Hari ini jam pelajaran kosong, para Ssaem sedang mengadakan rapat dengan kepala sekolah. Aku merasa bosan sendirian, Taehyung memutuskan untuk ikut club dance bersama Jimin dan Hoseok. Sohee entah kemana tadi dia pamit hendak ketoilet tapi belum kembali hingga sekarang. Aku berlalu meninggalkan kelas terlalu ramai disini, sebaiknya kuhirup udara segar diluar.
Kulangkahkan kakiku menuju rooftop sepertinya itu tempat yang cocok untuk mencari udara segar. Ku langkahkan kakiku menaiki anak tangga satu persatu sampai didepan pintu kuputar knop pintu dan dapat kuhirup udara segar kota ini. Sesaat bayanganku mengingat kejadian saat pertama kali Yoongi mengajakku ketempat ini, disini ditempat ini aku menangis dalam pelukannya, merasakan kehangatan yang Yoongi berikan kala itu. Tapi kini kami sudah tidak pernah bersama lagi. Kalau ditanya bagaimana perasaanku, jujur kukatakan aku merindukannya.
"Han Jieun! Apa yang kaulakukan disini?"
Suara itu seperti suara yang kukenal, aku berbalik mencari arah suara tersebut.
"Y—Yoongi a-aku hanya mencari udara segar, kau sendiri apa yang kau lakukan disini?" orang yang baru saja kupikirkan kini berada di dekatku.
Ia menatapku tapi kenapa wajahnya terlihat pucat? Yoongi masih duduk dikursi pojokan, melipat kakinya dan tangannya memeluk lutut. Ia tak menjawab.
"Kalau aku mengganggumu sebaiknya aku pergi saja." Aku berjalan meninggalkannya tapi suaranya menghentikan langkahku.
"Jangan pergi tetaplah disini, temani aku." Pintanya padaku, lalu aku beranjak mendekatinya.
Yoongi diam tak berbicara, ia terlihat lemah. Kuperhatikan dengan seksama wajahnya yang pucat terlihat tambah pucat, nafasnya pun berat. Kusentuh dahinya terasa panas dan kusentuh dahiku tidak panas normal saja.
"Yoongi apa kau demam? badanmu panas."
"Ehm.." hanya itu yang dia ucapkan.
"Ayo kita keruang kesehatan, kau harus istirahat dan minum obat agar panasmu cepat turun."
Awalnya ia menolak tapi kupaksa akhirnya dia menurut, kami berjalan meninggalkan rooftop dan aku berjalan sebelahnya.
"Aku pulang saja." Ia pergi kekelas mengambil tasnya.
"Kau mau pulang, sendiri? Kau kan sedang sakit Yoon. Mau kupanggilkan temanmu atau kekasihmu untuk mengantarmu?" Aku sedikit khawatir dengan keadaannya.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Ia tetap menolaknya.
"Kalau begitu, biar aku saja yang menemanimu pulang."
Dia terdiam hendak menolak tapi aku memaksa lalu aku berlari mengambil tasku dan mengikutinya dibelakang.
Kami keparkiran mengambil motornya, sebenarnya aku kurang setuju kalau kami pulang dengan mengendarai sepeda motor karena dalam keadaan sakit bisa sangat berbahaya, tapi Yoongi bilang tidak apa-apa. Dalam hati aku berdoa semoga kami tiba dirumahnya dengan selamat. Yoongi mengendarai sepeda motornya dengan perlahan.
Akhirnya sampailah dirumahnya aku sungguh merasa lega, ia memarkirkan sepeda motornya lalu masuk kedalam. Keadaan rumahnya sangat sepi, tidak ada satu orang pun.
"Rumahmu kosong, dimana ibumu?" tanyaku penasaran.
"Eomma dan appa sedang pergi ke Daegu, ada acara keluarga." Jawabnya lalu ia pergi kedapur mengambil segelas air dan meminumnya lalu ia juga memberikan padaku segelas air lagi.
Yoongi menyuruhku duduk disofa dan ia pun duduk disebelahku, aku menyuruhnya untuk meminum obat dan beristirahat dikamarnya. Ah aku ingat ia harus makan dulu sebelum minum obat, tapi nyatanya dia belum makan. Tidak ada yang bisa dimakan dirumahnya jadi kubuatkan bubur untuknya. Ia memakannya sedikit lalu minum obat dan kupaksa agar ia mau istirahat dikamarnya.
Kamar ini masih sama penuh dengan aroma Yoongi, aku merindukan aroma ini. Yoongi merebahkan tubuhnya diatas ranjang, kuraba keningnya masih panas lalu kuminta handuk kecil untuk mengompresnya.
"Ji-ah gomawo."
"Ehm, tapi untuk apa?"
"Karena menemaniku disini, tapi aku akan baik-baik saja kau sebaiknya pulang nanti ibumu mencarimu."
Bagaimana aku bisa pulang kalau demamnya belum turun juga.
"Nanti saja kalau tubuhmu sudah tidak demam lagi." aku khawatir meninggalkannya sendirian dirumah.
"Ji-ah..." ia menatapku dengan matanya yang terlihat sendu."Ehm..." kuletakkan kain kompres diatas keningnya semoga panasnya cepat turun.
"Mianhae..." suaranya terdengar makin lemah sepertinya pengaruh obat mulai bekerja.
"Kenapa meminta maaf padaku?"
"Aku telah salah paham padamu, harusnya aku mendengarkan penjelasanmu dulu bukannya malah menghindarimu, mian." ini pasti tentang Tae.
"Gwaenchanha, jangan dipikirkan sebaiknya sekarang kau tidur." Ia mengangguk dan memejamkan matanya.
"Cepat sembuh Yoongi-ya."
250818
Hai, selamat malam apa kabar kalian? Semoga baik ya. Karena ini cerita pertamaku, maaf ya kalau kurang bagus atau banyak yang salah. Semoga kalian gak bosen buat bacanya.🙏😁

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm with You
FanfictionDia Min Yoongi, seseorang yang selalu berekspresi dingin namun memiliki hati yang hangat. Yang selalu mengisi hari-hariku.