Pria tampan itu baru saja selesai mandi. Ia melirik ke arah wanita yang tengah tidur pulas diatas ranjangnya.
Apa dia kelelahan karena perbuatanku semalam? Sampai-sampai jam segini dia belum bangun juga, batin Kharel.
Kini pria tampan blasteran Amerika-Indonesia itu menuruni beberapa tangga teras mansion. Kharel terlihat begitu tampan memakai pakaian formalnya.
"Selamat pagi, Tn. Kharel!" sapa Efrain seraya membungkuk formal.
Kharel tak menjawab, begitulah dia dingin dan arogan. Miliarder itu masuk ke mobil sport mewahnya yang berwarna putih. Jendela mobilnya terbuka, ia menatap Efrain.
"Jika Lanza mencariku, katakan padanya aku pergi ke kantor. Bila dia mau pulang, antarkan saja dia!" perintahnya pada Efrain.
Orang kepercayaan Kharel itupun mengangguk tanda mengerti. Efrain menatap mobil sport Tuannya melaju meninggalkan pelataran mansion.
Gadis berpakaian serba hitam nan modis itu mengusap air matanya. Ia berdoa untuk sang Ibu seraya memejamkan mata. Setelah berdoa, Arely menaruh sebuket mawar segar diatas pusara Ibunya. Sudah cukup lama ia di dekat pusara, bercakap-cakap tanpa balasan dari Ibunya.
Arely berdiri lalu tersenyum, "Aku pulang, Ibu. Semoga kau selalu damai disana."
Gadis bermata cokelat itu melangkah meninggalkan area pemakaman. Tangannya membuka pintu mobil sport-nya lalu memasukinya. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang. Dalam perjalanan pulang, Arely terus menerus mendapat telpon dari seseorang. Arely melirik ke arah ponselnya yang tergeletak diatas bangku sampingnya, tertera nama Anson.
Arely menghela nafas gusar, "Oh astaga, untuk apa dia menelponku?"
Ia mengambil ponselnya lalu menggeser tanda hijau di layar ponselnya. Tapi tiba-tiba saja Arely terkejut melihat sebuah mobil berkecepatan cepat siap menabraknya. Secepat kilat Arely mengerem mobilnya, begitupun mobil yang ada dihadapannya. Kedua mobil itu sama-sama sport dan berwarna sama, tetapi berbeda merk. Jantung Arely rasanya mau lepas, kedua tangannya bergetar.
Apa aku masih hidup? Arely membatin.
Suara ketukan dijendela mobilnya membuyarkan Arely, ia melihat keadaannya baik-baik saja.
"Oh syukurlah, aku masih hidup!" desah Arely.
Terdengar suara ketukan kaca berulang-ulang kali. Arely membuka pintu mobilnya dan terkejut melihat pria itu.
"Kau ini bisa menyetir tidak?! Kau hampir saja membuatku menabrakmu, apa kau mau.. mati.. Kau!" Ucapan pria itu terhenti ketika melihat gadis didepannya.
Bukankah dia pria direstoran itu? Arely membatin.
Bukankah dia gadis direstoran itu dan yang sedang bercumbu dengan pria dipesta itu? Kharel pun membatin.
Suatu insiden telah mempertemukan mereka. Suatu kebetulankah atau Tuhan memang menakdirkan dua pembunuh perasaan itu untuk bertemu? Kharel menatap gadis dihadapannya dari atas sampai bawah, merasa sedikit aneh melihatnya berpakaian serba hitam.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Arely dengan sinis.
Kharel merasa dirinya dipukul. Baru kali ini ia dapat tatapan sinis dari seorang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYKILLER Vs LADYKILLER
RomanceKharel Mackenzie (27th) tampan dan seorang miliarder di Italia. Di sisi reputasinya itu, ia adalah sang LADYKILLER. Kharel hobby sekali menghempaskan banyak wanita demi memuaskan dendamnya, dendam yang sempat hilang namun berubah menjadi dendam yang...