TwentyEight(Rampok)

960 39 4
                                    

Begitu banyaknya pengunjung yang keluar masuk sore itu. Mungkin sudah 10 kali belnya berbunyi,tapi itu tak membuat seseorang beranjak dari tempat ia duduk. Wajahnya menghadap ke jalanan, lewat jendela kaca ia memandangi jalanan ibu kota yang lenggang.

“Adam sama Alfa udah pulang tapi kenapa dia belum? Apa dia gak kangen gue?”

Yang awalnya menghadap ke luar kini teralih menatap hp Iphone miliknya. “ kenapa dia masi belom ngehubungi gue? seseru itukah liburannya?”.

Dwi beranjak dari duduknya dan hendak ke meja order lagi, ia sudah terlalu lama disana, namun tanpa makanan atau sekedar minuman dihadapannya. Saat tangan Dwi sudah menempel di bel pemesanan hp miliknya bergetar. tertera nama kekasihnya disana.

Dengan gesit Dwi menggeser layarnya dan muncullah wajah kekasihnya. Pras dengan wajah penuh keringat dan baju hijau tipisnya yang basah.

“ hello beib”

“ Prass, gue kangen”

“ Apalagi gue sayang, haduh.. setengah mati dah aku merindukanmu”

“ Jijik ih pras”

“ bodo amatlah,Kan gue emang kayak gini orangnya sayang “

Dwi terhibur dengan kata – kata yang pras lontarkan. pras memang mood boosternya saat ini. Bola mata Dwi tak lepas sedetikpun dari layar ponselnya.’ Aku pengen peluk kamu Pras, aku kangen pelukan hangat kamu ‘.

“ beib? Beib? Kamu gapapa kan? Hey kok bengong sih?”

“eh anu, emm ngak papa kok, emang tadi gue bengong gitu?”

“ Ye , gimana si ni orang untung pacar gue lo”

“Kok lo belom pulang si, padahal Alfa sama Adam udah  pulang, dan kata Nindy mereka udah sampek dari jam 3 jam yang lalu. Lo betah ya disana?”

“ lah ,, ga gitu beib, mereka itu ada event besok jadi mereka pulang duluan. Disini gue sama sekali ga betah beib, dari pas pertama nginjak kota ini  sampek sekarang yang gue liat cowok semua. Ga bisa cuci mata  gue disini , ah tai “.

Pras mendapat pelototan dari Dwi. Pras tersadar kalimat terakhir yang dia lontarkan. ia menjitak kepalanya dua kali.” Yah bebeb percaya aja, ya ngk lah beib kan aak setia sama kamu, oh iya nanti sore gue mau jalan- jalan nih , lo mau nitip apa? Biar gue beliin"

“ gue nitip cewek CANTIK pluss SEKSI “ ucap Dwi kesal

“  ngapain nitip yang gituan. Kan lo udah syantik nan seksi. Hahahaha”

“ PRASSSSS”

20 menit telah mereka habiskan untuk melepas rindu. Memang 20 menit sangat  sebentar untuk mereka  tapi Dwi tak ingin Pras kurang istirahat karena sibuk mengabari dirinya.

Saat ini Dwi berada di halte bus terdekat dengan kafe tadi. Entah ini hanya perasaan Dwi atau memang kenyataan, ia merasa ada yang sedang mengawasinya.

Dwi mencoba untuk bersikap biasa tapi lagi lagi ia merasakan ada yang mengawasinya. Ia takut hal buruk terjadi padanya, dengan cepat ia menelpon seseorang.

” Halo? Halo ? gue takut kayaknya ada yang AAAAAA... RAMPOK !!”

“ Dwi ? Dwi ? DWII? LO KENAPA WI ? WI ?”

Sambungan telepon belom terputus namun Dwi mengabaikannya. Dwi mengejar si perampok tadi. Beberapa surat dan kartu penting yang ada di tasnya. Saking kencangnya ia berlari hingga ia tak sadar bahwa pingir trotoar rusak. Dwi menginjak itu, tubuhnya oleng hingga ia terguling ke bawah. Kepalanya berdarah begitu pula kakinya. Mata nya mulai buram, dengan sedikit penglihatannya ia melihat si perampok berkelahi dengan seorang laki – laki yang berasal dari sekolah yang sama dengannya hingga ia tak bisa menahan rasa sakitnya dan hilang kesadaran.

Bad TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang