Kalau aku bisa mengungkapkan bagaimana rasa cintaku pada Lisa dengan kata-kata, mungkin itu akan menjadi sesuatu yang memakan waktu sangat lama. Karena, aku benar-benar mencintainya. Dan jika aku merangkainya menjadi puisi atau apapun itu, mungkin akan memakan berlembar-lembar kertas.
Ia adalah orang pertama yang membuatku benar-benar merasakan bagaimana itu jatuh cinta. Membuatku tak dapat berpaling pada orang lain, bahkan marah kepadanya pun tak bisa.
Ia yang mengajarkan ku bagaimana rasanya cinta, sakit, kehilangan, tidak berdaya tanpanya. Sekuat itulah efeknya padaku.
Kalau kau mau tau tentang diriku, aku ini adalah seorang playboy. Ya, laki-laki brengsek yang pintar memainkan hati perempuan.
Memberlakukan orang lain seenaknya, mabuk-mabukan, tidak pernah memikirkan masa depanku. Bahkan, punya niatan untuk berubah pun tidak walaupun sudah ditegur berkali-kali.
Kalau aku disuruh menilai bagaimana brengseknya diriku di masa lalu dari peringkat satu hingga sepuluh, mungkin aku akan memberikan peringkat sebelas untuk diriku.
Sebrengsek itulah diriku.
Dan, Lisa lah yang membuatku berubah. Lisa yang membuatku sadar dengan kelakuanku yang sangat kurang ajar dan dibenci banyak orang.
Kalau kau penasaran bagaimana Lisa membuatku sadar, itu cukup mengesankan untukku.
Lisa yang saat itu sedang sangat emosi karena mengetahui hati sahabat perempuan nya sudah benar-benar disakiti tidak bisa tinggal diam lagi.
Ia segera menghampiri lelaki yang ia ketahui bernama Hanbin dengan marga Kim, lalu menampar pipi kirinya dengan sangat keras. Hingga menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya.
"Kalau kau berani menyakiti perempuan, itu artinya kau sudah menyakiti ibumu dan perempuan yang sangat berharga dalam hidupmu" ujarnya selepas menampar Hanbin.
"Apa kau tak tahu, kalau perempuan tidak boleh disakiti, baik hatinya maupun fisiknya?"
"Setiap tetes air mata yang menetes dari mata perempuan yang engkau sakiti, maka tiap langkahmu itulah yang akan dikutuk oleh tuhan" lanjutnya.
Lalu perempuan yang berdarah campuran itu segera lenyap dari pandangan Hanbin.
Kira-kira begitulah. Kalau menurutku, ia cukup berani menghadapiku yang terkenal dengan kekuasaan ku untuk menghancurkan siapa saja. Mengingat, aku cukup populer dan memiliki penggemar saat itu.
Aku bisa saja memanggil anggota geng ku yang siap menghajarnya kapanpun. Aku bisa saja mempermalukan dirinya di publik bagaimanapun caranya.
Tapi kata-kata nya saat itu, benar-benar terngiang di kepalaku.
Belum pernah ada yang seberani itu padaku, terutama perempuan. Dan, ia mengubah pandangan hidupku untuk lebih serius dan berubah lebih baik.
Dan, dia menamparku karena aku sudah menyakiti Dahyun. Kekasihku saat itu. Aku tidak menyangka saja ia seberani itu. Membela sahabat dan bukan dirinya.
Dan, bagaimana ia memperlakukan diriku sebagai manusia, sebagai teman, sebagai sahabat. Bukan sebagai sampah.
Saat itu, orang yang menyukaiku hanya menyukai fisikku. Atau orang yang berpura-pura menyukaiku karena ingin memanfaatkan ketenaran ku. Mereka semua tidak benar-benar tulus.
Aku memiliki satu sebenarnya. Jung Jaewon. Sahabat terdekatku. Kami pergi kemanapun selalu saja berdua. Dan hanya ia yang tulus berteman denganku.
Dan sampai akhirnya aku bertemu dengannya, Lalisa Manoban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Have A Good Day • HanLis [✔]
Fanfiction" Hanbin, can you just stay here? " Ini tentang hari-hari yang kulewati bersama Hanbin, senang, sedih, ataupun susah.