13. Tetangga

894 92 6
                                    

"Saya akan menyiapkan mobil, tolong segera bersiap siap." Hyera berucap tanpa menatap Lisa sekalipun.

"Kak.....," Lirih Lisa.

"Permisi." Ucap Hyera lalu segera melangkah pergi.

"Ah, Kak Hyera jadi berubah..., aku harus bagaimana?" Desah Lisa kecewa.

Kenapa banyak sekali masalah yang menimpanya bulan ini? Rumor kencan, Stalker, hingga masalah Hyera kali ini.

Apa Tuhan tidak kasihan melihat Lisa tersiksa begitu berat? Ah, mungkin Lisa melakukan hal buruk di masa lalu. Hal yang sangat buruk.

"Lebih baik aku segera bersiap siap." Ucapnya yang teringat bahwa ia harus segera pergi.

Lisa lalu berjalan menuju kamar gantinya, lalu memilih baju yang akan ia kenakan untuk pergi ke perusahaan JK. Setelah mengeluarkan hampir dari seluruh bajunya, ia mendapatkan baju yang cocok untuknya.

H

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H

anya baju sederhana saja. Style ini memang ia gemari jika harus pergi untuk pemotretan. Untuk apa memakai baju yang wow jika akhirnya harus dilepaskan dan diganti dengan baju pemotretan?

Setelah bersiap siap Lisa lalu segera memakai masker hitam dan kacamatanya. Ia mengambil tas coklatnya dan segera keluar dari apartement.

Saat ia sedang berjalan menuju lift, seseorang berjalan disampingnya dan menyapanya.

"Hai!" Sapa perempuan itu dengan senyum yang lebar.

"Um, Hai?" Sapa Lisa kembali dengan canggung.

Ia berusaha mengingat ngingat siapa wanita ini. Ia terasa familiar, tapi entah kenapa lisa kesulitan mengingat siapa sosok wanita itu.

"Ah, Maafkan aku karena bersikap sok kenal."

Lisa menggeleng cepat,
"Tidak apa apa, tapi apakah kita pernah bertemu? Kau terasa familiar." Tanyanya.

Perempuan itu mengangguk cepat,
"Ya, kita memang pernah bertemu. Aku teman satu sekolahmu dulu. Namaku Kannika."

"Hm, Kannika yang mana? Ada dua Kannika yang kukenal."

Perempuan itu tersenyum kecil, lalu segera menunjuk pintu lift yang terbuka dan menarik tangan Lisa untuk masuk kesana.

Lisa menatap muka Kannika dengan intens. Ia yakin bahwa ia mengenal gadis ini. Tapi kenapa ia tidak bisa mengingatnya sama sekali? Ini aneh. Dan tingkahnya tadi membuat Lisa semakin curiga dengan Kannika.

Ia seakan akan menghindari pertanyaan itu.

"Omong omong, kau tinggal di kamar nomor berapa?" Tanya Lisa penasaran.

Kannika tersenyum,
"Nomor 313. Kau tinggal di nomor 310 kan? Apartemen kita bersebrangan."

"Ah iya. Aku jarang keluar apartemen, tapi sepertinya kau cukup memperhatikan juga?" Ucap Lisa diikuti dengan kekehan kecil.

Agoraphobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang