Pagi ini aku bangun dengan semangat. Entah kenapa rasanya aku merasa benar-benar bahagia. Ini sudah hampir dua bulan aku berkencan dengan Sehun. Dia adalah orang yang benar-benar membuatku nyaman. Hampir dua bulan ini kami berkencan tanpa adanya pertengkaran. Entah itu karena memang kesibukan Sehun atau aku yang terlalu sibuk dengan duniaku, tetapi kami selalu meluangkan waktu di jam makan siang setiap kamis, sabtu dan minggu.Terkadang malam hari di akhir pekan Sehun menjemputku untuk pergi berkencan dan makan malam romantis, atau bahkan mengajakku pergi ke suatu desa di pinggiran Madrid yang terkenal dengan anggurnya. Oh iya, ternyata Sehun adalah pecinta wine, dan kadar toleransiku terhadap wine jauh lebih baik dibanding alkohol lainnya jadi sungguh menyenangkan ketika kami berlibur disana.
Tetapi karena sebentar lagi aku akan menghadapi ujian aku jadi lebih fokus terhadap kuliahku dan mengurangi waktuku untuk bertemu dengan sehun. Seperti kali ini, aku harus mengerjakan tugas kelompok di apartemen Adel karena aku sekelompok dengannya. Sebenarnya aku sedikit malas untuk bertemu dengan wanita satu ini, tapi apa boleh buat, aku harus profesional dalam tugas.
Di tengah-tengah kami mengerjakan tugas tiba-tiba ponselku berbunyi, terpampang wajah sehun denganku saat kami berlibur di pedesaan karena aku memang memakainya untuk ava nomor sehun. Aku segera mengambil ponselku dan berdiri di dekat jendela sambil merapikan rambut lalu menggeser tombol hijau.
"Selamat siang tuan Sehun, apakah ada yang bisa aku bantu?" Kataku sambil tersenyum ramah menirukan suara resepsionis.
Sehun terkekeh mendengarku demikian dan matanya sedikit menyipit. "Selamat siang nona muda Oh Mari. Tentu saja, bisakah anda memberitahu anda dimana sekarang?"
Aku menggigit bibir bawahku saat sehun meletakkan marganya di namaku. "Maaf tuan, bisakah anda tidak menggoda gadis belia."
"Ya! Aku bahkan hanya berbeda lima tahun denganmu. Ayolah sayang, sebenarnya kau sedang berada dimana. Aku merindukanmu." Katanya kesal karena aku terus menerus menggodanya.
"Ara Ara. Aku sedang mengerjakan tugas kelompok di apartemen salah satu teman kelasku. Mungkin aku akan selesai dua jam lagi. Kenapa ?" tanyaku sambil melirik ke arah jam untuk memperkirakan berapa lama lagi tugasku selesai.
Sehun yang mendengar jawabanku mengerucutkan bibirnya dan membuat ekspresi sedih. "Kenapa lama sekali, aku bahkan sudah tidak bertemu denganmu dua minggu ini. Kirimkan lokasinya, aku akan menunggumu disana. " katanya cepat lalu mengakhiri telfon kami.
Aku hanya membuang nafas, terkadang dia memang seperti itu jika tidak ingin di tolak. Tak lama aku mengirimkan lokasiku ke nomor Sehun agar dia tidak marah. Lalu ketika aku berbalik hampir saja aku memecahkan vas bunga milik Adel, karena terkejut melihat adel dibelakangku memperhatikan. "Pacarmu oke juga." Katanya lalu berlalu menuju ruang tamu untuk meletakkan pop corn sebagai suguhan.
Aku heran sejak kapan dia berada disana, dan apakah tadi dia mengupingku, lalu kenapa juga dia mengatakan oke. Aku lalu menggelengkan kepalaku, mencoba mengusir pikiran anehku kemudian melanjutkan mengerjakan tugas.
Tak lama pintu apartemen Adel berbunyi, aku tahu siapa ini jadi aku meminta ke Adel agar mengantarku kedepan dan membukakan pintunya. Dan benar saja ketika didepan pintu, wajah tampan Sehun muncul dengan harum khas parfum musk nya. Dia mengenakan kaos biru bergaris dengan jaket denim dan celana hitam serta sneaker, yang membuatnya terlihat seperti anak kuliah sungguhan.
"Halo, maaf perkenalkan aku kekasih Park Mari." Katanya sambil mengulurkan tangan saat mengetahui ada Adel disampingku.
Adel yang entah kenapa wajahnya seperti terkejut lalu menerima jabatan tangan Sehun. "Silahkan masuk, aku Adelia Grum, teman sekelas Mari."
KAMU SEDANG MEMBACA
R E G R E T
Fanfictionaku Park Mari. aku berusia 22 tahun, dan aku masih menjadi mahasiswi. ya aku mahasiswi pertukaran pelajar yang kini berada di negeri sepak bola. Madrid. semua berjalan normal sebelumnya, hingga suatu hari aku bertemu dengan dosen super tampan dari n...