Kini aku tahu, alasan kenapa Sehun dan Pat untuk melarangku pergi ke klub malam yang berada di Madrid, ini benar-benar tempat yang menyeramkan. Bukan karena hantu, tetapi lebih ke arah living people in here it's really different when we comparing with Seoul. Bahkan ketika kau memasuki klub malam, maka hidungmu akan disuguhkan dengan bau alkohol yang benar-benar menyeruak. Belum lagi lampu yang benar-benar temaram bahakan membuatmu tidak bisa mengenali setiap orangnya, hingga alunan musik yang dimainkan yang membuat gendang telingamu akan terasa sakit.
Aku berjalan mengikuti Sehun di belakangnya sambil berpegangan tangan kepadanya. Namun tiba-tiba ada seorang pria yang mencoba menyentuhku. Sontak membuatku menghindar. Sehun dengan cekatan menarik baju pria tersebut, "Don't touch her, Bastard!" lalu mendorongnya menyingkir menjauh dariku.
Sehun kemudian merangkul bahuku erat agar aku tidak digoda pria-pria itu. "Apa kau menyesal sekarang Mari?" aku merutuki kebodohanku tadi, yang dengan keras kepalanya ingin ikut. Dan kini aku hanya bisa mengangguk pasrah ketika Sehun bertanya demikian.
Lalu sehun mendekati meja Bartender dan bertanya kepada bartender tersebut dimana letak kliennya berada. Bartender itu menunjuk lantai dua, sontak Sehun mendekat ke arahku dan berbisik, "Mari, karena dia berada di lantai dua, aku butuh bantuanmu nantinya untuk membopong dia."
"Kenapa harus aku? Kita bisa saja menyewa orang disini untuk membantu." Tolakku.
Sehun memutar bola matanya, "pertama ketahuilah, bahwa aku tadi berencana kemari dengan temanku lelaki untuk membantu membopongnya, namun kau tetap meminta untuk ikut, jadi aku tidak ada teman untuk membopong klienku itu." Jelasnya sambil mengacungkan jari telunjuknya seakan ingin memberitahuku beberapa alasan agar aku mau membantunya. "Lalu kedua, dia adalah salah satu orang penting untuk proyekku, bahkan dia adalah salah seorang investor. Dan ketiga, apa kau tadi menyuruhku meminta seorang membantuku membopongnya, jika tadi saja kau melihat pria tidak baik mencoba menyentuhmu, apakah aku harus mempercayai orang-orang sialan itu?" sergahnya kepadaku.
Aku menunduk, semua alasan yang diberikan Sehun benar, aku harusnya bertanggung jawab dengan keputusan yang aku ambil tadi. "Baiklah, aku akan membantu, maaf aku tidak menurutimu tadi."
Sehun lalu mencium pipiku singkat, "Tidak masalah sayang, aku tahu kau sedang tidak ingin sendirian." Ujarnya yang membuatku bersemu merah. Tapi kenapa klien Sehun membuatnya menjadi serepot ini, jika dia memang tidak kuat minum seharusnya dia tidak berada di klub malam bukan?
Kami berjalan ke arah lantai dua dengan Sehun yang masih merangkul bahuku erat. Kemudian kami berhenti di ruangan tengah yang tertulis VVIP di depan pintunya. Wow, apakah dia benar orang penting, bahkan untuk mabuknya saja harus VVIP. Sehun membuka pintu ruangan tadi, dan oh tuhan, bau alkohol di ruangan ini jauh lebih menyengat dan membuatku bertambah pusing. Belum lagi beberapa Pria dan wanita yang sedang bercumbu disana, membuatku sedikit jijik, karena entah kenapa mereka seakan tidak pernah melakukannya.
"Itu dia, Kemeja abu-abu Mari." Sehun memberitahuku kliennya. Aku mengikuti instruksinya dan berjalan di sisi kiri meja, sedang Sehun berada disisi kanan Meja. Lelaki berkemeja Abu-abu tadi sedang bercumbu mesra dengan wanita yang aku yakin adalah wanita panggilan. Bahkan kondisi mabuk seperti ini saja kliennya masih kuat untuk bercumbu, kenapa tidak dengan pulang sendiri dan memesan taksi, pikirku kesal.
Sehun mengaku sebagai saudara dari kliennya tadi dan dengan sopan meminta wanita tadi pergi menjauh dari kliennya, agar memudahkan kami membopongnya.
Ketika wanita tadi menyingkir, aku sontak kaget. "saem?" kataku tidak percaya. Ternyata pria tersebut adalah Baekhyun-saem, si professor bertutur dingin yang menjunjung tinggi etika. Huh, etika? Etika pantatmu, jika akhirnya kaupun juga melakukan hal menjijikkan semacam ini. Ternyata hanya penampilannya saja yang seperti malaikat, namun tingkah lakunya tetap terdapat beberapa hal yang cacat menurutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E G R E T
Fanfictionaku Park Mari. aku berusia 22 tahun, dan aku masih menjadi mahasiswi. ya aku mahasiswi pertukaran pelajar yang kini berada di negeri sepak bola. Madrid. semua berjalan normal sebelumnya, hingga suatu hari aku bertemu dengan dosen super tampan dari n...