11. Momen

1K 113 10
                                    

"Jadi dimana Kun?" Tanya lelaki itu sambil menatap lisa dengan senyum.

Lisa mengulum bibirnya, sementara managernya dan Jungkook terlihat terkejut. Managernya lalu mendorong lengan lisa pelan.

"Yak! Kau gila ya? Kenapa membawa lelaki ke rumah?!" Omel Managernya.

Lelaki yang bertanya tadi langsung segera berucap,
"Ah, saya yang menitipkan Kun disini. Bukan salah Lisa."

"Oh iya, saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Cheng." Katanya sambil tersenyum sopan.

"Tidak sopan sekali! Kenapa malah menitipkan orang asing disini?" Ketus Managernya sambil menatap Cheng tidak suka.

"Kak Hyera, sudahlah..," Lisa berusaha menenangkan managernya.

"Apa yang sudahlah?! Ini namanya mengantarkan diri ke neraka! Bagaimana jika direktur tau?" Ucap Hyera sambil memijit pelipisnya pelan.

"Jadi dimana Kun?" Tanya Cheng lagi.

"Sudah kuusir. Temui saja dia di lobby." Ucap Lisa dengan cepat.

Cheng terkejut, ia lalu menghembuskan nafas pelan.

"Ck, rencananya gagal lagi." Gumamnya.

"Rencana apa?" Tanya Lisa curiga.

Cheng menggeleng cepat, ia lalu meminta maaf dan berterima kasih karena sudah mau menampung Kun. Setelah itu, ia segera pergi ke lobby untuk mengantarkan lelaki itu pulang.

Sementara di apartement Lisa, suasana menjadi cukup kacau. Lisa tidak menyangka jika hal seperti ini akan membuatnya di marahi oleh managernya. Ia kira managernya hanya akan menasehatinya saja seperti biasa, tetapi kali ini malah berbeda.

"Kalau berteman harus tahu batasan. Kau harus jaga jarak."

"Jangan sembarangan berteman dengan lelaki. Rumor kemarin sudah cukup membuat kau menerima banyak hinaan!" Lanjut Hyera dengan emosi.

Lisa beranjak dari duduknya, ia sudah cukup mendengarkan dari tadi. Ia merasa ia harus melakukan pembelaan diri sekarang.

"Kakak kenapa sih?! Kenapa harus emosi seperti ini? Kakak tidak merasa malu memarahiku didepan Jungkook?" Ujar Lisa.

Hyera menoleh ke arah Jungkook yang sedari tadi hanya memandangi mereka. Ia tidak terlihat akan membela Lisa atau membela Hyera. Ia hanya berduduk santai sambil memperhatikan layaknya menonton sebuah drama.

"Biar saja dia tahu kelakuanmu! Selama ini kau sudah kuperingatkan untuk tidak berhubungan dengan idol atau lelaki asing manapun."

"Tapi kau seakan tuli dan tetap melakukannya. Aku tidak mengerti. Entah aku yang bodoh atau kau yang bodoh selama ini." Hyera menatap Lisa tajam dan penuh emosi.

Lisa baru saja ingin berucap, tetapi ia tidak kuat. Baru kali ini Hyera berucap cukup kasar padanya hanya karena masalah seperti ini. Matanya berkaca kaca sekarang.

"Kenapa diam? Ayo lakukan pembelaan! Lakukan sekarang!!!" Ucap Hyera dengan diakhiri bentakan.

"Sudah cukup, Hyera! Kau sudah cukup keterlaluan." Jungkook berdiri sambil menatap Hyera tajam.

Ia lalu menarik tangan Lisa kasar dan segera membawanya keluar dari apartement. Menyisakan Hyera yang terduduk lemas sambil menyandarkan diri di dinding. Matanya terpejam penuh penyesalan.

"Harusnya aku tidak melakukannya. Harusnya aku tidak berucap seperti itu.., " Lirih Hyera.

"Tapi jika aku tidak melakukannya, maka Lisa bisa saja berakhir seperti Miyu."

"Lisa anak yang baik, aku tidak akan membuatnya mengalami hal itu. Tidak akan." 

.......................

"Ini, minumlah." Ucap Jungkook sambil memberikan satu botol air mineral dan satu botol susu pisang.

Lisa mengangkat wajahnya yang sedari tadi tertunduk. Lalu tersenyum tipis sambil mengambil kedua minuman itu.

"Terima Kasih." Ucapnya pelan.

Jungkook tersenyum lalu mengangguk kecil. Lisa lalu membuka tutup botol susu pisang itu, dan meminum isinya pelan.

Saat ini mereka sedang berada di sebuah taman yang berada di sekitar apartement Lisa. Taman yang terlihat cukup sepi, mungkin karena saat ini sudah jam setengah 12 malam.

"Sudah merasa baikkan?"

"Eoh." Jawab Lisa sambil mengangguk pelan.

"Syukurlah kalau begitu." Jungkook berucap canggung.

Keadaannya hening, hanya ada cahaya rembulan dan beberapa lampu lampu taman yang menemani mereka. Membuat suasananya menjadi cukup canggung.

Lisa yang sedang menikmati waktu dan Jungkook yang sedang mencari topik pembicaraan agar dapat berbicara dengan Lisa. Kedua insan sudah jelas memiliki pandangan yang berbeda.

"Hyera memang sering seperti itu?" Tanya Jungkook ragu.

Ragu karena takut jika ia kembali membuat rasa sedih Lisa datang.

Lisa hanya menggeleng kecil. Tak lama, ia berucap lirih.

"Aku tidak tahu. Apa yang salah dari berteman dengan lelaki. Apa yang salah dari pertemanan. Aku sama sekali tidak mengerti."

"Aku semakin tidak mengerti ketika Hyera marah besar kali ini. Biasanya ia hanya akan menasehatiku dengan pura pura marah. Tapi kali ini berbeda, seolah kejadian ini sudah pernah terjadi sebelumnya." Lisa menatal langit dengan air mata yang perlahan menetes.

"Seakan kejadian ini akan berakibat besar padaku. Apa salahnya jika seorang teman dititipkan di rumah kita? Apa salahnya jika seorang teman lelaki berkunjung ke apartement seorang perempuan?" Lirihnya.

"Kenapa harus semarah itu?" Ucap Lisa dengan nada rendah.

Grep!

"Kau boleh menangis sepuasnya, kau boleh melampiaskannya padaku, ada aku disini." Ujar Jungkook sambil mengelus punggung Lisa pelan.

Mendengar dan diperlakukan seperti itu, Lisa langsung menangis sekeras mungkin. Mencoba mengeluarkan beban yang ia tanggung selama ini. Mencoba mencurahkan semua rasa sedihnya selama ini.

Sementara Jungkook hanya tersenyum tipis sambil tetap mengelus punggung Lisa. Membiarkan Lisa menangis sepuasnya dipelukannya.

"Aku yakin, kau pasti bisa melalui ini."

"Dan kau harus ingat, aku akan terus ada di sampingmu."

"Terima kasih." Ucap Lisa pelan sambil membalas pelukan Jungkook.

...........................

Part 11 selesai!

Semoga suka ya!

Terima kasih atas vote dan komennya.

Sampai ketemu di part berikutnya!!

Agoraphobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang