Yoongi side
Matahari pagi masuk melalui celah jendela kamarku. Semalam aku bermimpi Jieun ada dikamarku, ia merawatku, mengganti kain kompres diatas keningku. Ia menggenggam tanganku dan ia terlihat khawatir lalu berkata agar aku cepat sembuh. Lalu ia menghubungi seseorang entah apa yang dibicarakannya. Selesai dengan ponselnya, ia terlihat ragu dan sedikit berpikir. Ia berjalan mendekat kembali ke ranjang tempatku berbaring, membuka selimut dan masuk kedalamnya lalu berbaring disampingku dan memelukku, berbagi panas tubuhku.
"Yoongi-ya mian, tapi yang kutahu ini cara yang paling ampuh untuk menurunkan panasmu."
Tapi sepertinya itu bukan mimpi karena kurasakan saat ini ia masih memelukku. Ia masih terlelap, di sampingku wajahnya tepat didepanku. Kuperhatikan wajah yang sangat kurindukan ini, sudah beberapa minggu aku tidak sedekat ini dengannya, ini semua karena kebodohanku sendiri.
Aku jadi teringat saat pertama kami masuk sekolah. Kami sama-sama datang terlambat, untungnya kami tidak mendapat hukuman karena ini hari pertama jadi mereka masih memberikan pengecualian dan kami hanya mendapat peringatan agar tak mengulanginya lagi. Kami pun diperintahkan untuk masuk kekelas masing-masing, dan saat ditanya kami berada di kelas berapa, kami menjawab disaat yang bersamaan
"10-2"
Kami satu kelas dan entah karena kebetulan atau apa dia duduk di kursi seberang kiriku. Aku melihatnya setiap hari karena tempat duduk kami sama-sama di barisan paling belakang. Tak jarang aku memperhatikannya saat belajar, ia seorang gadis yang pendiam tak berbeda jauh denganku. Ia juga anak yang pandai, hanya di pelajaran matematika saja tampaknya ia agak kesulitan.
Pernah satu kali ia tidak mengumpulkan tugasnya karena tertinggal di rumah dan ssaem menyuruhnya keluar dari kelas, sebagai hukuman ia tidak di izinkan mengikuti pelajaran hari itu. Saat ssaem bertanya siapa lagi yang tidak mengumpulkan tugas aku mengangkat tanganku. Entah kenapa aku melakukan itu padahal aku sudah mengerjakannya tapi kumasukan kembali bukuku ke dalam tas.
Akhirnya akupun dihukum keluar dari kelas berdua dengannya. Jieun hanya berdiri di depan pintu lalu aku mengajaknya ke taman belakang sekolah dan akhirnya kami duduk di kursi taman. Ia hanya diam saja aku pun seperti itu lalu kunyalakan musik yang ada di ponselku, kudengarkan melalui earphone kuberikan satu padanya.
"Mau mendengarkan bersama?" ia terlihat kaget tapi tak menolaknya.
Kami mendengarkan musik bersama untuk pertama kalinya. Hukuman ini terasa menyenangkan. Dan itu terjadi sekitar satu tahun yang lalu dan sepertinya sejak saat itu aku mulai memperhatikannya, ingin mengajaknya mengobrol tapi aku bingung bagaimana memulainya.
Tapi pagi ini menjadi pagi terindah untukku, Jieun tidur disebelahku sambil memelukku membuat jantungku berdebar dua kali lebih kencang. Ia terlihat cantik dalam tidurnya, kulit wajahnya yang bersih, bulu matanya yang lentik dan bibirnya yang berwarna kemerahan tepat berada didepan bibirku. Rasanya aku sedikit tergoda untuk menyentuhnya, merasakan kelembutannya.
Kumajukan wajahku lebih mendekat padanya, dapat kurasakan hembusan nafasnya. Dan perlahan kukecup bibirnya. Bibirnya terasa lembut.
Sebelum ia terbangun kuhentikan kegiatanku ini, walau sedikit tak rela.
Benar saja Jieun terbangun dari tidurnya. Saat ia membuka matanya dan melihatku yang tepat dihadapannya, ia terdiam sesaat masih dengan posisi yang sama sedari tadi.
Begitu ia tersadar, ia langsung menarik tubuhnya menjauh. Membuatku sedikit kecewa, ia tersenyum walau terlihat canggung. Lalu ia menempelkan lengannya dikeningku,
"Sudah tak panas, kita harus sarapan baru setelah itu kau minum kembali obatmu."
Jieun hendak bangkit dari posisinya yang sedang berbaring, tapi kutarik lengannya membuatnya kembali berbaring lalu kupeluk tubuhnya.
"Biarkan seperti ini, lupakan dulu tentang sarapan dan obatnya."
Permintaanku membuat pipinya berubah merah merona, membuatnya terlihat menggemaskan.
"Ji-ah gomawo telah menjagaku." ia hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum manis.
"Kau ingat? Kau masih punya hutang padaku."
"Hutang apa? Perasaan aku tidak pernah berhutang pada siapapun." Ekspresi wajahnya menunjukkan kalau ia sedang kebingungan.
"Kau tidak ingat? Kau janji akan memberiku hadiah kalau aku menang pada perlombaan basket bulan lalu."
"Ah, iya aku ingat. Lalu kau mau hadiah apa?"
"Nanti saja aku katakan jika sudah waktunya, tapi janji kau akan memberikan apa yang kumau."
Ia mengangguk sambil tersenyum.
"Iya aku janji."
010918
I just wanna say happy belated day to Jungkooki. Keep healthy and more sucses with the bangtan. 🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm with You
FanfictionDia Min Yoongi, seseorang yang selalu berekspresi dingin namun memiliki hati yang hangat. Yang selalu mengisi hari-hariku.