Three (Meet)

2.4K 100 0
                                    

Author POV
Pagi ini, dengan segala kemageran yang Dwi rasakan, ia beranjak dari kasur tapi bukan dengan niat bangun pagi kesekolah dan lain-lain. Si cantik dan bontotnya keluarga Sandy tapi namanya Dwi (re: artinya 'kedua') ini cuma mau pipis. Ia dia kebelet di jam jam rawan, Jam 5 antara mau bangun sekalian sama tidur lagi itu ada ditengah. Meskipun begitu, urinnya yang udah diujung ini bikin Dwi--dengan malas- berdiri.

Kakinya memijak lantai sembarang dan berjalan sempoyongan ke luar kamar. Kamar mandinya terletak diujung lorong kamar. Perlahan tapi pasti Dwi berdiri di dean pintu toilet. Tapi, seperti ada yang aneh.

Pintu toiletnya terbuka, dan lampunya nyala. Uh, jika-jika papanya lihat, sudah pasti beliau marah besar.

Setelah menyelesaikan berita acara dan  hal-hal penting yang bersangkutan lainnya. Dwi meninggalkan toilet dengan pintu tertutup dan lampu padam. Tentu saja, diakan anak baik.

Tiga langkah dan Dwi membalikkan badannya 179 derajat, iya nggak sampai 180 derajat, karena kakinya saja masih belum kuat menapak.

" bujug! rambut? bukan rambut gue kan..." tangan Dwi memegang rambut rambut dikepalanya yang tipis, sambil lalu matanya mengikuti jejak potongan rambut dari toilet itu hinhgga di "who... wait what-" kamarnya "oh MY GOD!"

suara Dwi memang tidak sekeras Toa masjid saat berteriak, tapi Yuni si sulung yang sensitif dan peka-an--kalau lagi tidur aja-ikut bangun dan keluar kamarnya. tatapannya fokus pada si bungsu yang beku ditengah koridor.

" kenapa?" tanya si sulung

"look" tangan yang paling muda menunjuk lantai yang diseraki rambut rambut pendek, seperti hanya 10-15 cm.

"sini" dengan cekatan Yuni mengecek rambut Dwi, memutar-mutar kepala sang adik sambil terus menyelaraskan rambut tipis yang masih kusut itu.

"bukan adek lo kan?"/"bukan kakak lo kan?"

keduanya bicara bersamaan setelah saling diam satu menit sebelumnya. pikiran mereka sama, si anak tengah yang suka ngelantur kalau tidur.

.

" kata gue juga pake topi apa segala gitu. berantakan banget kepala lo!"

" saking begoss nya"

" mau cabut aja gue, gila malu banget!"

" eh bujung busrak, ikut lah gue"

"Tentu saja"

"Emang tau gue mau kemana?"

"Tentu tidak"

"Kekantin"

"Bentar, anak anjing, udah ayo."

.

" Yunn..,, sebagai kakak yang baik lo ya yang ngantri beli somaynya " pinta dwi sambil kedip-kedip mata agar si kakaknya itu mau menuruti permintaannya.

" ewh jijik, muka lo dah kayak kucing mau kawin. Tapi kawin sirih"

"Kata gue kucing selingkuh"

"Iya terserah lo deh botak"

"GUE GAK BOTAK BANGSA-"

"iya hanya pitak"

"Kuingin menginjak batang lehermu"

" ayolah guys, nikmati pagi ini, jangan berantem dulu ya. Ini gue dapet link pemersatu katanya."

"Duh si dodol"

"Gini loh sat, itu bukan hiih-"

"-apasih? Bukan apanya? Dari pada nggak jelas, mending lo yang ngantri deh yun"

Bad TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang