01 ; Kim Hanbin?

3.2K 217 6
                                    

Seoul, South Korea
- 5 August, 2017
- 7.53 am, KST

Sinar matahari yang masuk lewat jendela kamarku membuat kesadaranku mulai terkumpul, melihat seorang perempuan yang paling kusayangi.

"Ayo bangun sayang" ujar perempuan itu dengan lembut.

"Ya sebentar lagi, bu" aku menjawab sembari meregangkan tubuhku.

"Ibu tunggu dibawah ya, kita harus membicarakan sesuatu" ujarnya dengan nada bicara yang cukup serius. Aku hanya menjawabnya dengan gumaman.

Aku segera mengambil handuk yang tergantung di sisi lemariku, lalu pergi untuk membersihkan tubuhku dan merileks-kan tubuhku yang pegal akibat lembur tadi malam.

🌙🌙

Aku segera turun ke bawah dan mendapati ibu ku sedang menyiapkan sarapan untuk berdua. Ayahku sudah meninggal sejak aku berumur enam tahun, cukup muda kan? Dan dua tahun lalu- ah sudahlah itu kita bahas nanti saja.

"bacon and egg?" tanyaku saat akan duduk di salah satu kuris meja makan.

"ofcourse, apa kau bosan?" tanya ibuku dengan lembut. Ah, nada bicaranya yang selalu lembut dan suaranya selalu menjadi favoritku.

"Hum, tentu saja tidak! Apapun yang ibu buat selalu menjadi favoritku!" jawabku dengan semangat dan sedikit senyuman.

Ia tersenyum senang, "Kau ini bisa saja, Lalisa" responnya senang dengan senyum yang sangat tulus. Ia lalu duduk di meja depanku dan menyerahkan sepasang pisau dan garpu.

"Selamat makan" seru kami berbarengan.

"Um, ibu? Kau mau membicarakan soal apa?" tanyaku di sela-sela sarapan kami.

"Ah, itu, maaf Lisa tapi jangan tersinggung" ujarnya seakan merasa bersalah. Aku tentu saja bingung, mengapa ibu merasa seperti itu.

"Memangnya ada apa? Katakan saja bu" bujuk ku lembut.

"Um, apa kau tidak berniat mencari pengganti? Maksud ibu, kau sudah sukses dan umur mu terbilang sudah sangat cukup untuk menikah-"

"Bu, kurasa aku masih belum siap. Dan, kurasa ia tidak akan tegantikan" ucapku memotong topiknya.

Katakan aku tidak sopan, tapi percayalah aku tidak bisa melupakan dia.

Kim Hanbin.

Biar kuceritakan tentang dia nanti.

"Baiklah, ibu harap kau tidak terlalu lama berduka. Itu tidak baik, ibu yakin dia pasti tidak mau kau bersedih terlalu lama, Lisa. Baiklah, Ibu pergi dulu" pamitnya lalu mencium pucuk kepalaku.

Aku hanya tersenyum terpaksa mendengar respon nya, entahlah aku merasa tidak bisa berpindah.

Ternyata memang benar, cinta pertama itu tidak tergantikan bukan?




Baiklah, aku akan mulai bercerita tentang Kim Hanbin. Mungkin lebih tepatnya kisahku dengan nya, dari awal kami menjadi sepasang kekasih.

- ah, aku akan menceritakan kisah dengannya yang paling berkesan dan paling membekas yang terpatri di dalam ingatanku.

🌙🌙

Hampir semua chapter untuk ke depannya adalah flashback. So, enjoy it!

Ah, can you give me some feedback? Hehe❤

Have A Good Day • HanLis [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang