Part 02

78K 5.3K 271
                                    

Milan, Italia.

     "Perempuan macam apa kau?!" teriak lantang seorang pria berpakaian resmi itu.

Gadis yang duduk berhadapan dengannya tersenyum kecut. "Beginilah aku. Kau tahu reputasiku, jelas inilah resiko kau memacariku," ucapnya.

Anson Alesto, 27 tahun, nama pria tampan itu. Ia mengusap wajahnya dengan kasar lalu menggenggam tangan gadis di depannya.

"Bukankah kau mencintaiku?" tanya Anson.

Arely Esprancio, dialah gadis yang menjadi lawan bicaranya. Gadis cantik berambut hitam kecokelatan itu tersenyum sinis.

"Kenapa kau berpikir begitu? Aku tidak mencintaimu. Tidak pernah, Anson!" balas Arely seraya menarik tangannya dari genggaman tangan Anson.

"Tapi kau memperlakukanku penuh cinta! Kau bilang kau mencintaiku," balas Anson setenang mungkin.

Arely tertawa hambar, "Kau tahu? Mulut bisa berbohong, tapi hati tidak bisa dibohongi. Sudah ku bilang ini resiko kau memacariku, Anson. Aku Boykiller, kau tahu jelas seperti apa aku. Kau harus terima resikonya!"

Anson menghela nafas gusar, "Jadi kau pun jadikan aku korbanmu?"

"Ya, kau pantas mendapatkannya. Kau hanya memanfaatkan diriku, kau hanya ingin aku memenuhi hasratmu! Kau pikir aku mau melakukan itu? Tidak. Aku rasa sudah cukup hubungan ini. Sekarang, pergi dari hidupku!"

Anson mengepalkan tangannya dan tiba-tiba mencekik leher Arely. "Kau... kau membuang-buang waktuku! Dasar wanita murahan, bitch!" desisnya.

Anson melepasnya dengan kasar dan melenggang pergi. Seluruh mata pengunjung restoran terarh kepada Arely. Mereka berbisik-bisik mencemooh dirinya, tapi Arely tidak peduli. Toh, Anson pantas diperlakukan seperti itu.

Pria adalah Iblis!

Itulah yang terpatri dibenak Arely. Apa yang telah dialami Ibunya, membuat hati Arely ikut tergores luka yang sangat dalam. Ditambah lagi kepergian Ayahnya telah meninggalkan luka yang belum kunjung sembuh sampai saat ini, mungkin selamanya. Arely Esprancio, 21 tahun, ia adalah seorang boykiller. Reputasinya telah dikenal dimana-mana. Meskipun begitu, para pria tidak memikirkan reputasi yang di milikinya dan mereka yakin bisa menaklukannya. Hal sulit bahkan mungkin mustahil, pintu hati Arely terlalu rapat sejak bertahun-tahun yang lalu.

Ia memanjakan kekasihnya. Ia  memperlakukan kekasihnya dengan penuh cinta, tetapi pada akhirnya ia menghempasnya begitu saja. Arely mempermainkan seorang pria yang menurutnya pantas, tak terhitung jumlah korbannya. Selama ini Arely mengklaim bahwa Tuhan menakdirkan dia sebagai perantara untuk menghukum para pria brengsek. Meski sering mendapat resiko karena perbuatannya itu, Arely merasa hidupnya damai dan ia bahagia. Siapapun akan heran dibuatnya.

Ia benci pria! Sangat benci!

Namun tidak semua. Ada beberapa pria yang tidak dia benci. Salah satunya adalah pamannya yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Arely tidak punya orangtua lagi, Ibunya meninggal dan Ayahnya hilang entah kemana setelah mengakhiri hidup isterinya. Masa lalu yang kelam untuk Arely.

"DASAR BRENGSEK!"

Lamunan Arely terbuyar saat mendengar teriakan seorang wanita. Ia mengedarkan pandangannya, mencari siapa yang telah menghancurkan lamunannya. Oh ternyata di meja lain, ada dua orang sedang bertengkar. Arely merasa kasihan melihat wanita yang berteriak tadi menangis dihadapan pria itu, mungkin kekasihnya. Pria itu duduk dengan tenang dan hanya tersenyum kecut.

BOYKILLER Vs LADYKILLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang