Pagi ini Yoongi lagi-lagi menjemputku. Ibu yang membukakan pintu dan menyuruhnya masuk bahkan menawarinya untuk ikut sarapan bersama tetapi Yoongi menolak karena sudah sarapan dirumahnya. Akhirnya kami pergi setelah berpamitan pada ibu, sebelum pergi ibu berbisik padaku.
"Anak gadis eomma sudah besar rupanya, sudah punya kekasih." Ia tersenyum sambil membelai rambutku pelan.
"Eomma dia bukan kekasihku. Kami hanya berteman."
Ibu hanya tertawa sambil berkata,"Yoongi-ya, tolong jaga Jieun-ku dan hati-hati dijalan."
"Ne, bibi." Yoongi pun tersenyum.
Ibu itu apa-apaan sih meminta Yoongi menjagaku memangnya aku anak bayi? Bikin malu saja.
Tugas sekolah yang kemarin kami kerjakan hari ini dikumpulkan. Semoga mendapat nilai yang baik.
•••
Akan diadakan pertandingan basket antar sekolah. Walaupun belum tahu kapan dilaksanakannya, tetapi itu tetap membuat Yoongi dan timnya sibuk latihan hampir setiap hari.
Kami jarang bersama akhir-akhir ini. Kadang aku melihatnya latihan tetapi hanya sebentar saja karena terlalu ramai dengan teriakan para gadis-gadis penggemar Yoongi dan teman-temannya. Aku tidak terlalu suka keramaian, aku lebih suka tempat-tempat yang sepi seperti perpustakaan. Aku juga tidak punya banyak teman. Menurutku, satu teman baik saja sudah cukup daripada banyak teman yang hanya baik didepan saja dan dibelakang membicarakanmu. Entah kenapa aku dan Sohee bisa akrab padahal kami memiliki sifat yang jauh berbeda.
Sohee tipe gadis yang ceria. Ia cantik dan juga cerewet berbeda denganku, aku lebih suka diam dan mendengarkan apa yang ia katakan. Tapi Sohee membuat duniaku yang sunyi jadi lebih ramai. Ia juga penuh perhatian, jadi tak heran kalau Park Jimin jatuh cinta padanya.
Ponselku bergetar ada sms masuk.
Yoongi
Jieun-ah, bisa tolong kau antarkan tasku sepulang sekolah nanti?Jieun
Baiklah.Setelah kelas usai, aku membawakan tas Yoongi sesuai permintaannya. Tempat latihan terlihat lebih sepi dibanding siang tadi. Hanya ada para pemain dan beberapa orang gadis. Biar kutebak mereka pasti sedang menunggu kekasih mereka yang sedang latihan.
Yoongi melihat kedatanganku dan ia melambaikan tangannya lalu menghampiriku, membuat seluruh perhatian tertuju pada kami. Dan disana juga ada Jungkook, tentu saja dia juga anggota tim basket sekolah.
"Ini tasmu." Kuserahkan tas itu pada Yoongi dan dia menerimanya.
"Terima kasih." aku mengangguk.
"Ya sudah aku pulang dulu." Tapi Yoongi menahan tanganku kala aku hendak beranjak dari tempat itu.
"Tunggu aku, sebentar lagi latihan selesai. Aku akan mengantarmu pulang."
"Tidak perlu aku pulang sendiri saja." Jawabku yang menolak tawarannya karena aku tahu ia pasti lelah kalau harus mengantarku pulang tapi sepertinya Yoongi berpikir lain.
"Apa karena ada Jungkook disana? Jadi kau tak mau menungguku."
Yoongi terlihat kecewa, aku jadi tak enak hati.
"Baiklah aku akan menunggumu sampai kau selesai latihan." ucapku.
Ia tersenyum dan kembali latihan bersama teman-temannya.
Benar saja, tak lama latihan berakhir dan dia kembali menghampiriku, duduk disampingku dan meminum air dari botolnya. Keringat membasahi wajahnya yang membuatnya menyeka wajahnya dengan handuk kecil miliknya. Nafasnya masih turun naik, pasti ia sangat lelah pikirku. Lalu ia pergi keruang ganti dan mengganti bajunya dengan t-shirt putih polos dan kami siap untuk pergi dari tempat ini begitu juga dengan yang lainnya.
"Ah, Yoongi hyung punya kekasih rupanya."
Yoongi hanya tersenyum sambil mengusap leher belakangnya, menanggapi perkataan teman-temannya. Lalu ia mengenalkan temannya satu persatu padaku, begitu juga dengan Jungkook. Aku malu sudah pasti dan juga gugup. Apa lagi saat Jungkook berdiri tepat didepanku. Sepertinya Yoongi menyadari hal itu ia menarik tanganku yang sudah berkeringat dan pergi berlalu dari tempat itu.
Kami tidak pulang kerumah, Yoongi mengajakku mampir ke suatu tempat. Dia mengajakku berjalan-jalan disebuah taman yang tak begitu jauh dari rumahku. Kami duduk disalah satu bangku yang ada dibawah pohon sakura. Ia menyandarkan punggungnya dibangku dengan matanya terpejam. Ia terlihat sangat lelah.
"Kau terlihat lelah, Yoon. Apa tidak sebaiknya kita kembali saja?" tanyaku membuat Yoongi menggeleng pelan.
"Tidak apa, aku ingin disini sebentar saja. Sudah beberapa hari ini kita jarang bersama. Jadi hari ini temani aku, ya."
"Apa kau merindukanku?"
Sebenarnya aku hanya bercanda tapi jawabannya lebih mengejutkanku.
"Ne, aku sangat merindukanmu."
Matanya terbuka dan menatapku, ia melihat keterkejutanku. Lalu ia merebahkan kepalanya di pundakku. Ah, lama-lama bersamanya bisa copot jantungku ini. Aku hanya terdiam tak tahu lagi harus bicara apa. Jadi kudengarkan saja detak jantungku yang iramanya sudah tak beraturan.
"Ji-ah, kau akan datang melihat pertandinganku nanti 'kan?"
"Tentu, aku akan datang melihatmu bertanding. Aku doakan semoga kau menang dalam pertandingan basket nanti."
Aku mencoba menyemangatinya.
"Kalau nanti aku menang, boleh aku minta hadiah padamu?"
"Hah, hadiah apa?"
"Hadiah untuk kemenanganku pastinya."
Mengapa minta hadiahnya padaku harusnya sekolah yang memberikan hadiah.
"Hm, baiklah asal jangan yang mahal, aku tak punya uang."
"Tidak mahal kok, tenang saja."
"Janji ya, Jieun."
Dia tersenyum sambil menepuk hidungku dengan jarinya.
Aku hanya mengangguk saja tanda setuju.210718
Hi, I hope u like my story.
Happy weekend 😘

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm with You
Fiksi PenggemarDia Min Yoongi, seseorang yang selalu berekspresi dingin namun memiliki hati yang hangat. Yang selalu mengisi hari-hariku.