Seoul, South Korea
— 18 Oct, 2014
— 4.05 am KSTAku segera membawa mobilku melaju dengan sangat kencang di jalanan memanfaatkan keadaan yang masih sepi oleh kendaraan.
Aku sedang terburu-buru pergi ke rumah sakit karena panggilan rusuh Jisoo tadi. Ia menyuruhku untuk ke rumah sakit secepatnya, ia bilang ini sangat penting jadi aku sangat di desak. Kebetulan sekali hari ini hari Sabtu, jadi aku bebas.
Aku tidak tau ada apa jadi aku hanya berdo'a semoga ada kejadian yang membahagiakan. Aku segera memarkirkan mobilku di halaman parkir rumah sakit itu dan segera masuk mencari Jisoo.
"Yak! Lisa!" panggil seseorang dengan sedikit berteriak. Aku langsung berlari mendekatinya, "Ada ap-" pertanyaan yang akan kulontarkan sudah dipotong terlebih dahulu. Ia menarik tanganku menyusuri koridor dan menuju kamar Hanbin.
Aku melihat ada banyak dokter disana, dan kalian tau sesuatu? Alat bantu hidup pada tubuh Hanbin hampir semuanya di lepas. Bahkan netra sayu nya mengerjap-ngerjap membuatku ingin berteriak, aku senang, sangat senang! Ingin rasanya aku segera memeluknya.
"Lihat itu Lisa, tuhan memberikan kesempatan kedua dan, berkat Hanbin yang kuat ini semua ini bisa terjadi" ujarnya dengan senyum yang lebar.
Air mataku perlahan turun, tidak ini bukan karena sedih. Aku terlalu senang hingga tak bisa menahan air mataku lagi, oh sungguh tuhan sangat baik.
Dokter yang ku ingat namanya Kim Dong Hyuk itu menghampiriku, "Baiklah nona Lalisa, kami akan meninggalkan kalian berdua. Tapi biarkan tuan Hanbin ber istirahat terlebih dahulu" jelasnya lalu melenggang pergi.
Aku segera menuju ranjang Hanbin dengan langkah yang sedikit limbung. Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi dihadapan ku sekarang ini.
"Lisa" panggil Hanbin dengan suara yang parau. Aku segera duduk di sampingnya dan menggenggam tangan nya erat. "Aku tau kau akan bangun Hanbin" ujarku dengan suara yang serak karena menangis.
Ia terkekeh pelan dan menggenggam tanganku, "Jangan menangis Lalisa, kau terlihat jelek dengan itu" ejeknya. Aku hanya tertawa mendengar nya. Aku tidak mau marah padanya sekarang, aku sangat bersyukur ia dapat bangun.
Aku mengelus surai coklatnya pelan, "Istirahatlah dulu Hanbin, besok kita pulang" ujarku dan dibalas dengan anggukan lemah darinya. Kami berdua tertidur hingga saat hari sudah cukup siang.
🌙🌙
Aku bangun dari tidurku dan mendapati Hanbin yang sedang menatapku dan mengelus surai hitamku. Aku tersenyum saat melihatnya bisa tersenyum lagi. "Lisa, kau mewarnai rambutmu menjadi hitam?" tanya nya. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
Ia tersenyum, "Kau sangat cantik dengan rambut hitam seperti ini" pujian nya membuatku menjadi salah tingkah.
Ini sudah jam sebelas siang dan aku ingin cepat-cepat pulang. Aku bangkit dari dudukku, "Hanbin, aku ingin bertanya pada dokter kita bisa pulang kapan, ya?" tanyaku. Ia mengangguk lemah.
Aku segera keluar dari ruangan dan mencari dokter bernama Kim Dong Hyuk tadi. Ah, dia sedang berada di meja resepsionis. Aku segera menghampiri nya.
Aku menepuk pundaknya membuatnya menoleh, "Maaf, kapan pasien Kim Hanbin bisa pulang?" tanyaku. Ia nampak berpikir, "Besok siang kalian sudah boleh pulang, aku takut jika pulang sekarang kondisi nya menjadi tidak stabil. Jadi besok siang saja" jawabnya. Aku hanya menangguk lalu mengucapkan terima kasih. Aku segera berjalan menuju kamar Hanbin.
Aku segera duduk di sampingnya lagi. "Katanya kau baru boleh pulang besok siang, jadi aku akan menemanimu sampai besok siang" jelasku. Ia terdiam sebentar, "Kau boleh pulang lalu besok siang menjemputku Lisa" ujarnya.
Aku menggeleng, "Aku ingin menemanimu agar tidak kesepian. Oh iya, itu bonekamu Hanbin" ujarku lalu mengambil boneka yang ada di sisi kasur Hanbin. "Aish, aku bukan anak kecil yang menyukai boneka Lisa" eluhnya lalu mencibikkan bibirnya, membuatku gemas akan tingkahnya.
Aku mencubit hidung bangir nya yang membuatnya sedikit mendelik, "Tapi kau masih menyukainya kan? Bahkan kau tidak bisa tidur tanpa boneka itu, tuan Kim" ujarku dengan sedikit nada mengejek. Ia menatapku dengan tatapan datar membuatku terkekeh pelan.
Hari Sabtu itu aku bercengkrama seharian dengan Hanbin, melontarkan berbagai lelucon, hingga tentang bagaimana kami bisa menjadi sepasang kekasih. Sebenarnya agak aneh, karena yang tadinya pertanyaan iseng dan sekarang menjadi serius seperti ini. Oh, jangan lupakan tentang ketakutan Hanbin menaiki wahana ekstrem. Tapi setelah itu marah padaku, ya walau hanya lima menit. Dia tidak bisa marah terlalu lama padaku, aku hebat bukan?
Kami tertidur dengan nyenyak malam itu, dengan saling menautkan jari kami. Tapi aku tidak tau kenapa, hal itu membuat jantungku berdebar sangat kencang. Dengan kupu-kupu yang bertebangan di perutku, dan darah yang berdesir sangat cepat. Ah itu sangat lucu rasanya.
Sebuah gumaman terdengar dari bibir tebal Hanbin,
"I love you, Lalisa Manoban. You are my everything"
—🌙🌙—
Double up? Hehe
Dikarenakan dua hari kedepan aku gak bisa update, jadi aku kasih double up
HeheOh iya, jangan panggil thor. Panggil archie atau ya terserah kalian, dipanggil aci juga ikhlas:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Have A Good Day • HanLis [✔]
Fanfiction" Hanbin, can you just stay here? " Ini tentang hari-hari yang kulewati bersama Hanbin, senang, sedih, ataupun susah.