13 ; Cinderella

720 92 3
                                    

- Seoul, South Korea
- 31 Dec 2014

Pagi ini begitu cerah, dengan salju putih yang menghiasi jalanan. Udara dingin namun hangat si saat bersamaan membuat siapapun ingin keluar rumah.

Aku mencari-cari ibuku tidak ada, lalu aku melihat note di pintu kulkas bertuliskan,

"Lisa, ibu pergi dulu ya. Ibu meninggalkan sedikit uang di laci kamar. Ambil saja kalau kau butuh, ibu tidak akan lama kok.

— Mom❤

Aku hanya menghela nafas, ia sering sekali meninggalkan ku seperti ini. Aku lalu pergi mengambil handuk dan alat-alat mandiku lalu pergi ke kamar mandi dengan malas dan piyama pink yang masih melekat di tubuhku kurusku. Aku mengambil ponselku dan memutar lagu Fantastic Baby milik 'BIGBANG' dan lagu-lagu lain favoritku.

Ya ini memang masih pagi untuk berteriak-teriak lalu bernyanyi di dalam kamar mandi, tapi untung nya ibu ku tidak pernah mempermasalhkan itu.

Tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk.

"Halo"

'Selamat pagi, nona'

"Pagi juga, tuan"

'Kau sedang apa?'

"Aku sedang mandi, aku matikan dulu ya"

'Eh tap-'

Lalu aku segera mematikan ponselku dan melanjutkan mandi ku yang sempat tertunda.

-

Saat aku keluar kamar mandi ada yang membuatku terkejut.

"YAK! KELUAR KAU KIM HANBIN!"

Dia tiba-tiba ada di dalam kamar ku, ya siapa yang tidak akan terkejut. Dia hanya memamerkan senyum bodoh nya-ya sebenarnya manis, aku segera mendorong nya keluar kamar ku.

"Sayang cepat, aku mau mengajakmu ke suatu tempat~" pinta nya dengan nada yang di imut-imut kan. Walaupun hanya mendengar suaranya entah kenapa aku bisa membayangkan wajah sok imut nya itu. Aku segera memilih pakaian dan keluar kamar untuk menemui Hanbin. Aku melihatnya duduk di sofa dengan wajah cemberut. Entah kenapa ia menjadi sangat imut.

"Hanbin~ kau tidak jadi mengajak ku pergi?" ajak ku. Aku duduk di kursi lalu bersender pada bahu lebar miliknya. Dia hanya mengalihkan pandangan nya dan tidak meresponku. Aku segera berdiri di hadapan nya, "Oppa! Ayoo kita pergi~ eung, belikan aku eskrim~" dia mulai tersenyum namun berusaha menyembunyikan nya, aku tau ia tidak akan bisa marah.

Aku lalu menarik-narik tangan nya, "oppa~! Ayooo~ aku lapar~". Dia tiba-tiba menarik tanganku dan merengkuhku ke dalam pelukan nya. "Ayo princess, jangan merengek begitu, ya?" ujar nya, aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

Kami berdua lalu keluar menaiki mobil Hanbin, dengan tangan kanan nya yang mengendalikan setir mobil dan tangan kirinya yang terus memegang tanganku dan mengelus nya. Ia terus memegang tanganku sepanjang jalan menyetir dan tidak membiarkan ku untuk melepas tanganku dari genggaman nya. "Hanbin, kenapa kau tidak mau melepaskan tanganku? Aku ingin mengambil sesuatu di dalam tas" tanyaku, ia menghela nafas dan menatap mataku dalam, "Aku tidak ingin kau lepas dan pergi meninggalkan ku begitu saja" jawaban nya barusan membuat tawaku pecah begitu saja di dalam mobil. "Hanbin, kau tau? Gombalanmu barusan sangat menggelikan" ujarku, dan dia hanya terkekeh sebagai jawaban.

Tak lama kemudian, kami sampai. Ternyata dia mengajak ku ke sebuah taman yang cukup jauh dari apartemen ku. Yang aku bingung, di taman itu tidak ada orang sama sekali. Padahal tiap tahun selalu ramai, walaupun itu saat natal sekalipun.

"Hanbin, untuk apa kita jauh-jauh ke taman ini?" tanyaku, ia hanya menjawab nya dengan senyuman. Dan itu tentu saja membuatku semakin bingung apa maksudnya mengajak ku kesini. Dia menarik ku sebuah tempat di taman itu, dan kalian tahu? Ada banyak bunga ditempat itu. "Hanbin, ini apa?" tanyaku lagi. Ia hanya menatapku dalam, dan memeluk ku. Aku yang dipeluk tiba-tiba tentu saja terkejut. "Hei Hanbin, apa kau tidak apa-apa?" dia terus diam. Dan tentu saja hal itu membuatku benar-benar kebingungan. "H-hey Hanbin, ada apa denganmu?" tanyaku. Dia hanya menggeleng. Aku langsung saja mendorong pundaknya dan menatap matanya, "Kau kenapa? Katakanlah padaku", dia hanya menatapku selama beberapa menit.

Dia lalu mengambil sepasang high heels di balik bunga-bunga tadi dan menggiringku untuk duduk di sebuah bangku taman. Dia melepas kedua sepatu kets milikku, dan memasangkan high heels milik ku yang saat itu sempat hilang pada kaki kanan ku. Tentu saja aku sedikit terkejut, karena ada sebuah manik khas yang Hanbin buat lalu tempelkan pada high heels milik ku. "Ah, aku tau ini milikmu, karena yang sudah menjadi milik tidak akan mungkin hilang kan?" tanya nya yang diakhiri dengan kekehan. Lalu ia memasangkan high heels yang satunya lagi pada kaki kiri ku.

"Kakimu indah Lalisa. Ah, apakah hal ini mengingatkan mu pada suatu hal?" tanya nya. Tentu saja aku bisa menebak nya, "Ini seperti, kisah Cinderella kan?" tebak ku. Ia mengangguk dengan antusias, dan itu sangat menggemaskan.

"Jadi Lalisa," ujar nya, lalu tiba-tiba ada banyak orang yang keluar dan membawa sebuket bunga daisy. Aku sangat terkejut dan bahkan tidak bisa memikirkan dimana mereka sembunyi.

"Maukah kau menjadi Cinderella di hidupku?" tanya nya di hadapanku dengan posisi yang sama dan menyerahkan sebuah kotak yang berisikan cincin. Tentu saja rasanya sangat terkejut, dan ada ibuku disini. Ada orang tua Hanbin. Bahkan tanpa sadar air mataku langsung menetes. Karena tidak sanggup mengeluarkan kata-kata aku hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

Ia lalu langsung menggendongku dan mencium seluruh bagian wajahku. Wajah kami yang sumringah dan juga orang-orang di sekitar kami yang juga ikut tersenyum bahagia terutama orang tua kami menyebarkan hawa bahagia.

"Terimakasih Lalisa, mau menerimaku sebagai pangeran mu" ujarnya.

Aku mengangguk, "Dan terimakasih juga telah menjadikan ku sebagai Cinderella mu" balasku dengan senyuman yang lebar.

Orang-orang di sekitar kami mendekat dan memeluk kami. Ah, aku rasa ini adalah hari yang paling membahagiakan.

🌹🌹

Maafkan aku kalau gaje:"

Have A Good Day • HanLis [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang