Arely baru saja sampai dimansion milik pamannya, ia memarkirkan mobilnya sembarangan. Gadis cantik itu keluar dari dalam mobil dengan raut wajahnya yang terlihat kesal. Arely menutup pintu mobilnya dengan kasar.
"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam?" ucapnya sendirian.
Bayangan kelancangan pria arogan itu menyeruak bebas diotaknya. Arely memasuki mansion, beberapa pelayan menyambutnya dengan hormat. Mansion tampak sepi. Francis ke kantor dan Hans menjemput Alisha. Gadis itu menaiki tangga menuju lantai dua, tepat ke arah kamarnya. Lagi-lagi Arely menutup pintunya dengan kasar sampai terdengar suara keras.
"Dasar pria gila!" rutuknya.
Ia merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya yang empuk, ia menghela nafas dan melirik ke arah jendela kamarnya. Mencoba menenangkan pikiran. Rasa bosan itu pun merayapi dirinya, ia ingin jalan-jalan keluar. Tapi kemana? Dengan siapa? Jika saja jadwal photoshoot-nya tidak di undur, ia pasti sibuk di lokasi pemotretan sekarang. Tiba-tiba ponselnya berdering, seseorang menelponnya.
Arely mengangkatnya dengan malas, "Ada apa lagi Anson?!"
"Hey, aku bukan Anson!" balas gadis di seberang sana dengan sedikit berteriak.
Arely mengerutkan keningnya lalu kembali menatap layar ponselnya. Tertera nama Regata Quorra. Astaga, itu sahabatnya!
"Oh maaf, Re. Aku kira kau Anson," ucap Arely dengan helaan nafas.
"Kau memikirkan apa heh? Sepertinya kau sedang kesal, terdengar dari suaramu."
Arely mendengus, "Ya, aku memang lagi kesal. Ada apa, Re? Apa kau sudah kembali dari Meksiko?"
"Ahh ya, aku sudah di Italia sekarang. Hari ini aku ingin bertemu denganmu, tapi tidak di mansion Francis. Bagaimana kalau kita bertemu diluar saja?"
"Baiklah, aku yang akan memilih tempatnya. Aku akan mengirim pesan nama tempatnya. Tunggu saja ya, aku mau siap-siap. Aku baru saja dari makam Ibuku," gumam Arely.
"Okay. Sampai nanti, sahabatku. Muachhh!"
Arely tersenyum merekah, sahabatnya sudah kembali. Regata Quorra adalah sahabatnya dari masa sekolah menengah atas. Arely memang memiliki banyak sahabat, tapi sahabat terdekatnya adalah Regata.
Gadis pemilik julukan boykiller itu sudah berganti pakaian dan terlihat sangat cantik memakai embellished mini dress. Rambut khasnya yang bergelombang menambah kesan kecantikannya. Gadis itu benar-benar cantik."Adrian!" panggil Arely kepada pria paruhbaya yang sedang berjalan ke arah belakang mansion.
Adrian menghentikan langkah kakinya lalu menengok ke arah Arely, "Ada apa, Nona?"
"Katakan pada Hans atau paman. Jika mereka mencariku, bilang saja aku pergi keluar, bertemu Regata."
Adrian mengangguk, "Baik, Nona Arely."
Arely melenggang pergi keluar mansion. Ia menghampiri mobil sportnya dan melajukannya. Arely berjanjian dengan Regata di Piazza Dei Miracoli. Piazza Dei Miracoli adalah alun-alun katedral yang terletak dikota Pisa, Tuscany, Italia.
Selama diperjalanan, Arely tidak menyadari bahwa ada mobil lain yang mengikutinya dari belakang. Itu mobil orang suruhannya sang ladykiller, Kharel Mackenzie. Kharel menugaskan Efrain untuk mencari tahu tentang Arely. Sesampainya di Piazza Dei Miracoli, Arely melangkahkan kakinya seraya menghubungi Regata."Halo, Re. Aku sudah sampai, kau dimana?" tanya Arely.
"Baiklah. Aku akan segera ke sana," Arely menutup telponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYKILLER Vs LADYKILLER
RomanceKharel Mackenzie (27th) tampan dan seorang miliarder di Italia. Di sisi reputasinya itu, ia adalah sang LADYKILLER. Kharel hobby sekali menghempaskan banyak wanita demi memuaskan dendamnya, dendam yang sempat hilang namun berubah menjadi dendam yang...