"Sebenarnya kita akan pergi kemana ?" tanyaku dengan wajah jengah, karena sudah hampir dua jam atau lebih kami berkeliling kota dan hanya beberapa kali berhenti tanpa aku boleh turun.
Baekhyun-saem menoleh ke arahku tepat ketika lampu traffic menyala merah,"bisa tolong mundur sedikit. Kau menghalangi pandanganku di sisi sebelah kanan." ujarnya sembari mengarahkan tangannya agar aku mundur.
"Ya!!! Aku sedang bertanya." ujarku kesal.
"Aku juga sedang memberitahumu." ujarnya dengan menganggukkan kepala.
Byun Baekhyun. Umpatku dalam hati sembari menarik nafas panjang."terserahmu saja. Jangan ajak aku bicara kalau begitu. Atau bisakah turunkan aku di halte depan,daripada aku membuang waktuku."
"Tidak bisa." ujarnya tegas dengan terus mengemudi.
"Wae? Kau tidak akan terkena tilang. Jadi tepikan saja mobilnya. Aku akan bersiap untuk besok." jawabku tidak peduli.
Dia menoleh ke arahku,"benar karena besok kita harus pergi. Jadi hari ini aku mengajakmu mencari apartemen baru." jawabnya singkat yang membuatku kaget. "Tapi sepertinya tidak ada apartemen senyaman dengan lokasi strategis seperti apartemenku. Jadi last option kita menuju apartemenku."
"Kenapa dia sombong sekali. Bukankah banyak apartemen dengan harga terjangkau dan bagus. Dia pikir apartemennya sudah sangat sempurna apa." cibirku pelan ketika mendengar kalimat terakhirnya.
"Ne?" tanyanya usai aku mencibir tadi.
"Opso." jawabku singkat sambil mengendikkan bahu.
"Aku bisa mendengarmu nona Park."
"Bagus kalau kau mendengarnya. Mungkin nanti kau bisa introspeksi diri." ujarku lalu membuang muka menatap ke arah jendela luar. Sepertinya musim dingin kali ini benar benar cantik jika aku berada di Skotlandia. Pikiranku melambung mengingat bagaimana indahnya berada di negeri orang tanpa beban. Tetapi Jeju juga sulit untuk di tolak.
Keindahannya mampu menarik banyak wisatawan. Belum lagi nantinya aku dalam acara untuk program kampusku dan disana aku bisa bertemu dengan Jongin dan Pat. Pasti cukup menyenangkan.
Baekhyun-saem menepikan mobil di kawasan apartemen dan hotel serta perkantoran. Kemudian melangkah masuk ke dalam gedung yang membuatku mau tak mau mengikutinya, karena jika tidak, aku akan di kunci di dalam mobil.
Sedikit berlari aku mengikutinya menuju belokan yang ternyata lift lantai dasar. Aku melihat Baekhyun-saem yang menahan tombol penutup pintu. Segera aku masuk ke dalam lift sebelum dia menjepitku di antara pintu lift.
Kemudian kami naik ke lantai 10, menuju ruang 1010. Dan Baekhyun-saem menekan enam digit tombol 140300 sembari menatapku,"kodenya 140300 jangan lupakan itu."
"White day, gurecho ?" tanyaku kepadanya yang di balas anggukan.
Apartemen ini cukup luas dan nyaman untuk dua orang. Terdapat sofa yang cukup nyaman untuk berada di ruang tengah. Lalu terdapat pantry di ruangan tak jauh dari sana ketika aku masuk lebih dalam lagi.
Dominasi ruangan perpaduan antara warna putih, abu abu, dan hijau pastel membuat suasana menghangat. Selain itu Baekhyun-saem selalu memiliki selera minimalis namun terlihat elegant dengan menambahkan beberapa potret foto ataupun lukisan serta aksesoris yang membuat ruangan ini terlihat cantik.
Aku melihat Baekhyun-saem berjalan mendekati sebuah ruangan ketika aku berjalan melihat ke arah balkon. "Disebelah sana ada satu kamar tidur, dan disebelahnya ada studio. Kau bisa menempati kamarnya." membuatku mengangguk dan melangkahkan kaki ke arah yang di tunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E G R E T
Fanfictionaku Park Mari. aku berusia 22 tahun, dan aku masih menjadi mahasiswi. ya aku mahasiswi pertukaran pelajar yang kini berada di negeri sepak bola. Madrid. semua berjalan normal sebelumnya, hingga suatu hari aku bertemu dengan dosen super tampan dari n...