Chapter 18 - Cheesy Thing to Know

128 7 0
                                    

Saran, gunakan headset ketika memutar musik di palylist yang aku tambahin. Happy reading all.
______________

'Kumohon bertahanlah'

Haaaahh hu hu hu hu. Maria terbangun dengan nafas tersengal. Ini pagi keduanya mengalami mimpi aneh. Keringat dingin memenuhi dahi Maria, "apa ini sebenarnya" tanyanya dalam hati usai meneguk satu gelas air putih di nakas.

Usai acara kemarin entah karena aku tertekan setiap kali Baekhyun-saem sedang berdua denganku dia terus saja menyuruhku untuk mempertimbangkannya atau mungkin ingatanku yang perlahan kembali membuatku bermimpi aneh. Bahkan karena hal tersebut aku sampai malas jika berada di rumah bersama dengannya.

Aku mengikuti kelas khusus bahasa Jepang setelah pulang dari Jeju secara diam-diam yang hanya ku ambil selama satu minggu. Jadi bisa kalian bayangkan bagaimana lamanya kelas tersebut. Yap hampir delapan jam aku mengikuti kelas itu.

Hiragana tak semudah yang kalian lihat di dalam dorama atau karakter cerita conan dalam memecahkan kasus. Aku bahkan harus berulang kali mencobanya dengan Kyungsoo.

Yah, Kyungsoo cukup hebat dalam bahasa Jepang karena ayahnya tinggal disana. Hanya saja jika kalian tanya kenapa aku tak meminta Kyungsoo mengajariku, jawabannya adalah 'tidak. Aku tidak mau mengajari anak bebal sepertimu. Yang ada nantinya kita akan berdebat sepanjang waktu.'

Kurasa ada benarnya juga yang dikatakan oleh Kyungsoo. Berkat aku mengikuti les bahasa Jepang aku mendapatkan teman baru bernama Jisoo. Dia mengambil kelas ini karena perintah orang terdekatnya.

Kini usai kelas, aku berada di salah satu butik menemani Dara Eonnie berbelanja. Sejujurnya aku tidak suka caranya berbelanja. Hanya untuk sebuah gaun saja dia memesan di butik mahal. Menurutku itu buang buang uang jika kau memang cantik maka akan cocok menggunakan apapun. Dan kurasa Dara Eonnie cukup cantik untuk ukuran orang seusianya.

"Otte?" tanyanya kepadaku setelah keluar dari ruang ganti.

"Bisakah kau berputar sekali?" sahutku karena aku ingin melihat apakah dari belakang pun masih tetap bagus.

Dia berputar mengikuti instruksiku. Oh damn bagaimana bisa dia mau dengan oppaku. Dia terlampau cantik dan terlihat awet muda. Bisa bisa nanti jika dia benar benar akan menikah dengan oppa, maka aku yang akan dikira kakaknya. Dia cantik dan mungil. Sedangkan aku? Oh tuhan kenapa keluargaku memiliki tinggi badan di atas rata rata orang korea pada umumnya. Bahkan berdandan pun aku tidak pernah.

"Bagus. Kau bisa mengambilnya." jawabku usai memperhatikannya.

"Jinja? Ne. Aku akan mengambilnya jika saranmu seperti itu. Gumawo Maria."

"Just Mari, and yeah you're welcome." sahutku.
Maria hanya panggilan untuk orang terdekatku. Namun aku belum menganggap Dara eonnie sebagai orang terdekatku meski kini dia menjadi kekasih kakakku.

Aku berjalan mengitari butik ini. Hanya sedikit merasa heran dengan harga yang dibanderol disana. Benarkah harganya sefantatis ini.
Kenapa orang-orang di sekitarku sangat senang mengeluarkan uang sebanyak ini untuk membeli sebuah pakaian. Atau aku yang sedikit aneh dibanding kebanyakan wanita.

Disisi lain seorang penjaga butik sedang bergumam. Dia sedang membicarakanku. "Aigoo lihatlah orang tadi. Dasar pendatang. Bahkan bersama sunbaenimnya dia tidak sopan dan hanya memberikan respon datar."

"Benar, semua orang bule pasti tidak di ajarkan tata krama dengan baik oleh orang tuanya." ujar penjaga satunya

"Percuma cantik jika dia tidak memiliki tata krama. Aigooo, jika aku orang kaya, aku bahkan tidak sudi menikah dengan wanita sepertinya."

R E G R E TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang