five

5.7K 291 9
                                    

Betapa nikmatnya minum coffe,pahit diawal manis diakhir,seperti kehidupan.

_______________________________
Setelah ciuman waktu itu,aku tidak bisa berpikir jernih setipa bertemu dengan oliver.Seperti saat ini,kami sedang makan malam.Dia terus menatapku hangat.

Mungkin sekarang bisa dikatakan hubungan kami ini mulai berjalan baik.
Setelah Semua yang kami bicarakan di apartemenku.

"Sayang,ada apa?kamu melamun sejak tadi" aku menggeleng.
"Tidak apa apa aku tidak melamun,hanya saja aku memikirkan jadwal pemotretanku akan padat mulai besok sampai dua bulan kedepan.

Kulihat dia menarik nafas lesu.
" itu berarti kita akan jarang bertemu?"aku mengangguk.
Aku melakukan pemotretan tidak hanya di sini,tapi dibeberapa negara.Jadi kemungkinan kami akan jarang bertemu.
"Kenapa tidak berhenti saja"
"Tidak,oliver-"
" sayang!"tegasnya,aku mengernyit tidak mengerti maksudnya.
"Panggil aku 'sayang' " aku terdiam,sepertinya akan sulit karena kami baru saja menjalani hubungan ini.Tapi aku akan mencoba.
"Kecuali kalau kau malu,mengakuiku kekasihmu.tidak usah panggil 'sayang'cukup panggil nama saja" saat mengatakan itu,dia tak memandangku lagi,kulihat wajahnya juga murung tidak secerah yang tadi lagi.Aku jadi menyesal,bagaimanapun itu karena ku.Tapi kenapa dia sensitif sekali sih?

Akhirnya aku pindah duduk disampingnya,"hey.."aku menangkup kedua wajahnya,mengarahkan tatapanya padaku.Aku tidak pernah melakukan ini pada pria,karena memang masih dia pria pertama spesial ku setelah dady.
"Maafkan aku" dia hanya diam,aku jadi sedih melihatnya begini."tidak apa apa"katanya,dia menurunkan kedua tanganku dari wajahnya.
"Habis kan makanmu,aku akan mengantarmu pulang" aku tidak suka suasana ini.awkard.
"Ada apa sebenarnya?" aku yakin,tidak mungkin dia sensitif hanya karena aku tidak memanggilnya 'sayang'.Tapi dia tidak menjawabku,dia sibuk dengan ponselnya.Apa sih yang spesial diponselnya hingga dia mengabaikanku?

"Aku tidak mau makan lagi,ayo pulang" aku menghentakan kakiku,meninggalkanya disana.kulihat dari kaca pintu restoran ini,dia meletakan uang dimeja itu dan mengejarku.

"Hey,kau mau kemana?" tanyanya setelah langkah kami sejajar,dia hendak memegang tanganku tapi aku menepisnya.
"Baiklah,ayo pulang"dia berjalan cepat,meninggalkanku.
" kenapa rasanya sakit ya,ketika dia bersikap begitu"tanpa kusadari air mataku menetes.Kulihat dia berbicara dengan seseorang ditelpon,mimik wajahnya berubah marah dia membanting stir mobil berulang kali.Siapa yang menelponya dan kenapa dia marah?.Dia tidak baik baik saja,aku tau itu.

Aku menemuinya"ada apa"aku mencoba memegang bahunya pelan,tapi dia malah menepisnya dengan kasar dan memebentakku"JANGAN SENTUH AKU SIALAN!"aku terkejut,aku mundur dan berlari dari situ.Aku tidak pernah diperlakukan siapapun seperti itu,bahkan kedua orang tuaku,aku menangis.

Aku sudah berjalan lima menit,dan kakiku mulai pegal.Mungkin karna hells yang kupakai ini.

Aku tidak naik taksi karena tasku beserta isi isinya ada dimobil Oliver.

Aku lelah,tapi tidak mungkin aku berhenti.ini sudah malam,bisa jadi disini banyak orang yang mencari mangsa aku berjalan cepat,hingga
Grep
Sepasang tangan memelukku sangat erat dari belakang.Aku sempat takut,tapi kemudian aku tau ini siapa dari wangi parfumnya.
"Jangan lakukan ini lagi,aku sangat takut kehilanganmu,kau tidak tau betapa khawatirnya aku tadi" dia kalap,bahkan dia memelukku lebih erat.

"Kau juga,marah padaku.Aku tidak suka" kataku sambil menangis.
"Maafin aku sayang" dia menarikku,memutar tubuhku menjadi menghadapnya.Dia mengusap air mataku denga lembut,lalu mencium kedua mataku bergantian.
"Aku hanya ingin kau memanggilku dengan sayang saja,tapi jika itu membuatmu meninggalkanku lebih baik tidak usah panggil aku sayang" katanya.Ya Tuhan,setakut itukah dia kehilanganku?.
Aku memeluknya,sangat erat.
"Aku tidak keberatan memanggilmu sayang,dan aku tidak malu.karena aku cinta sama kamu,aku sayang sama kamu.tapi bukan itu yang membuatku sedih dan marah lalu meninggalkanmu" jelasku,dia mengangguk dipelukanku."aku tau,dan aku juga cinta sama kamu.Tadi aku bukan bermasud kasar sama kamu"katanya.
"Itu karena mereka sudah mulai bergerak lagi,dan aku marah lalu tiba tiba kau datang akhirnya tanpa sadar aku melampiaskanya padamu"lanjutnya menjelaskan panjang lebar.
" mereka siapa maksudmu?"aku bingung,bergerak lagi?
"Itu orang suruhan orang tua sani,tapi kau tenang saja aku sudah menyuruh orang suruhanku untuk membereskanya" aku mengangguk,mencoba tenang meski sebenarnya aku juga merasa tidak tenang.

MR.OLIVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang