11 ; I hate you!

854 106 7
                                    

📍warn; - terdapat adegan kekerasan dan tidak senonoh

-
Seoul, South Korea
- 16 Nov, 2014
- 11.56 pm KST

Perlahan kesadaranku pulih, tapi ini sangat gelap. Aku tidak bisa melihat apa-apa, tidak bisa berteriak ataupun memberontak. Tanganku dan kakiku sepertinya diikat sangat erat, rasanya perih.

Aku mencoba menajamkan indra pendengaranku, mendengar suara langkah mendekat dan sepertinya ada benda yang diseret. Langkah kaki itu semakin mendekat, aku mencoba memberontak tapi tidak bisa. Sekarang ia ada di belakangku, penutup mataku perlahan dilepas.

"Halo, nona Lalisa"

Sapaan nya barusan tepat di telinga kananku, dan itu membuatku merinding dengan suara berbisik nya. Ia berpindah dan berdiri di depanku, aku ingin menendangnya tapi tidak bisa karena kakiku sedang diikat. Aku mendelik padanya dan dia hanya tersenyum, aku tak tau maksudnya apa.

"Kenapa? Kau ingin protes? Baiklah akan kulepas" ujarnya, ia lalu langsung melepas lakban di mulutku dan itu cukup sakit.

Ia berjongkok didepanku, meraba kakiku dari lutut hingga ke pinggang. Itu membuatku ingin menangis, "Kau sama seperti dulu, apakah kekasihmu itu belum pernah menyentuhmu hm?" tanya nya. "Sialan kau Bobby! Jangan sentuh aku, dasar cabul!" bentakku, tapi itu tak membuatnya menghentikan tingkahnya. Ia menyentuh hampir seluruh bagian tubuhku, menjijikan!

Ia berdiri lalu berlalu pergi begitu saja dengan tertawa sangat keras seakan tidak bersalah. Itu membuatku sangat geram. "Bobby sialan! Aku bersumpah akan membunuhmu Bobby!" teriakku, tapi ia hanya tertawa mendengarnya. Ia terlalu meremehkan.

Aku tertunduk lesu, air mataku perlahan jatuh. Aku terisak, aku benar-benar membutuhkan Hanbin sekarang ini. "Hanbin, kau dimana?" gumamku dengan terisak. Aku terus-terusan menangis, dan itu membuatku mengantuk.

🌙🌙

Seoul, South Korea
- 17 Nov, 2014
- 10.44 am, KST

"Lisa!"

Teriakkan yang sangat keras itu membuatku terbangun, tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi kananku membuatku sangat terkejut. "Hey, sadarlah Lisa!" bentak nya. Ah, aku benar-benar benci suara ini.

Tiba-tiba ia mendongak kan daguku, dan mencium bibirku. Aku terbelalak, dan berusaha memberontak tapi tenaga nya terlalu kuat dan ditambah dengan keadaanku yang terikat. Ia lalu melepasnya dan langsung menampar pipiku lagi, "Apa yang kau lakukan, Bobby Kim?! Kau sudah gila ya?!" bentak ku. Ia mendekatkan wajahnya padaku, "Layani aku Lisa, aku butuh bantuanmu" ujarnya lalu berusaha mencium bibirku lagi.

Aku memalingkan wajahku, "Aku tidak mau! Aku bukan wanita murahan yang sering kau tiduri itu! Dan aku bukan bonekamu!" bentakku, ia hanya tertawa meremehkan lalu menjambak rambutku, "Kau mau kusiksa hm? Seperti saat itu?" tanya nya. Aku menggertakan gigiku, "Silahkan saja! Pukul aku semaumu, siksa saja! Yang jelas aku tidak akan mau ditiduri olehmu!"

Ia menampar pipiku berulang kali, lalu menarik rambutku lagi. "Lihat nona, kau menangis lagi!" ejeknya, ia lalu melepasnya dengan kasar. "Jangan sok jual mahal, kau itukan sangat murahan!" ejeknya. Aku hanya tertawa meremehkan membuatnya mengernyit bingung, "Huh? Lalu kau apa? Barang obral? Memakai tubuhmu untuk semua wanita, berganti-ganti kekasih terus menerus?" ejekku.

Ia terlihat sangat geram lalu menampar pipiku lagi, "Sialan kau Lalisa!" umpatnya. Aku tersenyum meremehkan, "Kenapa? Memang begitu kan faktanya?"

Bobby berusaha untuk menamparku lagi sebelum sebuah tangan mencegahnya, "Apa yang kau lakukan, pecundang?" tanya nya dengan nada dingin. Aku tersenyum senang, tapi dia tidak melihatku.

Bobby berdiri dihadapan orang tadi, "Apa yang kau lakukan disini, Kim Hanbin?" sembari menatapnya sinis. Hanbin menarik kerah baju Bobby dan membentaknya, "Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang kau lakukan padanya!" Bobby menatap Hanbin malas.

Bobby melepas cengkraman Hanbin di kerahnya lalu memukul pipi tirusnya, "Jangan macam-macam" Bobby menggantung ucapan nya lalu mengeluarkan sebuah pistol dan menodongkan nya padaku, "Atau dia yang akan menerima akibatnya"

Ancaman nya berhasil membuat Hanbin sangat diam. "Baiklah baiklah, aku tidak akan macam-macam. Tapi lepaskan Lisa" permintaan Hanbin barusan membuat Bobby tertawa, "Tentu saja tidak akan. Serahkan dulu Lisa padaku lalu aku berani menjamin aku tidak akan menyakitinya"

Perkataan Bobby barusan membuat Hanbin membelalakan matanya tidak percaya, "Memang nya kau siapa? Seenaknya memerintahku dan berani menyakitinya?" tanya Hanbin dengan nada bicaranya yang mulai meninggi. Bobby merangkulku, "Dia mantan kekasihku, dan dia mengakhiri hubungan kami secara sepihak dan seenaknya. Tentu saja aku tidak terima" jelas Bobby. Ya memang aku mengakhiri hubungan kami secara sepihak, tapi ini terlalu kekanakan dan keterlaluan!

Hanbin menatap Bobby sedikit terkejut lalu mengganguk, "Baiklah, ambil saja dia" ujar Hanbin. Aku sangat terkejut, bagaimana dia bisa begitu mudah berbicara seperti itu.

Hanbin mendekati Bobby lalu tiba-tiba memberinya bogeman mentah di pipinya, membuat pistol di tangan Bobby terlempar dan Hanbin langsung menendangnya entah kemana. "Sialan kau Bobby! Kau itu benar-benar pecundang huh?!" ujar Hanbin sembari terus menerus meninju Bobby.

Tidak lama, Bobby membalas bogeman yang diberikan oleh Hanbin. "Huh? Kau bilang aku pecundang?!" aku hanya bisa diam melihat mereka berdua, kalaupun berusaha melerai itu tidak akan berhasil.

Mereka berdua terus-menerus saling memukul sebelum ada seseorang datang, "Angkat tangan kalian!" dan itu berhasil membuat mereka mengangkat tangan mereka lalu berdiri. Aku bisa melihat smirk kecil di wajah Hanbin. Tiba-tiba banyak polisi yang mengamankan Bobby dan membiarkan Hanbin. Ia menepuk pundak salah satu orang itu dan menggumamkan sesuatu.

Ia berjalan ke arahku lalu melepas semua tali yang mengikat, begitu terlepas ia memelukku sangat erat. Ia membisikan sesuatu di telingaku, "Aku benar-benar khawatir Lalisa" Aku membalas pelukan eratnya, "Aku benar-benar ketakutan Hanbin, terimakasih sudah menyelamatkanku" ujarku lirih. Airmataku perlahan menetes.

Hanbin mengelus suraiku lembut, "Menangis lah Lisa, aku minta maaf ya tidak bisa menjagamu, hm?" tanya nya, aku mengangguk sebagai jawaban.

"ekhem!"

Sebuah dehaman keras barusan membuat kami melepas pelukan kami. Dan sepertinya karena adegan barusan ada yang tidak nyaman. "Sebaiknya kau segera membawa dia ke rumah sakit dan obati juga dirimu Hanbin" ujar nya. Membuat Hanbin menyengir lebar, "Baiklah, terimakasih atas bantuanmu Jinhwan. Lain kali aku akan mentraktirmu minum, ok!" ujar Hanbin. Orang yang sepertinya bernama Jinhwan tadi hanya mengangguk dan tersenyum, dan oh! Tubuhnya mungil, itu membuatnya terlihat imut. Aku jadi ragu apakah ia benar polisi.

Hanbin berpamitan dan segera membawaku keluar dari tempat kotor itu, ah benar-benar membuatku tidak nyaman. Ia membawaku masuk ke dalam mobilnya, dan kami segera bergegas.

"Hanbin, I miss you so much"

Hal itu membuat Hanbin tersenyum, dan ia mengacak pucuk suraiku.

"I miss you too, more than you know"

Setelah itu keadaan terus tenang dengan musik r&b yang terus mengalun tanpa di iringi percakapan.

-🌙🌙-

Halo gaes, maaf banget ya baru update. Moodku itu, uh tau ah. Ini aja sebenernya gak mood dan mau dilanjut besok, tapi masa di besok-besok in terus sih?! Jadi ya gitu deh, maaf kalo gaje dan gak dapet feel nya:(

Mood ku sedang acak-acakan🍂

Eh, saran lagu k-hip hop atau r&b yg enak dong:(
Atau lagu sejenis heyahe - one :(

Have A Good Day • HanLis [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang