Dingin malam, basah hujan, tidak menyurutkan sedikitpun abi yang berkobar pada jiwa para prajurit. Tugas kali bukanlah hal mudah. Mereka berkamuflase diantara rimbunnya hutan.
"Arah jam 12, ada dua musang, menunggu izin untuk dibersihkan."
"Bersihkan musang, ganti."
"Singa disini, monitor."
"Siap singa diterima, lindungi elang, ganti."
"Siap, ganti."
Peluru dimasukkan, dan...
Dorr!! Dorr!!
"Musang telah dibersihkan."
"Monitor, Sanca menemukan satu mutiara kecil di dalam gubuk kecil."
"Amankan mutiara kecil, elang dan Rusa awasi keadaan sekitar. Sanca, dan Singa ikut saya ke dalam gubuk."
"Siap, Ndan!"
Perlahan namun pasti, langkahnya menyusuri jalan yang becek, dengan siap siaga berjaga barangkali ada serangan dari berbagai arah. Mengamankan 'mutiara kecil' yang tersekap di dalam gubuk.
"Elang masuk, keadaan di dalam clear."
"Siap elang, ganti."
Letnan kolonel Suryadharma bergegas, membuka pintu dengan senapan yang mengacung di depan wajahnya yang samar.
Dengan cepat, Letkol Suryadharma dengan sandi 'Tupai' bersama kedua prajurit nya segera mengamankan anak kecil tersebut. Terlihat anak tersebut syok berat.
"Beri dia minum!"
"Siap!"
"Saya heran Ndan, mengapa anak ini disekap di gubuk dan hanya dijaga dengan dua orang? Apa ini jebakan?" Ucap salah satu prajurit.
"Berhati-hatilah, malam ini kita akan selesaikan, dua regu yang lain sedang mengamankan warga ditempat lain yang sedang disandera. Setelah dari sini kita langsung bergerak menuju tempat utama musuh, sekitar 800m darisini."
"Saya merasa ada yang tidak baik, Ndan!" Salah seorang prajurit berkomentar.
"Tak perlu khawatir! Bumi pertiwi telah memanggil, semangat! Komando!!"
"KOMANDO!"
Mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat utama musuh, anak kecil tadi mengekor. Tiba-tiba, ditengah kesunyian malam.
Dorr!! Dorr!!
"SIAP SIAGA ELANG! MUSANG TERLACAK!"
"SIAP, NDAN!"
Baku tembak terjadi, ternyata musuh telah menyusun strategi dengan baik, tapi bukan kopassus namanya jikalau tidak bisa menghalau kendalanya.
"Lindungi mutiara Rusa! Bawa sembunyi, cari tempat yang aman!"
"Siap!"
"Singa dan Elang lanjutkan perjalanan, regu Bunglon membutuhkan bantuan!"
"Tapi Ndan, kita tidak bisa membiarkan anda disini!"
"SEGERA LAKSANAKAN! INI PERINTAH, TINGGALKAN SAYA BERSAMA ELANG!"
"SIAP LAKSANAKAN!"
Sambil terus mengawasi dan membantu melumpuhkan musuh, kedua prajurit tersebut melanjukan perjalanan, dengan satu prajurit lagi yang sedang bersembunyi dibawah gua kecil sambil berjaga.
Baku tembak terus terjadi, tersisa 8 orang dari pihak musuh. Bukan keadaan yang seimbang, satu banding empat di malam hari yang mencekam. Satu persatu musuh berhasil dilumpuhkan, dirasa aman Letkol Suryadharma dan satu prajuritnya dengan sandi 'Elang' segera bergegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PROMISE OF A SOLDIER
Novela Juvenil"Bilang sama teman laki-laki yang mau sama kamu, sebelum deketin adeknya deketin dulu abangnya! iyakan Yah?" Ucap lelaki yang disebut abang oleh Zaira. "Yah... kalau begitu mana ada lelaki yang mau sama Za, datang kerja kelompok ke rumah saja takut...