Merah jambu volcadot berenda!
Sempaknya Vanessha! Njir! Beneran sempak! Mana berenda lagi!
Muka gue langsung memerah.
Segera gue alihkan pandangan, tak mau dianggap mencuri kesempatan. Walau gue sempat meliriknya sebentar.“Udah gini, terus gimana?” Tanyanya. Sekarang kedua kakinya sudah berada di wilayah luar gedung sekolah. Tinggal satu langkah saja baginya untuk sampai bawah tanah. Gue pun merentangkan kedua tangan kedepan, memberikan ancang-ancang pada Vanessha agar segera loncat ke pelukan gue.
“Lompat Nessha! Jatuhlah ke pelukanku!”
“Lo...lo yakin?” Ada keraguan dalam dirinya.
Gue hanya mengangguk meyakinkan.
“Ta..tapi gue takut.”
“Tenang Nessha ada Aku disini. Aku hitung sampe hitungan ketiga. Kamu lompat terus aku tangkep kamu.” Gue meyakinkan “Oke? Satu...dua..ti..”
GUBRAKKKKK!!!!
Badan gue langsung telentang di bawah tanah. Punggung gue sakit. Perut gue nyeri karna saat ini Vanessha duduk di atas perut gue. Tapi tak seperti adegan di drama korea. Yang kalau ceweknya jatuh di atas cowoknya, akan terjadi adegan tatap-tatapan. Terus, kesetel lagu it’s you biar keliatan romantis, kek, di film while you were sleeping. Kepala gue malah di tabok abis-abisan sama Vanessha.
PLAK! PLAK! PLAK!
“Dasar modus lo! Manusia kerdus! Banci karet!”
Padahal, kan. Mau dilihat dari segi manapun kelihatannya Nessha yang modus. Kan, dia yang di atas. Kenapa pala gue jadi korban? Udah bagus ditolongin, bukanya bilang makasih, malah mukulin.ngeselin juga lama-lama. Untung cakep!
Mentang-mentang muka cakep mukulin orang sembarangan! Ngajak cipok?!
“Aduh! Aduh! Sakit Nessha! Ampun!”
----O0O----
Bingung ingin cabut kemana. Akhirnya kami memutuskan untuk nongkrong di kedai ice cream bang saleh. Setelah kami berdebat panjang di perjalanan.
“Kalau ke mall, gimana?” Tanya gue saat itu.
“Kita masih pake seragam nanti diusir.”
“KBR (kebun Raya Bogor)?”
“Panas!”
“BNR (Bogor Nirawana Residence)?”
“Jauh!”
“Hotel?”
“Lo mau mesum?!”
Matahari yang masih hangat menyelimuti hari rabu yang cerah itu. Seolah tanah bisa berkata akan lebih baik jika ia bisa dipijak oleh banyak manusia. Bocah-bocah yang masih pake pempers, bergerak bebas kesana kemari, tak takut ada yang keluar, karna pempresnya anti bocor. Tawa-tawa yang mengelilingi kami seakan menjadi melodi di taman angsa, yang berlokasi di kota hujan.
Gue dan Vanessha menjilat nikmat ice cream corneto goceng, yang tadi baru di beli di kedai bang saleh. Jangan harap bang saleh adalah cowok kemayu seperti serial kartun upin-ipin, tetapi ia adalah pemuda batak yang berotot dan bertato, tapi tak pakai narkoba. Ia yang selalu senantiasa menjaga kedai itu. Tak boleh ada yang ngutang, karna ia tau ngutang adalah rayuan bullshit para fakir miskin yang haus ice cream, begitu katanya waktu gue pengen ngutang.
Gue memandang Vanessha yang lagi sibuk jilatin ice cream. Jilatannya begitu napsu, sehingga menimbulkan bercak-bercak coklat menempel di sekitar bibirnya. Berniat ingin romantis seperti Lee Min Ho yang jilatin bekas Ice cream di bibirnya Park Shin Hye. Otak ini masih bekerja normal, tak mungkin melakukan adegan mesum itu di tempat umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue is Bad Boy
HumorPernah kah kamu mendengar cerita tentang bad boy yang berubah menjadi good boy untuk orang yang disayanginya? Tetapi bagaimana jika seorang good boy yang rela menjadi bad boy untuk orang yang disayanginya? Doni Irawan, seorang good boy yang konon wa...