Perlengkapan Bayi (?)

167 18 9
                                    

Jaehwan pulang kantor lebih awal, karena apa?, ya entah kenapa ia ingin pulang cepat hari ini. Mengingat Haejin pasti kesusahan menenangkan sang bayi. Sebenarnya, kemarahan Jaehwan tidak seberapa dengan rasa sayangnya Jaehwan kepada Haejin. Dan, entah sejak kapan ia mulai menyukai Haejin. Ia menyukai Haejin yang kadang posesif pada dirinya, Menyukai Haejin yang melayaninya, menyukai Haejin ada didekatnya. Tapi, apakah Haejin menyadarinya?. Jaehwan sadar akhir-akhir ini kepribadiannya jarang sekali keluar, karena Jaehwan menahan kesadaranya saat kepribadianya yang lain akan muncul meski menahan rasa sakit kepala yang luar biasa.

"Haejin, aku pulang" ucap Jaehwan kepada istrinya itu. Tak dapat jawaban dari Haejin. Kemana ia? pikir Jaehwan ia mencari Haejin hingga kemar. Tenyata, Haejin tertidur dengan bayi yang baru ia dan Haejin temui.

Jaehwan menatap istrinya lembut sambil bebaring di sebelah kanan bayi, ia jadi berfikir apakah Haejin mau memiliki bayi bersamanya?. Jaehwan jadi senyum sendiri. Pasalnya, ia tak berani untuk menyentuh Haejin tanpa izin darinya dan, ia malu untuk meminta izin.

Mata Haejin terbuka dan terbelalak melihat Jaehwan sudah ada di kamar dan tertidur disana. Dan bayinya pun masih tidur. Haejin tersenyum melihat bayi itu dan berpikir kapan Jaehwan akan melakukanya?. Namun, pikiran itu ia buang jauh-jauh. Ia menduga bahwa Jaehwan tidak mencintainya sama sekali.

"untuk apa kau memandangiku?" ucap Jaehwan dingin.

Mata Haejin menerjab beberapa kali. Jinyoung? batin Haejin.

"a..Aku..Aku.. Tidak.." ucap Haejin kelabakkan.

Jaehwan tersenyum tipis. "lalu apa yang sedang kau lakukan?"tanyanya lagi. "apa kau mencintai orang ini?, orang lemah ini? kau mengaguminya hah?" tanyanya lagi.

"aish, mulutmu menyebalkan sekali Jinyoung!, untuk apa kau keluar?.."

"untuk melihatmu.." ucapnya singkat.

Haejin sedikit tersenyum.

"jangan tersenyum.." ucap Jinyoung sambil memberi isyarat mendekat dan Haejinpun mendekat. Lalu Jaehwan mengetok kepala Haejin.

"jangan salah paham!" ucap Jaehwan.

"ahk.." ringis Haejin. "ada apa denganmu?" tanyanya kembali.

"Aku mau pergi.." ucap Jaehwan..

"Ji..Jinyoung..,",ucap Haejin menahanya.

"mwo?" - Jaehwan.

"apa kau tahu bagaimana perasaan Jaehwan padaku?, perasaanku tersiksa karena dia telah salah paham padaku, jika bukan karena bayi ini mungkin dia tidak bicara padaku sekarang. Kau benar aku menyukainya Jinyoung. Tapi dia salah paham padaku. Aku harus bagaimana?.." tanya Haejin pada Jinyoung sambil menangis.

"aku mana tahu" ucap Jaehwan. " jika kau akan menyakinkanya.." ucap Jaehwan terputus.

"yakinkanlah, karena dia orang yang lembut dan pastinya lemah!"

Setelah bicara seperti itu Jaehwan sedikit memegangi kepalanya dan melihat Haejin sudah terbangun.

"kau bangun?, kaja kita ke kantor polisi.."

"a..Ayo.." jeda Haejin " kau tidak lelahkah?"

"ani.." ucap Jaehwan

....

Setelah melapor kekantor polisi, Jaehwan memberhentikan mobilnya di sebuah toko perlengkapan bayi.

"Jae.. Kita mau apa kesini?" ucap Haejin .

"membeli perlengkapanya, kaja!.." ucap Jaehwan semangat.

Haejinpun hanya mengikuti Jaehwan yang memilih, Jaehwan sangat semangat memilihkan barang tuk keperluan sang bayi. Seakan dialah menjadi sosok ayah yang bahagia karena bayinya telah lahir. Lucu bukan?.

"Haejin kau lebih suka yang mana warna pink atau biru? atau ini yang ungu?.. Ah, ini ada yang bagus.." ucap Jaehwan sambil mengambil beberapa barang perlengkapan makan.

"Jaehwan dia masih terlalu kecil untuk makan, bagaimana kalau kita membelikan ia baju?"

"belum bisa?, kaja kita membeli mainan untuknya, susu?. Oh iya apa dia alergi susu?.. Setelah ini mau priksakan dia? atau bagaimana?.."

Haejin tersenyum, jika ini benar-benar anak mereka, mungkin Jaehwan akan memperlakukanya sama, atau lebih?. Yang Haejin ketahui adalah Jaehwan bisa menjadi sosok ayah yang baik.

"kita periksakan dia lebih dulu.."

"iya iya, lalu kita belikan apa lagi? kaus kaki? sarung tangan? baju? celana? popok? eum... ranjang tidur! keperluanya banyak sekali ternyata.." ucap Jaehwan terkekeh kecil.

Haejin mengangguk. "ternyata kau tahu banyak tentang keperluan bayi.." Haejin tertawa kecil.

"aku mempelajarinya di Internet.." ucap Jaehwan.

Pelayan toko tiba-tiba sangat terkejut melihat ada Jaehwan disana, ia sesegera mungkin menghampiri Jaehwan dan Haejin.

"presedir Kim, ada yang bisa saya bantu?.." ucap sang pelayan gugup.

"saya akan membeli perlengkapan bayi.."

Dengan sergap para pelayan melayani Haejin dan Jaehwan disana. Haejin baru tahu, jika Jaehwan begitu di hormati sampai-sampai para pelayan bekerja begitu perhatian.

Haejin menerjabkan matanya beberapa kali, karena disana ia harus memilih yang mana menurutnya paling bagus. Dan semua barang disana pastinya tak murah.

Pelayan disana menjelaskan yang mana yang bagus dan begitu banyak pilihan.

Haejin memberi isyarat pada Jaehwan apa ini?, dan Jaehwan hanya tersenyum.

"nyonya Kim, ayo sihlakan memilih.."

"a.. I..Iya.." ucap Jaehwan.

Jaehwan pergi sebentar tuk menerima telpon dengan nomer yang tak dikenal.

Ia menyeritkan dahi

"yeobseyo?.." ucap Jaehwab menerima panggilan itu.

"kau dimana?, telah lama aku menunggumu" ucap orang yang menelpon. Suaranya berat dan berbisik.

"Yeobseyo, si..Siapa ini?.." ucap Jaehwan tak mengerti.

"kau tidak ingat 17 tahun lalu?.." Ucap si penelpon terkekeh kecil. "aku sudah pulih, sepertinya kau memiliki keluarga baru hah?.."

Jaehwan menyeritkan dahinya.

"Jaehwan... Kau ingat tentang penusukan itu?, hah, apa ingatanmu telah memudar?. Kau pasti ingat bukan?"

Mata Jaehwan membulat.

"KAU SI BAJINGAN ITU?!" jawab Jaehwan terkejut dan juga marah.

"santai.. kau tak usah marah begitu.. Ternyata kau masih baik-baik saja dan kau sudah dewasa.." ucapnya lagi.

"aku akan datang dan giliran wanita itu bayimu dan kau!" ucapnya dan menutup telponya begitu saja.

Jaehwan menggelengkan kepalanya. Tidak!, ini tidak mungkin. Untuk apa paman itu?. Jaehwan menatap Haejin dengan perasaan takut. Ia jadi ingat betapa sadisnya orang itu menusuk orang tuanya. Mata Jaehwan memerah dan kepalanya menjadi sakit ia terduduk.

"Jae..A..Ada apa dengan mu?.." ucap Haejin khawatir.

~

Makin absurd woeh..😭😭

Multiple Personality >< Kim Jaehwan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang