Kruyukkkkk, suara perut menghiasi pagi hariku. Rasanya mataku masih berat untuk dibuka, tapi mencium bau dakgalbi membuat organ pencernaanku seketika meronta meminta untuk makan. "ah, baegoppa." Ujarku sambil mengusap perut dan segera duduk di atas ranjang. __(aku lapar|* dakgalbi=sejenis nasi goreng ala korea yang memiliki rasa manis bercampur ubi dan juga potongan daging)
Tunggu sebentar, where i am? Tanyaku pada diri sendiri. Ah, ini kamar Baekhyun-saem. Jadi semalam aku tertidur disini akibat kelelahan. Aku segera bangkit dan melihat jam pada ponselku, baru pukul setengah enam pagi, kenapa saem bersemangat sekali.
Aku melihat diriku sendiri di depan cermin, look messy with my barefoot face. Aku segera menuju ke kamar mandi dan mencuci mukaku dengan air dingin untuk menghilangkan wajah khas bangun tidurku. Lalu ponselku berdering, itu panggilan dari Jongin. Ah aku hampir lupa ini adalah hari Senin, dengan jadwal kelas terpagi seperti anak sekolah. Kurasa Jongin menelfonku untuk membangunkanku. 'hmmm, aa aa aa hmm' aku mengatur suaraku terlebih dahulu baru aku menggeser tombol hijau di layar ponselku.
"Ohayu Gozhaimashu, Jongin-san." Godaku dengan nada yang kubuat seperti orang jepang, kepada Jongin ketika panggilan pertama. ___(selamat pagi, dalam bahasa jepang)
"Jangan bercanda, cepat mandi dan bergegas, jangan sampai terlambat, ingat hari ini kita mulai ujian. Apa kau sudah belajar semalam?" tegur Jongin lugas.
Aku menatap kembali wajahku di cermin, sambil memegang kantung mataku, "seharusnya yang kau khawatirkan adalah Pat, bukannya aku." Karena meski semalam aku tak belajar, namun aku sudah belajar jauh hari sebelumnya. "sudahlah, aku akan bersiap-siap. Terima kasih sudah mengingatkanku Jongin-ah." Ujarku lalu mematikan sambungan telefon kami.
Benar, hari ini adalah hari pertama kami ujian, lebih tepatnya ujian asistensi, jadi tidak sepenuhnya ujian essay. Ujian ini seperti ujian uji coba sebelum kami benar-benar ujian essay. Tapi jangan harap kalian menemukan kata mudah, karena meski ini memiliki judul uji coba, tetapi soal yang diberikan kurang lebih hampir sama tingkat kesulitannya dengan ujian essay.
Aku segera keluar kamar, tak lupa mengambil tasku yang terletak di samping meja tidur. "Good Morning, Mr.Byun" sapaku ketika memasuki dapur. Benar dia sedang membuat dakgalbi lengkap dengan kimchi, saus gogjang, rumput laut, serta omelet. Aku menelan sedikit ludahku saat memperhatikan makanan itu di meja. ___(*gogjang=saus berwarna merah, saus khas korea yang memiliki rasa asam, manis dan pedas)
"oh, ingin sarapan?" entah itu pertanyaan atau dia mengejekku ketika melihat wajahku yang menelan air liur membahagiakan tadi.
Aku melambaikan tangan membentuk penolakan, karena aku ingat belum bersiap, "tidak, tidak. terima kasih sudah menolongku semalam." Jawabku jujur.
Baekhyun-saem melepaskan apronnya dan berjalan ke arahku. Dia terlihat kharismatik hingga membuatku sempat tertegun memandangnya. Ah ini pasti efek cahaya matahari yang menyorot dosenku tadi. "memangnya apa yang sudah kuperbuat?"
Skak matt, apa dia tidak ingat apa yang dilakukannya semalam, bahkan pagi ini pun aku menjadi salah tingkah melihatnya, sialan. "eum, tentang kejadian di halte semalam, apakah kau lupa saem?" tanyaku sambil menggigit bibir bawahku untuk menahan rasa maluku. Tetapi ekspresi yang di perlihatkan oleh Baaekhyun-saem seakan nothing happend at last night.
Melihat itu aku kemudian mempraktekkan apa yang tejadi di antara kami semalam, dengan gerakan tangan yang aku lakukan sebagai saem, dan angin seolah-olah kujadikan gambaranku. But non sense, dia malah melipat kedua tangannya bersendekap di depan dada. "ah sudahlah. Yang jelas aku berterima kasih, dan maaf merepotkanmu. Sampai jumpa nanti di kelas, aku permisi." Kataku mengakhiri, karena kurasa wajahku mulai bersemu merah, aku cepat-cepat pergi dan berhenti sejenak di depan pintu. "waah, apa yang kau lakukan Maria, are you make something funny?" ujarku pada diri sendiri sembari memukul kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E G R E T
Fanfictionaku Park Mari. aku berusia 22 tahun, dan aku masih menjadi mahasiswi. ya aku mahasiswi pertukaran pelajar yang kini berada di negeri sepak bola. Madrid. semua berjalan normal sebelumnya, hingga suatu hari aku bertemu dengan dosen super tampan dari n...