3- Sisi yang Berbeda

2.4K 172 4
                                    

🛡️🛡️🛡️

Mampus emaknya si Zaira yang bales. Wah apa jangan jangan ni bocah ngerjain gue ya?. Batin Praja dalam hati.

Tiba-tiba sesosok gadis kecil yang nampaknya masih kelas 1 SD memasuki kamar Praja.

"Kak Eja, obat bunda tumpah. Caca gak sengaja nyenggol obat bunda." Wajahnya tampak menyesal.

"Kok bisa sih ca? Kamu tuh, lain kali hati-hati ya.."

"Maafin caca...." Gadis kecil itu menangis

"Gapapa, udah kamu mending jagain bunda, kaka mau beli obatnya dulu ya!"

Praja meninggalkan adiknya Caca, dan bergegas mengambil kunci motor untuk membeli obat pengganti di apotek dekat RS Candra Kartika.

****

"Ryan" Perempuan itu menghampiri Ryan yang tengah memegang ponselnya di ruang tengah

"Iya ka Selva?"

"Lo ketua OSIS di sekolah kan?"

"Lah emang kenapa ka?"

"Jangan stuck sama masa lalu, ade gue kan cakep ketos pula. Gebet satu bisa lah"

"Jih apaan sih lo ka, gue udah move on!"

"Tapi lo masih ngejomblo ampe sekarang"

"Gue suka sama ade kelas gue ka"

"Oh ya? Namanya siapa?"

"Hamel, cantik ya namanya?"

Bagi Ryan, Hamel berbeda. Watak juga semua yang ada pada dirinya. Namanya saja sudah unik dan cantik bagaimana orangnya? Perawakannya sedang, tidak terlalu kecil. Wajahnya bulat, matanya coklat, bulu matanya lentik, hidungnya pesek tapi menambah kesan imut ketika ia tersenyum. Senyumnya manis sekali, hingga matanya menyipit terhalang pipi bulatnya. Lesung pipi di pipi kanannya sangat khas. Kulitnya putih, dan pipinya merah.

"Ehh lo malah ngelamun!"

"Hehehe engga kok ka, udah ah gue mau ke kamar"

"Serah lo aja deh Yan!"

Ryan membuka pintu kamarnya, mencari laptop dan mengetik beberapa kalimat.

Gadis Kecil,
Namanya Hamel,
Oh bukan,
Hanya saja aku lebih suka memanggilnya Hamel,
Lebih cantik seperti orangnya.
Dia polos sekali,
Ketika aku berusaha mendekatinya,
Dia bilang modus,

Gadis kecil,
Namanya Hamel,
Aku tak pernah melihatnya sebelumnya,
Tapi pagi itu aku menemukan tas di lapangan
Mencari pemiliknya,
Dari namanya saja aku sudah jatuh hati,
Dan saat aku temui,
Benar ia sangat manis,
Ramah, tapi tegas
Menolak ajakanku untuk kuantar pulang

Gadis kecil,
Namanya Hamel,
Ternyata dia anak tentara
Dan mulai detik ini,
Maksudku sejak 12 jam yang lalu,
Aku mencintaimu.

-Ryanova Nathanael Mahendra

****

Di sisi lain Ayah Zaira, seorang Jendral yang tangguh sedang memberi amanat pada apel malam itu.

"Kapanpun dan dimanapun, kalian harus siap ketika ditugaskan oleh negara. Persiapkan diri kalian dengan baik, bulan depan kita akan menjaga daerah perbatasan, dimana banyak sekali perompak dan pencuri sumber daya alam yang secara ilegal mengambil kekayaan alam tanah kita. Bravo TNI! Bersama rakyat TNI kuat!"

"Bubar jalan!" Komandan apel malam itu membubarkan apel yang tengah dilaksanakan.

****

"Hamel?" Ratih, ibunda Zaira mengernyitkan keningnya

"Iya tante, Zaira maksud saya" ucap pria itu sopan

"Yasudah silakan masuk, tante kira hamel siapa.. yaidah tante mau ke toilet dlu, tante tinggal." Pria itu mengangguk

Zaira menelan ludahnya, melihat siapa yang datang ke rumah sakit dan masuk ke kamar perawatan nya malam ini.

"PRAJA?!!!!!!!"

"Kaget ya Hamel?lagi sakit gosah ngegas ngapa." Praja meledek

"Apasih hamel, hamel!!!"

"Uhhh panggilan kesayangan aa ketos  cie cie"

"Tau orang lagi sakit! Tetep aja ngeselin!"

"Kan emang hobby gua gangguin lo"

"Kurang bahagia ya dirumah? Sampe nyari kebahagiaan dengan gangguin aku ha?" Zaira memukul lengan kanan Praja

Iya. Tapi Praja hanya mengucapkan nya dalam hati. Dan mengalihkan topik pembicaraan nya.

"Lagian lo ngapain coba dirawat? Dasar alay!"

"Lah kamu ngapain ada disini malem-malem?"

"Minta tugas fisika!"

"Sumpah ngeselin, kan aku ga lagi dirumah Jaaaaa!"

"Alay ih, demam doang dirawat" Praja memegang kening Zaira yang suhunya sangat panas

"BODOAMAT! Pulang sana! Kesini ga bawa bawa apa, minta tugas doang. Gatau diri emang!!"

"Yaudah besok lu gue alpa-in!" Ancam Praja dengan Anda yang dibuat seserius mungkin.

"Ye ga gitu dong! Yauda ntar aku jelasin deh di pc!" Zaira menurut meski mukanya menunjukkan rasa kesal yang amat sangat.

"Nah gitu dong, yauda gue balik, bye! Btw—" Praja melanjutkan ucapannya "Ga akan lama lagi inimah..."

"GA AKAN LAMA LAGI APA WOI !! DOANYA JELEK JELEK AJA TERUS KAYA MUKA KAMU YA JELEK!!"

"Ga lama lagi sembuh, suuzon terus Lo."

"Hehe.." Ucap Zaira menahan malu.

Praja melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, tapi baru saja ia memegang daun pintu...

"Heh PRAJAAAA! darimana kamu tau aku sakit dan dirawat di ruang ini?"

"Gue kan punya kemampuan kaya roy kiyoshi hahaha..."

"Gak normal dasar!"

****

Akhirnyaaaaaa,
Btw kalian gak tau kan kenapa Praja bisa tau? Tetep stay dan baca terus yaaa^^

Vomment dari kalian itu berharga banget, bikin aku nambah semangat buat lanjutin cerita ini.

Happy Reading🖤

THE PROMISE OF A SOLDIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang