3.4

538 123 12
                                    

Matanya terbuka, dia bisa menghirup aroma tubuh Kinal yang selalu membuatnya nyaman, semua ucapannya hanya terlintas dalam bayangan yang tak nyata.

Sekali lagi suara itu bertanya, dia tersadar menggelengkan kepalanya, menjauhkan tubuh Kinal dari nya.

"Aku tidak apa-apa."

Jauh dari apa yang ada dibayanganya, dia tak mampu untuk berbicara sejujur itu pada Kinal, kalau dia mencintainya kalau dia tak menyukai Nina dekat dengan Kinal.

Matanya yang tersorot sayu membuat Kinal menyentuh rambutnya yang pendek, memberikan sentuhan tanda kepedulian, dia bisa merasakannya kalau Kinal mengkhawatirkannya.

"Cepat sehat, aku tidak bisa melihatmu sakit."

Senyum tipis jelas dia berikan pada sang pemilik hatinya, dia merasa bahagia jika berada didekat Kinal, sekalipun itu hanya sebatas kata teman.

Dia pun mengangguk, kembali tersenyum menarik bibir pucatnya, tanpa dia duga Kinal kembali memeluknya lebih hangat dari sebelumnya, dengan ragu tangan nya mulai terangkat membalas pelukaan itu, rasanya semua kecemburuannya lebur begitu saja, dia tak lagi mengingat, betapa sakitnya tadi, karna yang sekarang dia rasakan hanya kebahagian yang tak pernah bisa dia dapatkan dari siapapun.

Andai kejadian ini hanya ada dalam imajinasinya, rasanya dia berharap ini tak akan segera berakhir, dia ingin bahagia walau dalam imajinasi sekalipun.

Dia benar-benar ingin memiliki Kinal walau dalam imajinasinya.

Rumahsakit yang sepi, hanya ada gerak gerik jam yang terus berdenting, semua orang yang datang kesini mempunyai satu harapan.
Dapatkan kondisi yang lebih baik,menyerap nutrisi obat-obatan, dengan resep tulisan tangan.

Berada dirumahsakit memang membosankan, tidak ada satu orang pun yang senang berlama-lama di rumahsakit, tak terkecuali Yona. Sejak pagi tadi, dia hanya ingin pulang, dia rasa kondisinya akan jauh lebih baik kalau dia dirumah, bukan didalam rumah sakit dengan segala alat medis yang membuatnya semakin tak tenang.

Sekarang Kinal sudah kembali duduk dihadapan Yona yang setengah berbaring, waktu sudah cukup sore,seharusnya Kinal pulang, tapi Kinal rasa bertahan sedikit lebih lama untuk menunggu Yona membuatnya tenang juga, dibanding harus berdiam diri dirumah dan mengkhawatirkannya.

Kinal mengambil buah yang tak pernah ia sukai dalam hidupnya, menurutnya buah itu memiliki rasa yang aneh, dan dia tak pernah habis fikir kenapa banyak orang menyukai buah ini.

Ya, Jeruk. Kinal memang tak pernah suka dengan jeruk, padahal jeruk adalah buah dengan sumber vitamin yang banyak, terutama vitamin C.

Vitamin C sendiri merupakan salah satu vitamin penting yang dibutuhkan oleh tubuh, vitamin C bisa mencegah berbagai macam infeksi karena vitamin C dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh

"Apa kamu mau buah?" Kata Kinal, dia sudah mengupas kulit jeruk itu, bau nya langsung menyergap hidungnya, dia tak tahan sebenarnya tapi untuk Yona dia melakukannya.

Yona tak mengangguk ataupun menggeleng, Yona selalu seperti itu tak pernah menajwab dengan pasti, tapi Kinal sudah tahu bagaimana Yona, jika diam itu berarti iya, dan Kinal pun langsung menyodorkan satu daging buah jeruk dan Yona membuka mulutnya, menguyahnya secara perlahan, merasakan bulir yang pecah didalam mulutnya.

"Manis kan?"

"Iya."

"Tapi ini tidak lebih manis dari senyum yang kamu tunjukan kepadaku." Kata Kinal lagi menyodorkan lagi satu buah jeruk pada Yona.

Mimik wajah Yona seolah menahan senyum, dia tahu ucapan Kinal hanya bualan, jadi dia tak ingin membuat Kinal merasa menang karna membuatnya tersipu malu.

"Itu kata-kata yang bagus."

Kinal menggelengkan kepalanya, dia selalu gemas akan tingkah Yona, menurutnya Yona terlalu gengsi untuk menunjukan bahwa dia bahagia.
"Jangan terlalu sering menekuk wajahmu, kamu itu cantik Yona."

Bukannya tersenyum, Yona seolah marah, dia malah menekuk wajahnya."Aku tidak ingin memakan buahnya lagi, kalau kamu terus mengatakan itu."

Dan Kinal benar-benar menarik senyumnya, dia seolah ingin menggoda Yona terus menerus. "Apa? Mengatakan hal yang membuatmu bahagia begitu?"

"Ya, aku tidak suka." Jawab Yona menggunakan nada yang sangat culas.

Bukannya takut, Kinal malah ingin membuat Yona mengatakan kalau dia bahagia, bukan menutupinya dengan bersikap seolah tak suka.

"Kenapa? Takut semakin jatuh hati kepadaku? Begitu?" Ucap Kinal dengan senyum penuh arti.

Yona langsung memandang penuh kebencian, dia tak menyukai keadaan yang membuat hatinya bergejolak, dia hanya takut kalau Kinal akan mengetahui kalau dia menyukainya. Dan dia juga tahu, apa yang Kinal katakan hanya sebuah lelucon.

"Haha aku hanya bercanda, cepat kunyah buahmu itu. Aku akan pulang setelah kamu selesai memakannya."

Benar apa dugaan Yona, kalau Kinal hanya sedang menggodanya, beruntunglah Yona tak memberi respon yang berlebihan, lagi pula Yona bukan seseorang yang gampang tersanjung akan sebuah pujian atau gombalan, walau itu Kinal sekalipun.

"Kalau begitu aku tak akan menguyahnya."

Kali ini Kinal lah yang di buat tersenyum akan ucapan Yona. Akhirnya Yona mau mengatakan, kalau dia memang tak ingin jauh dari Kinal, walau tak secara gamblang dia mengatakan itu tapi Kinal jelas tahu, apa maksud ucapannya.

"Hm ternyata kamu punya sisi wanita juga."

"Maksudmu?"

"Tidak ingin jauh-jauh dariku kan? Manja sekali, aku pikir kamu wanita kuat yang tak pernah butuh siapapun."

"Pulanglah sekarang!" Yona tidak suka jika ada seseorang yang menganggapnya lemah, dan ucapan Kinal tadi mengarah kesana, walau apa yang Kinal katakan ada benarnya juga, untuk saat ini dia tak ingin jauh dari Kinal, tapi tetap saja Yona tak ingin terlihat lemah.

Kinal terbahak, dia mengacak-acak rambut Yona, dia tak menyangka kalau Yona akan seserius itu. "Na..na haha, santai sedikit lah Yona, kamu terlalu serius."

Yona diam memandang jengah pada Kinal yang tertawa. Dia langsung menepis tangan Kinal yang berada di kepalanya.

Melihat reaksi Yona. Kinal menghentikan tawanya, dia menyentuh ujung bibir Yona dan menariknya pelan.

"Sudah ku bilang aku tidak suka kalau kamu terus menekuk wajahmu. Senyum Yona dan aku menyukaimu."






































Bersambung.

#TeamVeNalID

Tersenyumlah maka aku akan menyukaimu.
-Masha

IMAGINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang