3. Pentolan

177 15 5
                                    

Disetiap kelas bahkan sekolah pasti ada aja yang namanya pentolan. Tau, kan? Ya, pentolan itu yang buat ngambil sayur.

Maksud gue kayak orang yang sok jagoan gitu loh. Sok penguasa pengennya ditakutin banyak orang, walau sebenernya mukanya emang nakutin sih.

Di sekolah gue tepatnya SMK Kayangan Terpadu. Jangan tanya kenapa ‘kayangan' karna gue juga gak tau. Mungkin pemilik yayasan pengikut setia Mimi Peri.

Sekolah gue ini bisa dibilang sekolah paling besar dan murid terbanyak se-kota Bogor atau bahkan Indonesia. Lo bisa bayangin jumblah muridnya aja ada 12.000. dan jangan tanya seberapa penuhnya kantin pada jam istirahat.

Dengan murid yang segitu banyaknya pasti ada diantara mereka yang menjadi pentolan. Khusus untuk jurusan gue yaitu TKR ada pentolan yang bernama Rendy atau sering dipanggil Obet. Gue juga gak ngerti kenapa bisa dipanggil Obet. Biasalah yang namanya jagoan pasti punya nampang ‘unik' tersendiri.

Dia ini orangnya tinggi, kekar, sedikit berotot dan tatapanya itu tajam banget. Udah kayak goloknya bang Kembi, jasa sembelih kambing di kampung gue.

Sekalinya dia ngasih perintah pasti kita semua nurut, karna emang gak ada yang berani buat nolak. Dia emang ditakutin sama satu sekolah, termasuk gue.

Kalau kata si Furqon sih, “jangan coba-coba berurusan sama Obet kalau lo masih mau punya burung.” Dari situ gue bersumpah gaakan berurusan sama Obet pentolan TKR 1.

Tapi sialnya adalah dia itu satu kelas sama gue, Furqon, dan Mario.
Hampir semua anak dia bully, entahlah tujuannya apa mungkin dia kurang susu. Tapi, gue percaya kalau lo diem dan gak ada masalah sama dia lo pasti aman.

Dan disini gue hanya berperan sebagai lalat yang punya urusan sendiri dan gak mau ikut campur dengan urusan orang lain.

Dan sialnya gue, Mario, dan Furqon justru yang paling sering disuruh-suruh. Apalagi Mario karna dia bego, dia jadi sering dipalakin sama Obet. Gue sebenernya juga gak mau diperbudak sama genknya si Obet.

Cuma mau gimana lagi gue hanya berusaha mencari posisi aman.

Kayak sekarang aja nih Obet and the gang nyuruh kita buat beli baso di kantin. Yang lo tau lah kondisi kantin SMK Kayangan kayak gimana. Tapi demi posisi ‘aman’ gue tetep beliin.

Gue jadi mikir, Obet ini termasuk anak bad boy, kan? Dan apakah cowok yang seperti ini yang diingin kan oleh seorang Vanessha Angela?

Berarti, gue harus kayak Obet? Ah, mana bisa!

Gue masih mencari-cari cara bagaimana gue menjadi bad boy. Tapi, gue mulai ragu karna gue aja masih suka disuruh-suruh, dan temen gue itu si Furqon sama si Mario. Yang lo tau sendirilah gimana kelakuan temen-temen gue.

Dan setelah gue dan temen-temen gue mengantarkan pesanan Obet and the gang ke kelas. Gue, Mario dan Furqon memutuskan untuk duduk – duduk dipinggir danau sekolah.

“Guys, gue bosen hidup gue gini-gini mulu.” Gue mulai membuka obrolan, gue harap kali ini mereka bakal ngerti.

“Apa!? Lo udah bosen hidup? Lo mau bunuh diri? Jangan, Don Dosa!” tuh, apa gue bilang gimana gue mau jadi bad boy kalau punya temen yang ga waras kayak si Mario gini.

“Astaga! Don, sadar itu perbuatan yang tidak terpuji! Kita juga tau kok Don, hidup itu emang gak gampang. Tapi seenggaknya lo harus bersyukur!” Tambah  Furqon yang kini bercita-cita menjadi Ustadzah.

“Iya Don, ingat! Hidup itu bagaikan diperkosa kalau bisa ya, LAWAN. Kalau gak bisa ya NIKMATIN aja.” Bule micin mulai ber-qoutes berunsur porno yang tidak lulus sensor. Sepertinya otaknya Mario harus dicuci, lalu dijemur agar menghilang memori mesumnya.

Gue is Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang