04

2.1K 213 2
                                    

Pagi ini aku bangun lebih awal untuk menyiapkan bekal yang akan kubawa nanti. Setelah menyiapkan bekal, aku mandi dan memakai seragam sekolah, tak lupa kurapihkan tasku lalu memasukkan buku-buku yang harus kubawa sesuai jadwal pelajaran hari ini. Setelah yakin tak ada lagi yang tertinggal, kubawa tasku dan keluar dari kamar menuju ruang makan untuk sarapan bersama ibu.

"Ji-ah, kenapa kau lama sekali? Ini temanmu sudah menunggu, ayo kita sarapan bersama."

Temanku? Kulihat ada lelaki yang sedang mengobrol bersama ibu dimeja makan sambil menikmati sarapan yang telah ibu siapkan. Aku duduk disamping ibu dan saling berhadapan dengan lelaki itu. Setelah menghabiskan sarapan, aku pamit pada ibu begitu juga dengan lelaki itu.

"Yoongi-ya, terima kasih sudah mau menjemput Jieun."

"Iya, bibi. Terima kasih juga untuk sarapannya."

Yoongi membungkukkan badannya dan dibalas hal yang sama oleh ibu. Ibu mengantar kami sampai depan pintu rumah lalu kembali ke ruang makan. Sementara aku dan Yoongi pergi ke sekolah dengan sepeda motornya.

Begitu sampai, Yoongi langsung menuju parkiran dan memarkirkan motornya disana. Lalu kami berjalan menuju kelas melewati lorong yang masih sepi karena masih pagi belum banyak siswa yang datang. Ruang kelas pun masih kosong hanya ada aku dan Yoongi.

"Jieun."

"Ne,"

Akhirnya dia bersuara, sepanjang perjalanan tadi dia diam saja dan tidak ada sepatah katapun yang terucap dari bibirnya.

"Apakah perasaanmu sudah lebih baik?"

"Ne, aku baik-baik saja. Tapi kenapa tadi kau menjemputku? Pasti itu merepotkanmu."

"Aku mengkhawatirkanmu. Lagipula menjemputmu tidak membuatku merasa direpotkan, aku suka melakukannya."

Yoongi mengkhawatirkanku, apa aku tidak salah dengar?

"Kenapa kau khawatir padaku?"

"Aku...aku—"

"Jieun-ah!"

Pembicaranku dengan Yoongi terhenti karena tiba-tiba Sohee datang dan berteriak memanggil namaku. Lalu dia duduk dikursinya, disampingku. Kami memang teman sebangku, sedangkan Yoongi duduk diseberang kananku. Dia duduk seorang diri.

Bel istirahat berdering para siswa keluar menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar. Sohee bilang ia akan makan bersama Jimin. Kubuka tasku dan mengeluarkan kotak makan yang tadi pagi sudah kusiapkan. Kuletakan satu kotak makan dan sebotol air mineral dimeja Yoongi. Dia pun menoleh kearahku dengan tatapan penuh tanya.

"Untukmu, makanlah semoga kau suka." ucapku yang membuat Yoongi tersenyum.

"Gomawo."

Lalu ia berjalan mendekat dan duduk di kursi yang ada didepanku memutarnya sehingga berhadapan denganku.

"Apa kau suka?" tanyaku karena aku takut ia tak menyukainya.

"Hmm, enak sekali. Ini kau yang membuatnya?" jawabnya.

Syukurlah ia menyukainya.

"Iya, aku yang membuatnya. Khusus untukmu sebagai ucapan terima kasih untuk yang kau lakukan kemarin." Yoongi menganggukan kepalanya tanda mengerti.

Selesai makan Yoongi mengajakku ke suatu tempat. Dia mengajakku ke ruang kesenian, dimana didalamnya terdapat sebuah piano. Lalu Yoongi duduk didepan piano tersebut dan menyuruhku untuk duduk disebelahnya. Jari-jari lentik Yoongi menari diatas piano, memainkan sebuah irama dengan indahnya. Ia pun bernyanyi dengan suara merdunya. Aku tak menyangka seorang Min Yoongi bisa bermain piano seindah ini. Aku terbuai dengan lagu yang dinyanyikannya sehingga aku terus menatapnya. Disaat ia selesai dengan permainannya, aku bertepuk tangan dan tersenyum untuknya seperti anak kecil yang kegirangan.

"Ternyata selain pandai dalam basket, kau juga pandai dalam bermain piano, ya."

"Ne, sejak kecil aku sangat suka piano jadi aku belajar dan terus belajar sampai aku bisa memainkannya dengan baik."

"Jadi begitu." kataku sambil mengangguk-anggukan kepala.

"Jieun-ah, kau lebih cantik saat tersenyum, jadi jangan menangis lagi ya."

Ia menepuk hidungku dengan satu jarinya dan dia juga tersenyum. Ternyata Yoongi juga bisa tersenyum seperti itu. Dan senyumnya sangat manis seperti permen lolipop kesukaanku, membuat jantungku bekerja dua kali lebih cepat. Kenapa hari ini Yoongi terlihat manis di mataku? Dia menunjukkan sisi lain dari seorang Min Yoongi. Dia juga memberikan kebahagiaan untukku, apakah dia juga akan menyembuhkan lukaku?

Sepertinya aku jadi ingin lebih mengenalnya, mengenal seorang Min Yoongi.

070718
Ellie

Hi, selamat membaca ya semoga suka 😊😀

I'm with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang