Chapter 17 - All I Ask

151 15 4
                                    

"Mari gwenchana ?"

Aku menoleh melihat ke arah sumber suara. itu adalah suara pertama yang membuatku tersadar jika ini bukanlah sebuah lelucon. Lalu aku menolehkan kepalaku ke arah Pat. "Bisakah kita segera menuju ke kamar? Kurasa aku sedikit pusing." pintaku pelan yang di angguki oleh Pat.

"Biar aku yang membantu membawakan koper dan barang bawaannya. Kau pergilah terlebih dahulu. Hati hati oke?" ujar Jongin sebelum aku dibantu Pat meninggalkan ruangan tadi.

Ketika aku akan meninggalkan hall tadi, tiba tiba aku mendengar kalimat yang membuatku berhenti untuk mendengarkannya "terima kasih telah mengundang saya. Saya sangat bersemangat untuk menghadirinya, terutama karena adanya sosok yang benar benar saya rindukan."

Semua orang tertawa mendengarkan kalimat yang baru saja dia lontarkan. Bahkan ada mahasiswa lainnya yang aku tahu dia adalah mahasiswi ilmu exsact penasaran, "apakah dia ada disini? Apa itu alasannya anda masih sendiri?"

Pertanyaan yang sangat wajar untuk ditanyakan ketika acara gathering seperti ini terutama untuk pria tampan sepertinya. Namun tidak denganku. Mendengar suaranya saja membuatku ingin segera pergi dari sini.

"Yes, she already stole my heart and make me being crazy when she leave me. Perkenalkan namaku Oh Sehun. Semoga acara ini dapat berjalan lancar." usai mendengarnya aku sempat berhenti dan melihat para peserta bertepuk tangan untuk pria tadi.

Oh Sehun. Sosok yang membuatku sempat merasa jika dia hanya memanfaatkanku. Kini dia kembali hadir di tengah kehidupanku setelah aku berhasil menghindarinya selama ini. Bahkan kini sosoknya memiliki kumis tipis di sekitar bibir atasnya.

Lalu aku segera melangkahkan kaki keluar dari hall tadi. Kami berjalan ke arah ruang panitia dan Pat meminta informasi kamar kami.

Pat mengantarkanku ke kamar dan segera membuatkanku teh hangat ketika aku berjalan menuju balkon yang mengarahkan pemandangan ke arah laut.

"Maria, ini minumlah." ujarnya saat selesai membuatkanku minum.

Aku segera duduk di kursi dan menyesap teh buatan Pat. " bukankah kalian sudah berpisah?" tanya Pat penasaran.

Aku mengangguk sembari meletakkan cangkir tadi di atas meja di depanku.

"Lalu kenapa pria itu datang kemari?" tanyanya kesal. Akupun juga tak tahu bagaimana bisa kampus kami bekerjasama dengan perusahaannya, hingga mengajukan Sehun sebagai perwakilan. "Aku tidak tahu Pat." jawabku sambil menatap ke arah Pat.

Pat yang melihatku menatapnya segera meraih tanganku sembari berkata," jangan khawatir Maria, we will save you. Bahkan kupastikan aku akan menendang perutnya jika dia berani menyentuhmu, apalagi membuatmu menangis."

Aku tersenyum mendengar ucapan Pat. Sungguh dia benar benar kesal dan menyayangiku, meski aku tahu jika dia sedang terikat kontrak menjadi model di perusahaan Sehun.

Hampir dua jam aku meringkuk di dalam kamar. Aku bahkan mengabaikan ponselku yang sejak tadi berbunyi. Selama dua jam juga aku berada di kamar untuk merapikan bajuku dan kulanjutkan dengan berendam di dalam bath up.

"Mari, apakah kau memesan layanan penginapan?" tanya Pat ketika aku sedang bercermin di dalam kamar mandi.

"Andwe, memangnya kenapa?" jawabku sembari berjalan keluar kamar mandi.

Masih dengan wajah yang heran, Pat menunjukkan makanan yang baru saja datang, "Look at this."

Disana terdapat sebuah pot besar makanan berisi sup seafood, grill beef, tak ketinggalan cake jeruk khas pulau ini.

R E G R E TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang