13

1.7K 182 0
                                    

Karena menjaga Yoongi yang sakit aku harus menginap dirumahnya, karena aku tak tega meninggalkannya sendirian dalam keadaan sakit. Pagi harinya Taehyung menjemputku, ibu yang menyuruhnya ia juga membawakan makanan untuk kami sarapan, alangkah baiknya ibuku ini. Selain itu Tae juga membawakanku baju ganti.

Setelah sarapan aku mandi karena dari kemarin aku belum mengganti seragamku. Sementara aku mandi Yoongi yang menemani Tae, entah apa yang mereka obrolkan tapi mereka terlihat sedikit lebih akrab. Tidak aneh sih Tae memang pandai bergaul, dia mudah akrab dengan siapa saja. Baru sekitar satu bulan dia bersekolah—disekolahku tapi temannya lebih banyak dariku. Terutama gadis-gadis, jangan ditanya lagi kalau soal yang satu ini, tidak sedikit yang mencoba mencari perhatiannya baik dari adik kelas sampai pada kakak kelas. Mungkin kalau bukan karena kami bersaudara aku juga akan jatuh pada pesona Tae. 

Setelah selesai dengan urusanku aku ikut mengobrol dengan mereka.

Siang harinya orangtua dan kakak Yoongi kembali dari Daegu, setelah sedikit berbasa-basi aku dan Tae pun pamit pulang. Orangtua Yoongi mengucapkan terima kasih padaku karena sudah menjaga putranya.

Kami pulang menggunakan bus, karena ini hari libur bus yang kami naiki sedikit sepi hanya ada beberapa orang saja, aku duduk disamping Tae.

"Ji-ah, apa kau dan Yoongi berpacaran?"

"Tidak kami hanya berteman saja." memang benarkan kalau Yoongi dan aku hanya berteman.

"Tapi kau suka padanya kan?" Tanya Tae lagi.

"Iya aku suka padanya." ingin rasanya ku jawab seperti itu tapi aku tak memiliki keberanian untuk berterus terang walau pada Tae.

"Tidak, aku tidak suka padanya."

"Bohong! Kau pasti berbohong padaku awas nanti hidungmu panjang seperti Pinokio."

"Aish apa sih maksudmu Tae!"
Taehyung tertawa melihatku yang sedang kesal dengan ucapannya.

"Apa sih yang kau suka dari lelaki itu? Sikapnya cuek dan dingin."

"Kalau belum dekat dengannya dia  memang seperti itu, tapi kalau kau sudah mengenalnya ia sangat baik dan perhatian." setidaknya itu yang kurasakan.

"Wow, Han Jieun sepertinya kau sudah sangat mengenalnya." Dia meledekku lagi.

"Tapi Ji-ah semalam tidak terjadi sesuatu kan antara kalian?"

"Sesuatu, apa maksudmu Tae?" Aku tidak mengerti apa maksud pertanyaannya.

"Yah, kau tahu lah maksudku, kalian kan sudah dewasa."

"Ya Taehyung, jangan berpikir yang tidak-tidak, dia itu sedang sakit. Apa yang akan kulakukan dengan orang yang sedang sakit? Aku cuma merawatnya."

Taehyung tertawa lalu berkata.

"Ya baguslah kalau begitu. Tapi sepertinya entah kau atau dia yang tidak normal."

"Dasar byuntae!"

•••

Sesampainya di rumah ibu dan ayah terus menggodaku, menanyakan banyak pertanyaan yang aneh pula. Kenapa orangtuaku mendadak jadi cerewet seperti ini aku kan cuma merawat Yoongi yang sedang sakit.

"Tapi Ji-ah eomma harap kau bisa menjaga diri, kau belum menyelesaikan pendidikanmu. Eomma tak mau kau menyesal nantinya."

"Eomma! Sudah hentikan aku bisa menjaga diri, aku juga tahu mana yang boleh kulakukan atau pun tidak. Jadi jangan terlalu berlebihan." 

Jawabku membela diri, aku juga tahu hal itu seharusnya tidak terjadi tapi mau bagaimana lagi aku tak tega meninggalkan Yoongi seorang diri. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya, saat
tidak ada siapapun di rumahnya.

"Eomma tahu kau anak yang baik, dan Yoongi juga lelaki yang baik tapi kau adalah puteri kami satu-satunya dan kami sangat menyayangimu jadi wajar kalau eomma dan appa khawatir padamu."

Perkataan ibu membuatku terharu, aku tahu ia mengatakan itu karena menyayangiku dan mengkhawatirkanku, lalu aku memeluknya dan ia membelai rambutku.

"Eomma saranghae."

Ibuku tersenyum dan mengecup keningku.

"Nado saranghae, uri ttal."






080918






I'm with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang