Jangan lupa tekan tanda bintang sebelum membaca😇 Komentarnya juga kalau mau.
----O0O----
Sepulang sekolah rencananya, gue pengen langsung pulang aja ke rumah, terus bobo ganteng di pulau kapuk. Tapi, niat itu ter-urungkan. Ketika saat ini gue, Furqon, Mario diseret sama Obet and the genk ke gedung SMA. Katanya, sih, kita itu masih dalam tahap penataran jadi sepulang sekolah di wajibkan nongkrong atau melakukan hal konyol-seperti kemauan Obet. Dan kali ini kita akan diajarkan cara memalak yang baik dengan benar.
“Dalam kamus bad boy memalak itu hal yang sangat penting. Karna ketika lo memalak kesangaran lo akan muncul. Itu yang akan membuat orang jadi segan sama lo.” Obet memberi kami materi bagaikan seorang bad boy yang asli.
Ya,iya, lah asli! Ya, masa KW, sih?
Gue, Mario dan Furqon Cuma manggut-manggut bego aja, dengerin kata Obet.
“Untuk bagian ini, gue serahkan kepada the master kita, Putra!” Obet merangkul pundak Putra. Putra tersenyum bangga karna dipuji Obet seperti itu.
Ah, siapa yang tak kenal dengan Putra? Seluruh warga Kayangan juga pada tau kalau Putra adalah si tukang palak yang paling kejam. Ia tidak segan-segan memalak siapa saja, entah itu cowok, cewek, ia tak perduli. Gue juga dulu pernah kena palak sama Putra. Bahkan sampe guru pun dia palak!. Tapi, abis itu Putra langsung kena skor 3 hari. Katanya Putra gak tau kalau yang ia palak itu guru. Maklum yang ia palak adalah guru magang, mungkin umurnya masih 20 tahun.
Putra pun mulai menjelaskan tutorial memalak ala preman amatir.
“Pertama-tama lo harus pantau target, kira-kira cocok gak buat di palak!” Ah, gue tau pasti dia ngomong gini karna trauma kejadian malak guru yang dulu.
“Noh! Liat, noh! Itu target!” Putra menunjuk siswa culun yang menggunakan kacamata biru dengan dagunya. Kami pun melihat ke arah target yang dituju.
“Terus?” Kata gue.
“Lo harus masang tampang sangar depan do’i.”
“Tampang sangar yang gimana?” Tanya Furqon.
“Nih, liatin gue!” Kami melihat Putra dengan seksama “Kepala miringin ke kanan, terus agak di dengak-in ke atas, jangan lupa jalan juga harus dimiringin biar keliatan gagah!” Jelasnya, sambil mempraktekan apa yang ia ucap.
Gue agak bingung sama perkataannya menurut gue itu lebih mirip kek orang sengklek dari pada preman amatir.
“Itu mau malak atau kena stroke mendadak? Pake kepala dimiringin segala!” Protes Furqon.
“Eh, panjul!” Putra langsung menoyor kepala Furqon “Lo pernah nonton film barat kagak, sih?!”
“Pernah, lah!” Ucap gue, Mario, dan Furqon bersamaan.
“Lo liat, tuh, perampoknya, kan, gaya malak nya pada gitu. Kita sebagai bad boy, terinspirasi dari sana!”
“Yang lo tonton pelem berbi sengklek kali!” Ceplos gue.
“Daripada lo banyak bacot. Mending lo pada liatin gue nih, saatnya beraksi!” Putra melangkah menuju cowok culun yang kena sial hari ini. Tentunya dengan gaya yang tampang dibuat sangar, jalannya dimiringin, kepala miring ke ke kanan agak di dongak ke atas. Yang menurut gue malah lebih mirip berbi sengklek daripada seorang bad boy.
Kita yang berjumblah 11 orang menunggu di balik pohon, memerhatikan aksi Putra. Kira-kira berhasil atau tidak? Dengan caranya yang meragukan.
Tak lama wajah target sudah ketakutan duluan, awalnya ia bohong katanya tidak punya uang. Tapi, setelah Putra menodongkan pisau lipet ke perutnya, tanpa basa-basi lagi anak itu langsung memberikan Putra uang 20 ribu lima lembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue is Bad Boy
HumorPernah kah kamu mendengar cerita tentang bad boy yang berubah menjadi good boy untuk orang yang disayanginya? Tetapi bagaimana jika seorang good boy yang rela menjadi bad boy untuk orang yang disayanginya? Doni Irawan, seorang good boy yang konon wa...