18

2.2K 176 2
                                    

Entah kenapa sejak kemarin Tae selalu saja menggangguku tidak dirumah maupun disekolah, ia terus merengek seperti anak kecil. Andai saja gadis-gadis disekolah ini tahu tingkah Taehyung yang sebenarnya pasti mereka berpikir puluhan bahkan ratusan kali untuk menyukainya. Anak itu tidak pernah berubah tetap saja aneh.

Siang ini pun seperti itu ia datang kekelasku dan memaksaku untuk ikut dengannya. Ia terus menarikku tanpa memberitahu kemana ia akan mengajakku pergi.

"Taehyung-ah kita mau kemana?"

"Sudah ikut saja, nanti juga kau tahu sendiri." Ia masih terus menarikku.

Kuikuti kemana arah langkahnya. Dan ia berhenti di lapangan basket. Disana, ada Yoongi dan teman-temannya. Kuhentikan langkahku, Taehyung ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa kau mengajakku kesini?"

"Memangnya kenapa? Apa karena ada Yoongi disana?" Dasar Taehyung bodoh masih saja bertanya.

"Hmm, bukankah kau sendiri yang bilang kalau aku harus melupakannya." Apa dia sudah lupa dengan perkataannya sendiri.

"Iya, tapi Ji-ah maaf ternyata aku salah. Aku tidak akan lagi melarangmu untuk dekat dengannya." Ada apa dengan Taehyung hari ini?

"Sudahlah Tae, sebaiknya aku pergi saja." Apa dia lupa kalau Yoongi itu sudah punya kekasih.

Aku beranjak pergi meninggalkan Taehyung. Anak itu entah apa yang membuatnya berubah pikiran seperti itu padahal baru beberapa hari yang lalu ia bilang padaku kalau aku harus melupakan Yoongi tapi sekarang perkataannya sudah berbeda.

Tapi sekarang aku mau kemana? Sebaiknya aku pulang saja.
Kuambil tasku dan bersiap hendak pulang, namun tiba-tiba Soohe dan Jimin masuk.

"Jieun-ah, kau mau kemana?"

"Pulang, kenapa kau mau pulang juga? Kalau begitu ayo kita pulang bersama."

"Aku pulang bersama Jimin, mian."

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu." Aku berjalan melewati Jimin yang sedang menunggu Soohe ia tersenyum padaku yang kubalas dengan senyum juga.

"Jieun." Jimin memanggilku aku menoleh kearahnya.

"Iya Jimin ada apa?"

"Tadi Yoongi mencarimu, temuilah dia. Kau jangan menghindarinya lagi kasihan temanku itu dia jadi pendiam sejak kau terus-terusan menghindarinya."

Yoongi jadi pendiam, apa aku tidak salah dengar, bukannya dia memang sudah seperti itu sejak dulu. Mungkin sejak ia di lahirkan.

Lalu Jimin dan Soohe pergi bersama, Soohe melambaikan tangannya padaku. Mereka pasangan yang serasi. Kadang, aku merasa iri pada mereka.

"Jieun!" Ada yang memanggilku, kuhentikan langkahku dan melihat siapa yang memanggilku. Itu Yoongi, ia berjalan menghampiriku.

"Ah, akhirnya ketemu juga. Disini kau rupanya." Benar yang dikatakan Jimin dia mencariku tapi untuk apa dia mencariku.

"Ayo ikut aku ada yang ingin kukatakan padamu." Ia menarik tanganku tapi kuhempaskan genggaman tangannya dan ia terlihat kaget.

Lalu aku pergi meninggalkannya, tapi ia tetap mengikutiku.

"Jieun tunggu! aku ingin bicara, sebentar saja. Aku janji tidak akan lama."

Tapi aku tidak mempedulikannya aku terus berjalan dan berbelok kearah taman ia terus mengikutiku sampai akhirnya, dia memelukku dari belakang dan hal itu membuatku menghentikan langkahku.

"Kumohon Jieun-ah berhentilah menghindariku. Dan dengarkan aku sebentar saja."

"Baiklah tapi lepaskan dulu pelukanmu."

"Akan kulepaskan kalau kau janji tidak akan pergi."

"Hmm aku janji." Dan benar saja ia melepaskan pelukannya. Ia juga memutar tubuhku hingga berhadapan dengannya.

"Bicaralah tadi katanya ada yang mau kau katakan padaku."

"Kenapa kau jadi galak begini. Aku cuma mau bilang, aku mau meminta hadiah yang kau janjikan dulu. Kau masih ingat kan?"

Hadiah, ah iya aku ingat aku berjanji akan memberikan hadiah padanya. Tapi itu kan sudah beberapa bulan yang lalu kenapa ia masih ingat sih.

"Iya aku ingat. Lalu hadiah apa yang kau minta?" Yoongi diam dan menatapku.

"Hadiah yang ku mau itu kau."

"Aku!"

"Iya hadiah yang aku mau itu kau Han Jieun."

"Apa maksudmu? Kau mau aku, aku tidak mengerti. Dasar aneh!" Memangnya aku barang di jadikan hadiah.

"Dasar bodoh!" Ia malah tertawa.

"Maksudku aku ingin kau jadi milikku." Aku tidak salah dengarkan.

"Kau tidak boleh menolak karena kau sudah berjanji akan memberikan apapun yang kuminta."

Ini artinya ia ingin aku jadi kekasihnya kan.

"Lalu bagaimana dengan Jung Hanna bukankah dia juga kekasihmu?"

"Sudah kuduga kau pasti salah paham lagi padaku. Dengar Jieun dia bukan kekasihku. Memang benar kalau dia menyukaiku tapi sudah kutolak."

"Kenapa? Kenapa kau menolaknya? dia cantik."

"Tapi dimataku kau lebih cantik."

"Kenapa aku?"

"Karena aku suka padamu." Yoongi suka padaku benarkah ini.

"Jadi, kau mau kan jadi milikku?" Aku tidak bermimpikan? Yoongi, sedang menyatakan perasaannya padaku.

"Jieun! Kenapa diam? Ayo jawab."
Aku harus jawab apa? Akhirnya, aku hanya menganggukan kepalaku. Ia terlihat bahagia dengan senyuman di wajahnya.

"Aku bolehkan memeluk hadiahku?"
Aku tersenyum lalu ia memelukku. Pelukan hangat yang sangat kurindukan dari seorang Min Yoongi.

"Jieun-ah, gomawo." Yoongi masih memelukku.

"Lain kali kalau ada sesuatu tanyalah padaku jangan malah menghindariku. Aku tak suka jika kau menjauh dariku."

"Arra, mianhae."

Yoongi melepaskan pelukannya ia mengajakku pulang, kali ini kami berjalan sambil bergandengan tangan. Masih tak percaya seorang Min Yoongi yang dingin dan berwajah datar itu, kini jadi kekasihku. Tapi jika kuingat kembali ia tak sedingin yang dikatakan orang. Ia malah selalu bersikap hangat padaku, ia selalu ada disaat-saat sulitku.

"Saranghae Yoongi-ya"



                       – END –

201018

Akhirnya selesai juga cerita Jieun n Yoongi. Tapi kayanya akan ada bonchap, di tunggu aj ya.

I'm with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang