managernya.

Jungkook mengangguk setuju. Sementara lisa sudah cukup kesal berada disana, dan ia pun akhirnya memutuskan untuk pergi dari pembicaraan kedua orang bisnis itu.

"Hei, mau kemana kau?" Tanya Managernya sambil melirik punggung Lisa yang berjalan menjauh dari ruang tamu itu.

Lisa berbalik lalu mendengus pelan,
"Ke kamar, memangnya kenapa?"

"Saat ini sedang ada Jungkook, dan kau malah tidak sopan nya melenggang pergi. Kembali kesini!" Tegur dan titah managernya secara bersamaan.

Lisa memutar bola matanya malas, lalu berucap.

"Maaf kak, tapi aku sangat lelah. So, Bye bye!!"

Lisa lalu melanjutkan jalannya menuju kamar pribadinya itu. Sementara sang managernya hanya menggeleng beberapa kali. Dan tanpa disadari Hyera, Jungkook tersenyum kecil sambil melirik Lisa sekilas.

.................

"Keluar kau!" Suruh Lisa dengan suara yang cukup keras.

Sementara lelaki yang sejak tadi bersembunyi dalam lemari itu hanya terdiam. Lisa semakin kesal dibuatnya. Ia ingin langsung menarik Kun keluar, tetapi ia tidak mau menyentuh bagian tubuh Kun sedikitpun.

Kejadian tadi membuatnya cukup trauma. Dicium oleh orang mabuk? Ckck, benar benar pengalaman terburuk yang Lisa alami. Rasanya Lisa ingin mandi kembang 7 rupa hari ini. Bukan untuk Pesugihan!

"Yak! Kau mendengarkan ku tidak?" Teriak Lisa lagi.

Untung saja kamarnya kedap suara, jika tidak maka ia akan diomeli oleh para tetangga tetangga apartementnya. Tidak sia sia ia membeli apartement yang kedap suara.

"Ya Tuhan, ambil saja nyawa lelaki ini." Ucap Lisa sambil menutup matanya kesal. Ia lalu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan.

Kemudian ia dengan segera membuka pintu lemarinya, dan betapa kesalnya Lisa saat ia melihat lelaki itu menggunakan airpods miliknya sambil bersenandung kecil.

Lisa lagi lagi emosi. Jika ia adalah pembunuh, ia pasti sudah membunuh lelaki dalam lemari itu.

"Keluar." Ucap Lisa sambil mengambil kedua airpods tersebut. Sementara Kun menatap Lisa bingung.

"Kenapa kau ambil airpodsku?" Keluh Kun.

Lisa tertawa sambil menatap Kun kesal,
"Hahaha! Kau melawak? Itu airpodsku, Bodoh."

"Karena sudah kupakai, berarti itu adalah airpodsku." Kun berucap.

"Jadi, kembalikan airpodnya padaku." Ucap Kun sambil menjulurkan tangan kirinya dengan telapak tangan terbuka.

"Kenapa harus ada orang mabuk yang seperti ini di dunia ini?!" Teriak Lisa kesal dengan nada suara yang sedikit putus asa.

"Ya Tuhan tolong aku." Ucap Lisa sambil tersenyum kecut.

"Kau gila ya? Kau berbicara sendiri."

"Ya Tuhan aku sudah tidak kuat menghadapi anak ini." Keluh Lisa putus asa.

"Sudah kubilang jangan panggil aku dengan sebutan 'Anak'. Kau ini bodoh ya?" Kun berucap lagi.

Lisa merasa dirinya sebentar lagi akan meledak. Ia merasa dirinya akan menjadi gila sehabis ini. Emosi Lisa benar benar sudah hampir berada dipuncak.

"Kau keluar sekarang, atau kau kukeluarkan secara paksa dan ku usir dari apartementku." Ancam Lisa dengan tatapan tajam.

"Bagaimana kau akan mengusirku keluar? Diluar kan ada managermu," Ucap Kun dengan senyum mengejek.

"Sepertinya aku lupa menyebutkan kalau lemari ini bisa berubah jadi lift pribadi." Lisa berucap santai sambil memperhatikan kuku kuku jarinya.

"Kau bercanda ya? Mana mungkin bisa begitu." Ucap Kun meremehkan.

"Baiklah jika tidak percaya, akan ku.buk.ti.kan!" Ucap Lisa yang di akhiri dengan penekanan.

Lisa mulai menutup lemari itu, lalu ia mengambil alat kendali lift itu. Ia mulai memencet beberapa tombol, dan tiba tiba pintu lemari tersebut berubah. Yang awalnya berbahan kayu menjadi berbahan besi.

Didalam lemari itu juga terdapat beberapa tombol dengan angka yang aneh. Angka yang sama sekali tidak Kun mengerti. Wajar jika dia tidak mengerti, pasalnya angka itu hanya dibuat khusus untuk Lisa. Jadi hanya Lisa yang bisa mengerti arti angka itu.

Pintu pun mulai tertutup. Lalu di pintu tersebut muncul sebuah layar transparan untuk memantau bagian dalam Lift. Disana terlihat Kun yang sedang terkejut, ia terduduk lemas saking terkejutnya.

Lisa tertawa puas. Ia lalu memencet beberapa tombol lagi, dan ting! Lift mulai turun ke lantai bawah. Lift tersebut akan mengantarkan Kun menuju Lobby apartement. Tetapi bukan Lobby umum, melainkan lobby khusus yang memiliki jalan keluar berbeda.

Sebenarnya sama aja dengan Lift biasa. Hanya saja lift Lisa ini dirancang khusus untuk Lisa, dan lift ini memiliki beberapa fitur dan teknologi keren. Luas liftnya juga melebihi luas lift biasanya.

Benar benar keren.

"Siapa suruh cari masalah denganku, haha." Lisa tertawa puas sambil tersenyum senang.

Saat sedang asik tertawa, Lisa mendengar suara bel. Tak lain dan tak bukan, itu pasti suara bel apartement miliknya. Tentu saja suara bel apartement miliknya, memangnya suara bel apartement siapa yang akan berbunyi di apartement orang lain?

Lisa mendengus,
"Siapa lagi yang datang kali ini!"

Lisa lalu ingin melangkah keluar, tetapi ia teringat sesuatu.

"Temannya Kun bilang akan datang lagi kemari. Jangan jangan yang membunyikan bel itu adalah temannya Kun?!"

Oke, Lisa mulai panik saat ini. Jika tebakannya benar, maka sebentar lagi managernya pasti akan memanggilnya dan menyuruhnya keluar kamar.

"Lisa, keluar kamar sekarang!"

Oh tidak, itu suara Hyera......

Sepertinya tebakannya benar.

......................

Yeay part 10 selesai!

Silahkan sentuh logo bintang, dan tinggalkan komen ya!

Terima kasih!!!

Agoraphobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang