Ten (Labrak 2)

1.4K 70 0
                                    

Sesampainya disekolah Yuni Nindi dan Dwi dikejutkan oleh foto foto mereka yang kemarin, saat mereka dan The Boys berada di rooftop, dan foto itu dicetak besar besaran lalu diletakkan di mading sekolah.

"Apa apaan ni?" Yuni memberenggut marah, lalu merobek semua poster foto di hadapannya.

"Bubar lo semua" nindi berteriak membubarkan semua anak yang menggerombol melihat ke mading.

"Bangsat! Lepas! Nindi tolong hngngng" Dwi berteriak membuat nindi mencari cari keberadaan dwi,

"Dwi! Yun, yun ini tasnya dwi tapi kok..." Nindi memanggil yuni yang sibuk melepaskan poster foto mereka di mading

"Sibuk gue" jawab yuni tanpa menoleh ke arah nindi.

"Aakhh" nindi berteriak tepat dibelakang yuni membuat yuni terkejut lalu menoleh

"Astaga" yuni melihat nindi diseret dua orang laki laki bertubuh kekar dan berpakaian serba hitam

"Aakhh" kali ini yuni yang berteriak karena kedua tangannya ditarik paksa oleh dua orang lainnya.

Anehnya, saat itu tidak ada orang, padahal sebelumnya ia di geromboli oleh anak anak lain

"Ya Allah ini gimana" yuni berteriak dalam hatinya sambil berpikir.

Tak sengaja ia melihat Adam, tanpa pikir lagi yuni berteriak memanggil adam

"Adaaaaaam.... Tolong gue" yuni memekik berteriak meminta pertolongan adam.

Nindi yang sudah berada lebih jauh dari yuni, tepatnya di depan gerbang, berusaha meminta bantuan satpam sekolahnya "pak, pak tolong pak!"

"Heh kamu teh siapa! Main tarik tarik murid sini, saya laporkan kamu kepolisi!"

Namun tubuh satpam itu terlalu kecil untuk melawan 6 orang bertubuh kekar di depannya itu.

Sedangkan dwi, sudah diikat dan dibekap lalu dimasukkan kedalam mobil.

Nindi yang masih gelagapan melihat alfa yang tengah merokok di bagian depan sekolah

"Alfa tolong gue!" Nindi histeris, namun alfa tidak menghiraukan panggilan nindi

Entah tidak dengar atau memang mengabaikan, alfa tetap duduk tenang sambil menghisap rokoknya.

Brak~

Nindi dimasukkan kedalam mobil itu juga, terakhir Yuni juga dilempar begitu saja kedalam mobil itu, mengakibatkan tubuhnya menindih nindi dan dwi.

"Hmmm"

"Hmmm memm me mem"

"He hemmm"

"Diam!" Bentak orang yang sedang menyetir didepan.

Dwi Nindi dan Yuni mencoba tenang dan berpura-pura tidur, untuk tetap melanjutkan rencana mereka untuk kabur.

Namun Nindi malah tertidur sungguhan, dan baru sadar ketika ia sudah berada di dalam gudang tua yang gelap dan berdebu, dan dia sendirian.

"Heeeem" nindi berusaha memberontak, namun mulutnya masih di tutup lakban.

Tiba tiba lampu hidup memperlihatkan Yuni yang tergeletak di kakinya dan dwi yang di ikat di tiang yang jauh dari mereka berdua.

Tak hanya itu tubuh yuni terasa sangat dingin

Srat~

"Akh" lakban yang sedari tadi menutup mulut nindi dilepas secara tiba tiba dan cepat sekali, sehingga tercipta robekan robekan di bibir nindi

"Mampus lo!" suara teriakan seorang wanita memekik telinga setiap orang yang berada di dalam ruangan itu.

"Lepasin gue! Mau lo apa bangsat!" nindi berteriak kearah wanita itu.

"Haiii" tampak dua wanita lainnya menepuk nepuk pipi nindi yang tampak memerah

"Yun banguun! yun! wiii bangun wii!"

"Aduh aduh, jadi ini namanya nindi? Buluk! Hahahahaha" tawa wanita tadi kembali menusuk telinga

"Lo pacar alfa? Hah!?" tanya seorang wanita yang tadi memukul pipi nindi dengan nada kasar

"Mau lo apa!" nindi berteriak berusaha tetap tidak panik

"Mau gue? Lu jawab pertanyaan gue anjing!" wanita di samping nindi tadi tiba tiba memukul perut nindi sambil menjambak rambut nindi kuat kuat

Brak

Yuni menggunakan kakinya yang diikat menjadi satu untuk menendang wanita yang menjambak nindi.

"Yunnn...." nindi merengek

"Sakit bangsat! Mau mati lo"

"Udah Alfi sayang, lanjut besok aja nyiksa merekanya, sekarang kita makan aja dulu"

'Alfi' yuni merekam nama dan wajah mereka satu satu

"Okey Tisya sayang, ayo pergi Refa kuu"

'Tisya and refa, gue bakal bikin perhitungan ke lo semua!'

Yuni berteriak dalam hati, bersumpah dan berjanji, karena mulutnya sendiri masih direkat oleh lakban

"Yun, lo gapapa kan?" nindi bertanya dengan nada sekecil mungkin

"Hmm" yuni menjawab dengan deheman, lalu tangannya berusaha melepaskan kaki nindi yang terikat.

Setelah terlepas, nindi berusaha melepas sepatunya lalu berusaha mengambil batu di dekat kakinya, lalu melemparkan batu itu ke arah cermin, alhasil pecahannya terdengar hingga keluar namun setelah 30 menit tak kunjung ada orang yang masuk, yuni berinisiatif mengambil salah satu pecahan kaca yang terlempar ke arah dirinya, lalu yuni berusaha melepaskan ikatan di tangannya.
Setelah lepas ia lalu melepas lakban dan tali di kakinya. Dan membantu nindi melepas tali di tangannya, setelah itu melepaskan dwi yang letaknya lumayan jauh dari tempat mereka berdua.

"Ayo!" yuni menganggukkan kepalanya sambil melihat sekitarnya berjaga jaga

"Gue masih pusing" dwi merengek

"Lo kuat wi" nindi berusaha membopong dwi.

"Ayo!" nindi lekas menunduk mengikuti arahan yuni

Brak~

Pintu tempat keluarnya tiga nenek lampir tadi terbuka lebar.

~o~

Tbc

Huhuhu faridatulyuniar

Bad TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang