"Bagaimana kita membangun perumahan di daerah ini? Tanahnya sangat luas dan tempatnya sangat strategis. Berdampingan dengan kawasan hiburan seperti, cafe, restoran, pusat perbelanjaan dan lainnya. Menurutku lokasi ini benar-benar bagus," ucap Hans panjang lebar seraya menunjukkan lokasi sasarannya lewat layar Ipadnya.
Kharel nampak menimbang ucapan Hans, rekan bisnis barunya itu.
"Apakah..." ucapan Kharel tertahan.
Tuk! Tuk! Tuk!
Suara sepatu itulah yang menjeda ucapan Kharel. Hans mengerutkan keningnya, ia tahu itu suara sepatu siapa. Hans terkejut dengan keberadaan Francis yang tengah berdiri dan menatap ke arah tangga dengan tatapan heran.
"Ayah, apa yang kau lakukan?" tanya Hans.
Francis menoleh dan mengangkat kedua bahunya, "Aku hanya bertanya pada adikmu, tapi dia lari ke kamarnya dengan tergesa-gesa."
Perhatian Kharel kembali ke layar Ipad milik Hans, sambil ia mendengar pembicaraan antar Ayah dan anak itu. Kharel mengerutkan keningnya dan ber-oh-ria saja, Francis pun melenggang pergi.
"Maaf, jika suara sepatu itu menganggumu. Adikku, dia baru pulang," kata Hans.
Kharel tersenyum tipis, "Tidak masalah. Kita lanjutkan saja pembahasannya."
"Kau tadi sempat mengatakan apakah.. lanjutkan perkataanmu itu, Tn. Kharel!" kata Hans.
Perusahaan milik Francis, Francis Property, yang dipimpin oleh Hans Frederick melakukan kerja sama dengan Mkzie Italy Group. Mereka telah merencanakan proyek perumahan elit di kota terkenal di Italia. Francis Property sudah memiliki banyak resort, pusat perbelanjaan, dan apartemen besar dimana-mana, tetapi proyek perumahan bersama Mkzie Italy Group membuat Francis dan Hans tertarik. Apalagi perusahaan yang dipimpin Kharel itu memiliki kualitas tinggi dan reputasi besar. Mkzie Italy Group adalah salah satu cabang perusahaan properti Allard Mackenzie, pemilik utama Mkzie Group. Letak pusat perusahaan utamanya berada di Los Angeles yang kini pemiliknya jatuh ke tangan putera tertua Mackenzie, Rexford Mackenzie.
Kharel berdehem, "Apakah tidak ada hambatan disana? Aku terbiasa merencanakan sesuatu dengan sangat serius. Kita harus memastikan kondisi tata letak tanahnya dan pastikan dulu apa disana ada pihak yang tidak setuju."
Hans tersenyum, "Tenang saja, itu beres. Tidak ada tempat tinggal, disana hanya ada tanah yang luas. Lebih baik kita membuat sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. Benar?"
Arely menutup pintu kamarnya dengan cepat dan bersandar di pintunya. Ia menetralisir rasa gugupnya, jantungnya masih berpacu tak karuan.
"Semoga saja mereka tidak mendengar suara sepatuku," ucapnya disela-sela nafasnya yang tersengal.
Arely menepuk keningnya, "Dasar bodoh! Tentu saja mereka dengar! Ku mohon, jangan pertemukan aku dengan manusia menyebalkan itu lagi."
Gadis cantik itu melangkah dan duduk ditepi ranjangnya, tiba-tiba nama perusahaan Kharel berputar-putar dibenaknya. Arely tahu betul reputasi perusahaan besar itu.
Mkzie Italy Group, sangat disayangkan pemimpinnya orang seperti dia. Batin Arely sembari mengingat saat Kharel menciumnya tanpa izin.
"Mkzie Group, bukankah itu perusahaan properti terbesar setelah Smith Enterprise?" gumam Arely.
Smith Enterprise adalah perusahaan properti terbesar pertama di dunia, yang letaknya berada di Berlin. Dengan pemiliknya yang bernama Errando Smith, tapi sekarang jatuh ke tangan putera satu-satunya, Azqa William Smith. Si tampan, dingin, jenius dan terkenal di dunia bisnis. Azqa juga mendapat gelar miliarder, ia mengikuti jejak Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYKILLER Vs LADYKILLER
RomanceKharel Mackenzie (27th) tampan dan seorang miliarder di Italia. Di sisi reputasinya itu, ia adalah sang LADYKILLER. Kharel hobby sekali menghempaskan banyak wanita demi memuaskan dendamnya, dendam yang sempat hilang namun berubah menjadi dendam yang...