- Seoul, South Korea
- 28 February, 2015-
Hari ini kami akan berkencan. Ya tentu saja aku dan Hanbin. Aku tidak tau Hanbin akan mengajakku kemana. Kemanapun ia mengajakku aku akan ikut, tidak baik bukan mengeluh?
Aku mengenakan padding berwarna coklat muda dengan sweater hitam dan jeans hitam. Juga tidak lupa scarf berwarna putih. Hanbin memberitahu untuk menggunakan baju yang hangat, ia benar-benar perhatian. Dia bilang tidak ingin aku terkena flu seperti ia yang saat itu hanya menggunakan kaus pendek,jaket,dan jeans saat salju turun. Dan ya, berujung pada dirinya yang tidak bekerja selama seminggu.
Aku mengaplikasikan pelembab, bedak tipis dan liptint pada wajahku. Aku memang tidak suka untuk berdandan terlalu banyak. Bahkan itu untuk berkencan sekalipun.
Aku menunggu Hanbin sembari memainkan ponselku. Aku teringat untuk menghubungi Hanbin.
Mambin🙊
| Hei
| dimana?
4.22 pmAku sudah menunggu lima belas menit tapi tak ada balasan. Ya mungkin dia sedang di jalan, lalu aku terpikir untuk menelfon nya.
'Yeoboseyeo?'
"Ah, kau dimana?"
'Aku sedang di jalan, tunggu lah sebentar lagi'
Dan untungnya dia mengangkat.
"Ah iya baiklah" lalu aku segera memutus sambungan telfon nya.
Aku memeriksa penampilan ku sekali lagi.
Sudah rapih.
Aku duduk di ruang tengah lalu memainkan ponselku selama menunggu Hanbin. Tak terasa ini sudah 2 jam semenjak aku menelfon nya dan Hanbin belum datang. Aku menelfon nya lagi, dan hanya nada sambung saja yang terdengar.
"Astaga dia ini kemana sih?" gumamku sembari masih menghubunginya. Tiba-tiba ada panggilan yang masuk ke ponselku, dan itu dari dokter yang menangani Hanbin saat itu.
Dokter Kim Dong Hyuk.
"Halo, ada apa dok?"
'kau bisa datang ke rumah sakit sekarang?'
Nada bicara nya terdengar panik dan khawatir. Dan terdengar suara-suara ribut di belakang sana.
"Ada apa?"
'datang saja, aku butuh kau'
"hm, baiklah"
'baik, cepat ya'
Lalu ia memutus sambungan telfon nya terlebih dahulu.
Aku segera bersiap dan memberhentikan taksi yang lewat. Terlalu lama jika harus menunggu bus yang akan mengantarku ke rumah sakit. Ini musim dingin, jadi aku tidak bisa menyuruh taksi nya untuk jalan terlalu cepat.
Aku menggigit bibirku khawatir, Hanbin tidak dapat dihubungi dan Dong Hyuk tiba-tiba menghubungi ku. Itu tentu saja suatu hal yang aneh bukan?
Aku harap-harap cemas, menghentak-hentak kecil kaki ku dengan tanganku yang dingin dan berkeringat. Sekarang ini dingin, tapi keringat terus bercucuran dari pelipis kanan ku. Tak terasa mataku mulai berkaca-kaca.
Tak lama kemudian taksi sudah sampai di rumah sakit. Setelah membayar aku segera masuk ke dalam rumah sakit dan menaiki lift menuju lantai lima, tempat dari dokter tersebut bekerja.
Lift nya ber operasi sangat lama. Jantungku sudah berdetak tak karuan, rasanya perutku seperti dililit saat ini.
Setelah beberapa lama akhirnya pintu lift terbuka dan aku segera berlari ke arah kantor dokter tersebut.
Tapi saat menuju kantor dokter tersebut, aku sudah menemukan nya. Ia sedang berjalan terburu-buru dan terlihat berbincang dengan para dokter dan perawat yang ada disana. Jangan lupakan wajah nya yang benar-benar panik setengah mati.
"Dokter!" panggilku dengan suara yang lantang hingga dapat membuat perhatian beberapa orang teralih. Dokter itu memberikan isyarat untuk menunggu sebentar, setelah berbincang dengan para dokter dan perawat lainnya ia segera menghampiriku.
Aku juga menghampirinya dengan langkah tergesa-gesa, "Ada apa dok?" tanyaku terburu-buru.
Dokter itu masih berusaha mengontrol nafas dan sikapnya sebelum menjawab peryanyaanku. Nafasnya yang terengah-engah membuatku panik. "Dokter tidak apa apa?" tanyaku, ia hanya menjawab dengan anggukan.
Setelah beberapa menit akhirnya ia dapat kembali tenang. "Ayo ikut ke ruanganku, ada yang harus dibicarakan" ajaknya. Lalu ia berjalan mendahuluiku. Aku mengikutinya menuju ruangan nya.
Ruangan berwarna putih yang sangat rapih dan terususun untuk ukuran seorang laki-laki. Bahkan ini lebih rapih daripada kamarku sendiri.
Ia sedang mengecek beberapa barang dan alat miliknya, "Duduklah dulu, aku akan memeriksa sesuatu terlebih dahulu" ucapnya mempersilahkan diriku untuk duduk.
Ia kemudian duduk di kursinya dan menunjukan beberapa hasil scan dari 'sinar X', aku bisa melihat sesuatu bahwa ada yang tidak beres dengan hasilnya.
Ia menunjuk beberapa gambar dan berusaha untuk menunjuk pusat masalahnya. "Kau bisa lihat retakan ini bukan?" tanya nya, aku hanya mengangguk.
"Retakan ini," ia menjeda pembicaraan nya, "Retakan di posisi seperti ini dapat mengakibatkan masalah yang besar, bahkan yang paling parah dapat menyebabkan kematian," lanjutnya. Perasaanku mulai tidak enak.
"Tuan Kim Hanbin, dia mengalami kecelakaaan pada pukul 6.14 malam," ucapnya lalu memberi jeda.
Jantungku tiba-tiba terasa berhenti berdetak. Suhu tubuhku naik lalu turun secara tidak stabil.
Ia melanjutkan, "Dan ia mengalami pendarahan hebat yang membuat keaadaan nya benar-benar kritis"
Jantungku seperti dihujam ribuan pisau yang sangat tajam. Menusuk jantungku dengan teganya tanpa belas kasihan. Tanpa sadar air mata jatuh dari pelupuk mataku.
Keringat yang sudah reda mulai bercucuran, pandanganku perlahan buram dan terasa sangat pening. Dokter terus saja berbicara namun hanya dengungan yang dapat terdengar di telingaku. Rasanya banyak suara yang keluar dengan keras dalam waktu bersamaan.
Kesadaranku perlahan menurun, dan hal terakhir yang kudengar samar samar adalah, "Kau harus berusaha menerima keadaan ini"
🌹🌙
Maafkan kalau ada typo atau gak nyambung hikd
KAMU SEDANG MEMBACA
Have A Good Day • HanLis [✔]
Fanfiction" Hanbin, can you just stay here? " Ini tentang hari-hari yang kulewati bersama Hanbin, senang, sedih, ataupun susah.