Bertengkar (?

152 20 15
                                    

Kini malam telah berganti pagi. Sejak tadi Jaehwan dan Haejin saling diam dan melakukan kegiatanya masing-masing. Haejin sibuk menyiapkan makanam begitupun Jaehwan yang sedang memainkan ponselnya. Sunyi menghampiri mereka. Tapi, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi..

Tungggu.

"Jae.."

"hmm?" jawab Jaehwan singkat.

"kau dengar suara itu?" tanya Haejin pada Jaehwan dengan hati-hati.

"apakah tetangga kita memiliki bayi?" tanya Haejin selanjutnya.

"Tetangga kita jauh mana mungkin suara tangisan bayi terdengar hingga kemari"

"jadi?" mata Haejin dan Jaehwan membulat mereka berdua lari dari dapur hingga teras rumah mereka dan membuka pintu.

"bayi siapa Jae??" ucap Haejin terkejut.

"yang pasti bukan bayiku..." jawab Jaehwan.

"aku tahu, mana mungkin kau bisa memiliki bayi.."jeda Haejin "kau kan namja"lanjut Haejin dan Jaehwan hanya meratapi bayi yang ada didepan rumah mereka.

"hah?.." ucap Jaehwan bingung. "kita apakan bayi ini?"

"mana aku tahu, aku saja belum memiliki bayi"

Tangisan bayi itu semakin kencang hingga membuat Haejin dan Jaehwan merasa bingung.

"gedong Haejin!!" seru Jaehwan.

"ma..Mana bisa?!, kalau dia patah tulang karena ku bagaimana?" Ujar Haejin kebingungan.

"kau kan perempuan harusnya kau bisa mengasuhnya!"

"mana bisa! aku anak tunggal dan tidak memiliki seorang adik.. kau sendiri bagaimana??"

"aku juga anak tunggal"

Disela mereka berdebat, bau yang tak sedap dicium oleh keduanya.

"hei! apa kau kentut?!" tuduh Haejin

"tidak, asal saja kau kalau menuduh! sudah jelas kau yang kentut.."

"ani!, jadi..?" Haejin melirik bayi yang ada di ranjang bayi dan ditutupi selimut itu.

"bawa kedalam Jae kasihan dia kedinginan, kau mau membeli popok untuknya?"

"Jadi kau akan mengurusnya?" tanya Jaehwan.

"bukan aku. Tapi kita, mana sanggup aku mengurusnya sendiri.."

"lalu kerja mu?" tanyanya kemudian.

"Aku akan izin atau mungkin aku keluar saja.. Aku tahu kau tidak akan mempercayaiku.."

Jaehwan terdiam, ini bukanlah keinginanya. Apakah ia salah karena ia marah dengan Haejin?. Dia tidak merasa bersalah karena apa yang ia lihat adalah didepan matanya.

"Jae jangan bertengkar sekarang. Jadi bagaimana dengan bayinya?" ucap Haejin.

"kau bisa mengganti popok?"

"lihat internet!, aku akan mempelajarinya. Setelah ini kau mau mengantarku ke kantor polisi?.."

Jaehwan mengerutkan dahinya "untuk apa?"

"ya kita melaporkan anak hilang.."

"dia kan tidak hilang"

"aish!, pabo-ya!.." ucap Haejin menahan kesalnya.

"sudahlah sekarang jam?.." Jaehwan melihat jam dinding lalu membulatkan matanya.

"HAEJIN KU TERLAMBAT.." suara Jaehwan membuat bayi itu menangis lagi Jaehwan lari tuk mandi. Setelah itu ia bersiap.

Multiple Personality >< Kim Jaehwan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang