1.2

1K 201 36
                                    

WARNING KIYON!

++++++++++



Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
dia tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin. Dia berlari mencari jalan keluar dari hutan ini, nafasnya yang terengah membuat keringat dingin bercucuran meluruh, membasahi kaos putihnya.

Kabut tipis itu kian hilang menampakan sosok yang sangat dia kenal. Dia jelas berjalan mendekat, senyumnya jadi sumringah, tapi saat langkahnya hendak menggapai tangan yang sedari tadi terulur, tubuhnya malah terplosok pada jurang yang sangat dalam. Dia berteriak ntah siapa yang akan mendengar, rasanya tubuhnya tak sampai pada dasar juga.

Dan dia terbangun saat tubuhnya berkali-kali di guncangkan. Suara khas Ibunya pun kini menyelinap pada gendang telinganya.

"Yona... Yon."

Dia mulai mengatur nafasnya, kini matanya melihat sosok Ibunya yang memandang nya dengan mimik wajah khawatri. Lagi lagi dia bermimpi, mimpi yang sama, dia kehilangan sosok kekasih imajinasinya, didalam mimpi, dia sama sekali tak bisa menggapai kekasihnya itu, padahal apa bedanya imajinasi dan mimpi? bukan kah sama? sama sama berada dalam bawah sadar kita? 

Pada kenyataan nya mimpi dan imajinasi adalah dua hal yang berbeda.

Mimpi itu bunga tidur yang hadir karna pengalaman bawah sadar yang melibatkan , pikiran, perasaan, atau lainnya, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat. Sedangkan imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan dalam angan-angan atau menciptakan sendiri suatu kejadian atau bahkan gambar. 

"Mimpi buruk lagi?" Ibu nya yang sudah menghapal tentang mimpi Yona, hanya menatap anaknya itu dengan perasaan iba. Seorang ibu pasti akan khawatir jika anaknya merasa ketakutan, walau Yona bukan anak kecil lagi tapi tetap saja Yona adalah anak satu satunya. Tentang mimpi yang selalu hadir beberapa malam terakhir memang membuat dia jadi tak tenang, dia takut kalau dalam mimpi nya akan menajdi kenyataan, dia akan kehilangan sosok kekasihnya itu. Ntah apa yang diharapkan Yona, padahal cepat atau lambat imajinasinya pasti akan sirna, sampai kapan hidup didokrin oleh kebahagian yang fana? padahal diluar sana banyak kebahagian nyata yang menunggunya. 

Dia menyandarkan tubuhnya pada ranjang kasur, dia hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan ibunya. Ibunya sedikit merangkulnya memberikan ketenangan pada Yona.

"Yaudah sekarang cepet mandi ya, papah udah nunggu dibawah, lain kali sebelum tidur berdoa dulu ya."

Lagi lagi dia hanya menghembuskan nafasnya, melihat Ibunya yang menutup pintu, dia sedikit melirik lukisan hasil tangan nya sendiri, dia tersenyum melihat potret kekasih dalam imajinasinya. 



..
.
.



Waktu rasanya berputar begitu cepat, Yona dan Diandra kini sedang menikmati makan siang mereka di kantin sekolah, sebenarnya Yona malas sekali harus berlama lama ditempat ramai, tapi dia jauh lebih malas kalau harus mendengar Diandra yang terus memaskanya sepanjang hari. Memang Diandra lah yang mengajaknya kesini, karna biasanya Yona akan menghabiskan waktu istirhat hanya berdiam diri dikelas, melukis atau bahkan tidur. 

Diandra selalu mengtakan kalau Yona itu cupu, gak waras, karna hanya Yona lah yang senang berlama-lama dikelas tanpa rasa bosan.

"Yon, lihat tuh, si Nat. iuh mual gw liatnya." Diandra menatap begitu tajam, Yona jadi mengikuti pandangannya, disana terlihat wanita yang memang jauh lebih cantik dari Diandra. 

Yona yang dikenal cuek hanya mengangguk, menyeruput es teh manisnya. "Pantes cowok inceran lo jadi ngelirik dia, cowok juga gak bego ya." 

Diandra yang mendengar langsung membulatkan matanya, memfokuskan dirinya pada Yona."Heeee maksud ngana apa?"

"Ya, you bisa cerna sendiri aja lah ya"

"Hih sinting ya punya temen kaya lo, bukannya belaiin temennya malah dukung orang lain."

Yona tak mau ambil pusing dengan ucapan Diandra, dia dengan wajah tak berdosanya malah melanjutkan makan siangnya yang tertunda. Diandra yang melihat, berkali kali mendengus sebal, bersahabat dengan Yona memang harus sabar.

Saat dirasa perutnya sudah terisi penuh, Yona dan Diandra kembali kekelas, ada dua pelajaran lagi yang harus mereka lewati sebelum jam pulang.

Jam istirahat sudah habis tapi masih banyak siswi yang terlihat duduk didepan kelas bahkan ada yang sibuk berlarian layaknya adegan pada film India. Karna Diandra yang trus mengajaknya mengobrol, mereka berdua tidak tahu ada seorang siswi yang berlari ke arah mereka.


Bruk!!



Botol dengan merk khas kesayangan Ibu-ibu terlihat mengelinding membentur ujung dinding, terjatuh dari tangan sang pemilik, bahkan makanan yang dibawa pun jadi berserakan dilantai.

Yona tersentak, dia langsung menyamakan tubuhnya dengan seseorang yang baru saja dia tabrak. Sebenarnya bukan salah Yona, tapi orang itu lah yang berlari seenaknya.

"Sory sory.." kata Yona mengambil botol minum milik seseorang itu.

Gadis yang memiliki tinggi hampir sama dengan Diandra itu terlihat terburu-buru. Dia hanya mengangguk menjawab permintaan maaf Yona, dia langsung mengambil botol miliknya dan berlari lagi.

Bahu Yona yang sedikit tertabrak otomatis membuat tubuhnya berputar, dia jadi melihat punggung orang itu yang berlari semakin jauh. Saat orang itu tak terlihat lagi, dari arah yang berlawanan gadis lainnya berlari mengejar, menerobos baris celah antara Diandra dan Yona.

"Misi misi.." kata Siswi itu saat melewati Yona dan Diandra.


"He Kinal! Tunggu!"





















Bersambung

#TeamVeNalID

Sudut pandang gw dan Yona dilakukan random. Thx.

IMAGINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang