Masalah..

137 19 10
                                    

Haejin melihat foto pernikahan mereka, Ia berpikir kenapa ia dijodohkan oleh ibunya?. Dan apakah ini akan baik-baik saja?, setelah ancaman itu Haejin jadi sangat gelisah. Apakah Jaehwan akan baik-baik saja?. Mata Haejin berkaca lagi.

Jaehwan membuka pintu rumah. Haejin buru-buru menuruni tangga dan lari langsung memeluk Jaehwan dengan segala ketakutanya. Mata Jaehwan membulat. Tidak seperti biasanya Haejin melakukan hal seperti ini. Ada apa?.

"Haejin.. Ada apa?" tanya Jaehwan mengelus surai Haejin. Haejin tidak bisa berkata apapun. Ia hanya menangis.

Haejin menangis hingga tersengguk. "kenapa kau tak bilang kalau kau adalah Jaehwan.." ucap Haejin dalam senggukanya. " kenapa kau tak bilang aku ini adalah sahabatmu?, kenapa kau malakukan hal bodoh itu sewaktu kecil?!!" ucap Haejin kembali.

"sekarang bagaimana ini?, bagaimana kau melindungi dirimu!, aku tidak bisa tenang Jae" ucap Haejin masih dalam pelukkan Jaehwan.

Jaehwan mengerutkan dahinya, Hal bodoh? waktu kecil?.

"apa yang kau maksud hal bodoh yang ku lakukan sewaktu kecil?, melindungi diriku?" jeda Jaehwan. Matanya terbelalak "apa orang itu menelpon mu?!" tanya Jaehwan dengan terkejut.

"paman itu menelpon ku!, dia bilang akan balas dendam. Aku tanya padamu kenapa kau menusuk paman itu dan melemparnya dengan batu yang lumayan besar?" tanya Haejin.

"menusuk orang itu dan... Melemparnya?, aku?. Aku tidak pernah melakukanya!"

"tidak mungkin kau tidak melakukanya!, aku melihatmu dengan mataku sendiri!"

"sungguh aku tidak pernah melakukan hal semacam itu" ucap Jaehwan bingung.

Haejin membawa Jaehwan duduk dan menghapus air matanya sendiri. Haejin mulai menatap Jaehwan.

"sejak kapan kau menderita DID?" tanya Haejin.

"aku.. Sejak kecil, sejak kejadian penusukkan orang tuaku" ucap Jaehwan.

"sewaktu aku membawamu kabur dari paman itu dan paman itu hampir mencelakaiku, kau menyerangnya. Kau sadar kau telah menyerangnya?"

"Aku..A..Aku tidak menyerangnya" ucap Jaehwan sambil mengerutkan dahinya. Namun, ia melihat kilasan-kilasan tentang paman ayah dan ibunya sendiri, kejadian yang begitu menyeramkan.

Clak...

Darah berhasil keluar dari hidung Jaehwan dan ia memegangi kepalanya. Merasa amat sakit.

"ahkk" ringisnya.

"Jae..." Ucap Haejin khawatir.

"ka..kau tidak apa-apa jae..Jae.. JAE.."ucap Haejin menjongkokan dirinya agar berhadapan karena Jaehwan saat ini tengah menunduk, dengan menggunakan lengan bajunya Haejin membersihkan darah di hidungnya.

"jangan.... jangan kau paksakan Jae" ucap Haejin sambil menangis tak tega ia melihat suaminya seperti ini.

Air mata Jaehwan juga terjun bebas dari pelupuk matanya. Tanganya bergetar dan ia hanya memejamkan matanya.

Haejin yang melihat reaksi Jaehwan hanya bisa memeluk Jaehwan dan menepuk punggungnya.

"aku takut Hae.." ucap Jaehwan. "kenapa dia membunuh ayah dan ibuku? apa salah ku dan mereka?".

"aku masih membutuhkan mereka tapi mengapa paman itu tega sekali membunuh ayah dan ibuku. Apakah paman itu tak peduli padaku hingga aku akan dibunuh juga olehnya?. Ada dendam apa ia padaku hingga ia mengusikku dan akan mengusikmu juga? maafkan aku Haejin.. Maafkan aku... Maafkan aku"

Mendengar Jaehwan mengoceh seperti ini membuat hatinya sakit dan sesak. Ia tak ingin melihatnya seperti ini. Apakah ini akan baik-baik saja?

~

Multiple Personality >< Kim Jaehwan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang