02 ; 100

1.9K 175 11
                                    

ps; cerita akan selalu dari side Lisa, kalau side nya berubah nanti aku tulis kalau itu side nya berubah:D

Flashback : on

Seoul, South Korea
— 17 February, 2013
— 11.33 am KST

"Lisa!"

"Ah! Yak! Kim Hanbin!" teriak ku kesal. Bagaimana tidak? Dia tiba-tiba muncul di belakangku lalu mengejutkanku.

Dia lalu tertawa dengan keras dan itu membuatku semakin kesal, "Ish, Hanbin pabo!" umpatku lalu memukul-mukul dirinya.

Yang dipukul mengaduh kesakitan, "Ah! Lalisa, astaga ampun!" teriaknya. Aku tidak peduli dan tetap memukulnya walau tidak sekeras tadi. "Lalisa Manoban, sayang hentikan" pintanya dengan wajah memohon.

Aku pun menghentikan aksi ku tadi dan mengerucutkan bibirku tidak suka, mengalihkan pandanganku darinya dan berusaha agar tidak luluh oleh segala rayuan nya.

"Maafkan aku oke? Hehe" ujarnya dan hanya kubalas dengan gumaman.

"Oh ayolah, aku kan hanya bercanda sayang" bujuknya, tapi aku tetap tidak akan merespon nya.

"my baby girl, ayolah jangan seperti itu. Kau ingin apa? Kue? Eskrim? Apapun itu akan aku belikan" bujuknya lagi sembari mengelus pelan surai blonde milikku.

Oh, shit dia memanggilku seperti itu dan dia akan membelikanku apapun. Hanbin itu orang paling tau kelemahanku.

"Kau masih ingin marah, hm?" tanya nya lagi dan ia mulai mendekatkan wajahnya kepadaku, sampai aku bisa merasakan deru nafasnya dengan sangat jelas.

Dia mulai mengecup bibirku dan berusaha untuk melumat setiap sisi bibirku, tapi aku langsung mendorongnya karena aku tau akhirnya akan buruk. Seperti dua minggu yang lalu, berakhir ia memberikan tanda tepat di perpotongan leherku. Byuntae memang.

"Baiklah baiklah! Aku tidak marah, okay?" cegahku. Ia hanya tersenyum licik, memang benar-benar Hanbin itu.

"Nah begitu" ujarnya lalu terkekeh pelan. Aku hanya membalasnya dengan sedikit tersenyum. "tersenyum lah yang lebar, iiii~" pintanya sembari menaikkan tiap sudut bibirku membuatku langsung tertawa.

Kalian tau tidak kenapa aku sayang orang bodoh seperti dia? Aku pun bingung. Dia itu memang tidak seperti laki-laki romantis yang ada di drama yang kalian tonton. Tampan? Um, bagiku dia tampan tapi mungkin bagi kalian tidak. Perlakuan lembut dan sifat pengertian nya yang membuatku jatuh ke dalam dunia nya. Ah, dia ini sering membuatku lelah hanya karena memikirkan nya.

"Lisa" panggilnya yang membuatku tersadar dari lamunanku.

Aku menoleh padanya, "Ada apa?" tanyaku. "um h–hap um, bagaimana ya mengatakan nya" gumamnya tapi masih dapat kudengar. "Bicara saja, Hanbin" bujukku.

Ia menatap mataku intens membuatku sedikit gugup, "selamat hari jadi ke-100, Lalisa" ungkapnya dengan sedikit senyuman.

Dan aku baru ingat kalau hari ini adalah hari jadi ke-100 kami, aku sangat senang Hanbin mengingatnya.

Aku pun menatap netra teduhnya intens, "Iya Hanbin, aku senang kau mengingatnya. Aku bahkan tidak mengingatnya" ujarku.

Hanbin sedikit menunduk, "Maaf kalau aku tidak romantis seperti yang kau inginkan" ujarnya dengan sedikit rasa bersalah, kurasa.

Aku hanya mengangguk dan mendongakkan wajahnya, "Tidak apa-apa, kau menjadi dirimu yang sekarang saja aku sudah senang" ujarku senang.

Hanbin tersenyum dan mulai mendekatkan wajahnya, entah siapa yang memulai dan semuanya terjadi begitu saja. Bibir tebalnya mulai melumat bibirku pelan, ciuman kali ini terasa berbeda dari biasanya. Terasa sangat tulus dan tidak ada nafsu sama sekali, membuat darahku berdesir dan rasanya seperti banyak kupu-kupu yang bertebangan di perutku. Hanbin mulai melepas pagutannya,

"Ich liebe dich"

"Ich liebe dich auch, Hanbin"

—🌸🌸—

Aku tau ini– ah sudahlah:")

Have A Good Day • HanLis [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang